2| Ratu kami

31.5K 2K 30
                                    

Dari kejauhan, Reta dan Yela baru sadar. Sahabatnya kini dalam bahaya. Rahza harus berurusan dengan orang tersadis di SMA Levania. Buru-buru mereka berlari menghampiri Rahza dengan cepat. Saat itu semua para inti Dragontrail berada di dekatnya.

Reta yang berdiri di sampingnya. Dia menjadi ketakutan melihat sosok Jefan tepat di depannya. "Za. Mending lo sekarang minta maaf sama mereka. Dari pada masalah makin besar" bisiknya.

"Gue?! Minta maaf sama dia?! Tangan gue nanti kotor malahan. Najis banget, minta maaf sama dia" Rahza menjawabnya dengan mudah, tapi kedua sahabatnya itu sudah khawatir sama keselamatan Rahza.

Kali ini emosi Jefan semakin memuncak. Dia gak peduli Rahza perempuan atau bukan. Awalnya memang dia gak ingin berurusan dengan perempuan itu. Tapi ketika melihat kelakuan Rahza, membuatnya kehabisan kesabaran.

Jefan memukul dengan kepalan tangan begitu kuat, tepat di pipi Rahza. Pukulan itu membuat sudut bibirnya mengeluarkan sedikit darah. Tapi anehnya, Rahza tak merasakan sakit. Dia malah tertawa atas hal yang di perbuat Jefan. Semua orang juga syok menyaksikan kejadian mengerikan itu, aura Jefan juga terasa begitu mengerikan.

Nicole mendekatkan tubuhnya untuk membisikan suatu hal ke Jefan, "Jefan, lo gila ya. Kalau lo pukul cewek. Bisa-bisa lo dia anggap pengecut" bisik Nicole.

Sayangnya jefan tak menghiraukan perkataan Nicole. Tatapan Jefan kali ini benar-benar mengerikan. Tatapan tajam khasnya yang selalu ia tujukan ketika melihat musuh di depan hadapannya. Rahza juga malah seperti psikopat tanpa merasakan sakit atau meringis sedikitpun.

Tangannya menyentuh bibir dengan ibu jarinya. Dia melihat terdapat tetesan darah yang berada di ibu jarinya. "Apa yang gue bilang benar kan?! Lo tu pengecut, beraninya sama perempuan" Sindirnya.

Mendengar perkataan gadis itu. Amarah Jefan semakin meledak. Kedua tangannya mengepal dengan kencang sampai kuku bukunya memutih. Saat dia akan melayangkan pukulan ke wajah Rahza. Reta dengan cepat menarik tangan Rahza untuk menjauh dari cowok itu. Mereka bertiga berjalan pergi meninggalkan Jefan dan teman-teman lainnya.

"Liat aja! Lo bakal tunduk di hadapan gue" Teriak Jefan ke arah Rahza. Meskipun begitu dia gak memperdulikan ocehan Jefan yang gak jelas terhadapnya.

Bola mata cokelat itu masih memperhatikan Rahza yang sudah menjauh darinya. Mereka semua yang tadi berkumpul, kini perlahan pergi dari tempat itu.

***

Mereka bertiga kini berada di dalam kelas. Mereka semua masih sibuk membicarakan Jefan. Reta dan Yela sudah begitu khawatir dengan ke adaannya. Mereka takut kalua akan terjadi hal buruk kalau mereka gak membawanya pergi dari sana.

"Ya ampun Za. Lo bisa gak sih jangan bikin masalah sama dia. Dia tu bahaya banget buat lo!" Reta merasa gemas melihat kelakuan Rahza tadi. Dia tak habis pikir apa yang dilakukan Rahza barusan. Memang kelakuan Rahza terlihat begitu keren. Tapi Reta takut semua itu akan menjadi sumber masalah bagi Rahza.

"Ya Za. Dia tu macam iblis tau" ujar Yela.

"Yang buat masalah duluan tu dia. Bukan gue!" Rahza merasa memang ini bukan salahnya. Jadi untuk apa dia harus minta maaf ke mereka. Lagi pula gak berguna juga.

Kedua tangannya ia lipat di atas meja. Dengan mendekatkan tubuhnya di samping Rahza. "Oke, gini aja. Dari pada masalah nanti tambah panjang. Lo minta maaf ya ke dia"

Mendengar hal itu. Matanya membulat syok. "Gue?! Minta maaf sama dia?! Ogah!" Dia gak terima kalau harus meminta maaf dengannya.

"Za, janganlah cakap macam tu. I tak nak you kena masalah dengan dia" Ujar Yela dengan mengekspresikan wajah imutnya.

sweet but fierce (REVISI)Where stories live. Discover now