29. Karena kamu!

1.1K 204 55
                                    

Hari sudah memasuki sore, tapi matahari masih bersinar terik layaknya siang. Meski udara telah berubah sejuk.

"Aku khawatir" celetuk Taeyong.

"Kenapa hyung?" Doyoung bertanya sambil menduduki diri ke sofa.

"Haechan belum balik, mana dia gak makan siang."

"Mungkin dia udah beli di luar" sahut pemuda kelahiran 96 itu.

"Tetap saja hyung khawatir, seperti akan ada yang terjadi."

"Mau mencarinya? Sekalian kita meminta maaf."

Taeyong mengangguk, setuju dengan tawaran Doyoung. Baru saja mereka bangkit, manager datang dengan tergesa.

"Ada yang lihat Haechan?!"

"Ada apa hyung?" Johnny keluar dari kamarnya, menatap penuh tanya.

"Ibunya sudah bangun dari koma, aku menelepon Haechan tapi tak diangkat. Dicari ke luar pun tidak ada."

"Dia ke dorm dream kali?" ujar Johnny memberi kemungkinan.

"Hyung udah kesana, katanya Haechan gak datang. Aduh, gimana ini? apa hyung harus ke polisi lagi? Bagaimana jika kejadian itu terulang.." manager kini membuka ponselnya panik. Taeyong yang dari tadi khawatir ikut panik, begitu pula Doyoung.

"Hyung tenang dulu, kita pikirkan tempat yang biasanya Haechan datangi." Johnny berusaha membuat manager duduk.

Ting!

Suara notifikasi pesan terdengar dari ponsel manager. Tak menunggu waktu yang lama, manager langsung membuka pesan tersebut. Dari nomor asing dan hanya mengirim lokasi. Manager mengernyit heran.

"Siapa ini?" ujar manager.

Ketiga member lain pun melongok ke arah layar ponsel.

"Hyung.. nomor ini... nomor yang pernah menghubungiku saat kita mencari Haechan dulu."

***

Jujur, Haechan tak pernah menyangka hal ini.

Ia kira ketika memasuki gudang itu, ia akan bertemu seorang perempuan. Seseorang dengan rambut sepunggung dan memiliki tinggi yang lebih sedikit darinya.

Ia mengira perempuan bernama Jeon Gaeun yang menemuinya di fansign dan cafe, yang menamparnya waktu fansign, yang mengagumi luka pada pahanya akan berada tepat di depannya sekarang.

Mengapa kini seorang laki-laki yang berdiri disana? Seorang laki-laki yang mengaku sebagai sijeuni dan seorang idol. Seorang laki-laki yang selalu bermain bersama dengannya sampai Jeno kesal. Seorang laki-laki yang secara tak langsung membantunya mencari identitas sasaeng-mantannya saat itu.

"Joko? Sedang apa kau disini?"

Sebenarnya inilah pertama kali mereka bertemu tatap muka. Haechan hanya bisa mengidentifikasi Joko lewat suaranya yang familiar.

"Sudah kubilang namaku Chanhuk, hyung" ujar lelaki itu dengan wajah datar namun tersenyum remeh.

"Ah iya Chanhuk, kenapa kau disini?" ulang Haechan.

"Bukannya hyung sendiri yang ingin bertemu denganku?"

"T-tapi aku kan memanggil sasaeng-mantanmu itu" jawab pemuda tan itu sedikit tidak yakin.

"Pft- ahh aku sudah muak dengan permainan ini. Sebab itulah aku menerima permintaanmu, hyung." Chanhuk kini berjalan perlahan mendekati Haechan.

"Tunggu, jangan-jangan.."

Sasaeng || HaechanWhere stories live. Discover now