28. Bertemu

998 182 42
                                    

Matahari telah tenggelam di ufuk barat, memberi peran kepada bulan untuk menyinari malam. Tiap bangunan dan sisi jalan mulai menyalakan lampu, sebab cahaya bulan yang tak mencukupi.

Kini dorm dipadati kesibukan mempersiapkan makan malam bersama. Haechan dan manager sudah kembali dengan keheninganan.

Semenjak pemuda itu selesai berkonsultasi, ia jadi lebih pendiam. Pikirannya terus dipenuhi perkataan dokter Park. Manager pun tidak sadar. Sedari di psikolog, ia sibuk dengan hpnya, mengurus masalah agensi.

"Haechan, makanan sudah siap!" teriak Taeyong dari arah dapur.

Semua telah berkumpul di meja makan. Berbagai makanan telah tersedia disana. Seperti biasa mereka berdoa sebelum makan. Tapi suasana kali ini ada yang berbeda.

Beberapa orang sibuk dengan hpnya dan sebagian lain melamun. Terasa sangat berbeda jauh dari suasana meja makan pada pagi hari kemarin.

Haechan mengunyah sedikit makanan sembari meremas tangan sendiri. Ia ingin memberitahu mereka pasal psikolog tadi, tapi rasanya sekarang bukan waktu yang tepat.

Akhirnya ia menepis firasatnya dan mencoba merangkai kata. Kapan lagi mereka berkumpul seperti ini, karena kedepannya nct akan sangat sibuk.

"Mm.. hyung, tadi di psikolo-"

"Sebentar Haechan, hyung sedang sibuk." Belum selesai pemuda itu berbicara, manager memotong dengan mata fokus melihat benda pipihnya.

"Ada apa manager?" tanya Mark.

Manager menatap sekitar sebelum menghela nafas berat. Ia pun menyimpan hpnya dan berkata serius.
"Hyung diberitahu agensi, kasus sasaeng waktu itu sudah ditutup."

"HAH?" seluruh penghuni meja makan melongo.

"Bagaimana bisa, hyung?" Jungwoo bertanya mewakili semua.

"Agensi memutuskan untuk berdamai karena kekurangan bukti dan kejadian itu sudah berlalu lama.."

"T-tapi kan kita baru saja mendapat banyak bukti pagi kemarin?" ujar Haechan memastikan.

"Bukan bukti sekarang, Chan. Bukti-bukti saat itu yang di gubuk.. hampir semua hilang."

Haechan menunduk sambil menatap kosong meja makan. Bagaimana bisa? Terus sekarang gimana?

"Aku mau jujur." Sahut Taeyong setelah terdiam lama, ia tak bisa menahannya sendirian.
"Foto yang kukatakan kemarin pagi hilang.."

Seluruh penghuni kini kembali melongo.

"Hyuungg! Itu kan bukti kuat, kenapa bisa kehilangan? Terakhir kali simpan dimana?" Haechan menatap Taeyong kecewa.

"Hyung lupa.."

"Sebenarnya potongan kertas yang kutemukan juga menghilang, maaf Haechan.." aku Johnny.

Kali ini Haechan beralih pada Johnny, menatapnya dengan kecewa.

"Haechan, pengacaraku baru saja menghubungi. Benar kata manager, kasusnya telah ditutup. Maaf aku tak bisa membantu." Dan Jaehyun pun menambah kekecewaan Haechan.

"Baru saja pagi kemarin aku merasa dunia memihakku.. Kenapa langsung begini? ini belum genap dua hari! Kalian seperti memberiku harapan palsu. Mengangkatku tinggi-tinggi sebelum dijatuhkan!" Seru Haechan dengan nafas tersengal sebab menahan amarah.

"Chanie.. jangan emosi dulu. Tenangkan diri sebentar. Kasus ditutup bukan berarti harapan kita hangus" ujar manager mencoba menenangkan.

"Tapi kita gak punya bukti kuat hyung. Perkataan tanpa bukti tidak pernah diterima hakim! Kita sudah tak ada pegangan.." Mata Haechan bergetar sedih seakan siap mengeluarkan air. Dadanya terasa sesak.

Sasaeng || HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang