47| IT'S TIME TO DIE!!

11.9K 690 7
                                    

Gio berjalan membawa dua buah es cream yang dia beli, tak jauh dari sana. Lalu duduk di samping gadis itu. Kemudian memberikan satu es cream ke Rahza. 

"Nih ambil. Cemberut mulu, cepet tua baru rasa lo!" Ujarnya.

Dengan senang hati mengambil es cream yang di beli Gio. Apalagi itu es cream matcha kesukaannya, yang pasti gak akan nolak sedikitpun.

Dia masih aja memasang wajah cemberut. Wajahnya begitu menggemaskan, berbeda ketika berkelahi, malah menjadi ganas.

"Ikut gue" Gio tiba-tiba menarik tangan Rahza. Dia ingin mengajak gadis itu ke tempat Timezone.

Tak begitu jauh, jarak mereka menuju Timezone. Kini mereka memasuki area Timezone yang begitu rame. Ada anak milenial, siswi sma, keluarga kecil, orang berpacaran masih banyak lagi yang berada di sana. 

Timezone memang tempat favorit mereka ketika mall. Lebih tepatnya, mereka semua yang berada di dalam mall. Melihat keindahan di sana, Rahza tertarik melihat mesin boneka capit. Dia langsung menarik tangan cowok itu.

Gio hanya terdiam, dia melihat ke arah gadis di sampingnya. Terlihat begitu antusias untuk main, sifatnya memang gak berubah, kalau ke Timezone. Pasti dia mampir untuk main Boneka capit. Itu kesukaannya dari dulu.

"Mau main ini" Wajah gadis itu begitu imut, ingin sekali rasanya Gio mencubit pipinya, yang gembul itu.

"Tunggu ya" Dia berjalan pergi meninggalkan Rahza, untuk mengisi kartu Timezone. Karena dia belum memiliki kartu Timezone, jadi dia harus mengisinya terlebih dahulu. Tak butuh waktu lama dia kembali, lalu berdiri di samping gadis itu.

Kartu yang berada di tangannya, dia gesekan ke mesin, untuk memulainya. Dengan antusias dia mencoba menggerakkan mesin capit itu. Baru juga terangkat, bonekanya terjatuh. Bukan Rahza namanya kalau menyerah, dia kembali mencoba. Hampir aja sampai, boneka itu terjatuh lagi. 

"Susah banget sih!" Ia yang kesal menendang mesin itu dengan keras, sampai menimbulkan suara yang keras. 

Semua para pengunjung melihat ke arahnya. Gio yang melihat Rahza frustasi, dia mencoba membantunya. Kini dia mencoba menggerakkan mesin itu, untuk mengambil boneka  dinosaurus di pojok depan. 

Dengan hati-hati dan teliti. Dia berhasil mendapatkan boneka imut dinosaurus berwarna hijau. Hanya mencoba satu kali tapi dia berhasil mendapatkannya.

"Nih" Ujarnya dengan memberikan boneka yang baru dia dapat.

Begitu senangnya, dia mendapatkan boneka lucu itu. Bibirnya terukir senyuman manis, dengan menunjukan deretan giginya yang putih.

"Ih lucu... makasih ya"  Ucapnya sambil memandangi boneka yang menggemaskan itu. Dengan tersenyum.

Cowok itu hanya tersenyum, sambil memandangi wajahnya yang imut.

~~~

"Halo gays.... Morning...." Alana tiba-tiba masuk ke kelas dengan suara cemprengnya. 

Padahal terlihat kelas kalau masih sepi, hanya ada Rahza, Reta, Ayana, dan satu siswa Bian si ketua kelas. 

"Pagi-pagi berisik banget" Sindir Bian si pak ketu, yang sibuk dengan ponselnya. Omongannya emang gitu, suka banget bikin hati orang sakit.

"Terserah  gue dong. Emang gak boleh, mulut-mulut gue juga, bukan mulut lo!" Cibirnya, dengan berjalan menuju ke bangku tempat duduknya, yang bersebelahan dengan Ayana di samping kiri.

Bian hanya diam. Dia tak menghiraukan perkataan Alana.

"Yela kemana? tumben belum dateng, biasanya paling rajin tu?" Tanya Ayana.

sweet but fierce (REVISI)Where stories live. Discover now