30. Semua berakhir [END]

1.9K 189 49
                                    

Jalanan yang lengang dilewati dua mobil berbeda jenis. Satu mobil kecil berplat polisi dan satu lagi mobil van yang berisi manager, Taeyong, Johnny, dan Doyoung.

Belajar dari pengalaman, setelah menerima pesan, manager segera meminta polisi untuk ikut ke lokasi. Begitu sampai, terlihat sebuah bangunan besar berlantai dua dan mobil kecil di sudut. Dari mobil tersebut turun seorang pria berperawakan besar yang manager kenal dari wajahnya.

"Dokter Park? Sedang apa disini?" tanya manager seraya menghampiri.

"Ah, pasienku memanggil untuk segera kesini" jawabnya sambil menggaruk tengkuk.

"Pasienmu.. Haechan?"

Belum sempat tebakan manager dijawab, suara teriakan nyaring terdengar dari atas, memanggil Haechan. Segera polisi serta rombongannya berlari ke dalam.

Manager menarik nafas kaget, begitu didepannya tampak seseorang memegang pisau lipat yang diarahkan pada salah satu anak asuhannya, Haechan.

Entah mereka terlalu fokus berbincang atau kepala mereka penuh pikiran, hingga tak mendengar suara sirine polisi datang. Terlihat dari wajah terkejut ketiga orang disana.

Salah satu darinya menggeram kesal dan berteriak mengumpat pada asisten Park. Manager menoleh kesana kemari untuk mencari orang yang diumpatinya. Dan menyadari "Park" disini hanyalah psikolog Haechan. Apa hubungan orang itu dengan sang psikolog?

Setelah perintah kedua polisi menggema. Orang tersebut semakin menggeram marah dan kakinya menendang sekitar membuat debu yang entah sudah berapa lama tak dibersihkan bertebaran.

Ketika Chanhuk sibuk menyebarkan debu, Haechan merasa pegangan pada pisau itu melemah. Hingga ia mengambil kesempatan ini meski terus menerus batuk sebab kumpulan debu.

Berterimakasihlah pada Johnny yang pernah mengajarinya sedikit ilmu beladiri. Tangan kiri Haechan pun melepas genggaman, masuk kearah dalam dan menebas lipatan siku Chanhuk. Sedangkan tangan kanannya menekan pangkal jari manis di tangan kiri Chanhuk, melemahkan genggaman pada pisau.

Akibat serangan dadakan dari Haechan, pisau lipat itu terlepas dari tangan Chanhuk dan langsung ditangkap Haechan.

"Aku akan menembak kakinya agar dia tidak kabur. Suruh membermu untuk menyingkir" ujar salah satu polisi pelan.

"HAECHAN AWASS!!" Teriak Taeyong.

Sayangnya teriakan itu tidak dicerna oleh Haechan sebab ia sibuk melawan.

Tembakan polisi pun datang bersamaan dengan Haechan yang akan menusuk paha Chanhuk.

JLEB! DOR!!

"AARGH!!!" kini teriakan kesakitan menggema di gudang tersebut.

Chanhuk memegang kaki kirinya dan berguling kesakitan. Kabut debu pun perlahan menipis. Polisi berlari menghampiri Chanhuk untuk segera ditangkap, sedangkan manager dan ketiga member menghampiri Haechan.

"Haechan!"

Darah mengalir di atas lantai semen berdebu. Bukan, itu bukan darah Chanhuk. Melainkan Haechan yang sedang meringkuk, memegangi perut kirinya yang terasa terbakar karena timah panas. Ternyata tembakan polisi meleset.

"Hyung.. sakitt.." lirih pemuda itu disela batuk-batuk. Matanya hampir terpejam dan tangannya bergetar menutupi luka di belakang perut. Polisi yang menyadari hal itu segera memanggil ambulan.

"Jangan pingsan dulu, Haechan! Tahan sebentar" panik manager.

Dengan cepat Johnny meminta kain pada orang disana. Doyoung lekas melepas kemeja luarnya, lalu dilipat sampai berbentuk persegi panjang dan memberikannya pada Johnny. Johnny pun langsung mengikatkan kemeja itu pada perut Haechan. Menahan darah keluar lebih banyak.

Sasaeng || HaechanWhere stories live. Discover now