70| Penyamaran

9.3K 793 26
                                    

Gio berdiri di depan gedung rumah sakit, dia berjalan memasuki gedung itu dengan santai. Satpam yang menjaga di depan pintu masuk, dia memberhentikan Gio. Tapi ada seseorang kakek tua berusia 54 tahunan, menghampiri mereka.

Kakek itu terlihat seperti merintih kesakitan, sembari memegangi perutnya.

"Pak, tolong bantu saya pak. Saya gak kuat, perut saya sakit banget." Kakek itu terus merintih kesakitan. 

Satpam yang tadinya akan mengecek Gio, kini ia urungkan niatnya. Dia menjadi khawatir melihat kakek tua, yang sangat terlihat terus merintih kesakitan. 

"Mari pak, saya antar ke dalam yuk."

Dia membantu si kakek tua, untuk masuk ke dalam ruang UGD, karena terlihat si kakek seperti pucat. Buru-buru dia membantu si kakek, segera menuju ke dokter. Gio yang melihatnya, hanya tersenyum licik. Tanpa menunggu waktu lama, dia masuk ke dalam gedung rumah sakit. 

Cowok itu terlihat celingak-celinguk. Dia melewati lorong rumah sakit yang begitu sepi, saat itu dia gak sengaja melihat petugas kebersihan laki-laki. Buru-buru ia mengikutinya dari belakang. Petugas itu memasuki ruang cleaning servis yang begitu sepi, sebelum dia ikut masuk ke sana.

Terlebih dahulu dia melihat area sekitar. Setelah di rasa aman, cowok itu memasuki ruangan cleaning servis. Tanpa pikir panjang, Gio langsung menendang punggung dari belakang pria itu. Sampai membuat si petugas terbentur ke dinding, dan membuatnya pingsan. 

Gio yang melihat si pria itu telah pingsan, ia langsung mengambil kesempatan emas. Untuk mengambil pakaian dari si petugas. Setelah pakaiannya berganti, seperti petugas kebersihan. Tak lupa ia mengambil id card, kartu pengenal dari milik si tugas kebersihan. 

"The game will start" Ujarnya dengan tersenyum licik. 

Sebelum keluar dari sana, ia memberikan topi itu ke si pria yang tengah pingsan. Tak lupa merapikan rambutnya, dan masker medis yang menempel di wajahnya. Ia langsung keluar dari tempat itu, untuk melanjutkan jalannya kembali. 

Ia berjalan sepanjang lorong rumah sakit, dengan mendorong double bucket troiley. Terdapat beberapa alat kebersihan yang ada di sana. 

Contoh double bucket troiley.

Ia berjalan dengan santai, di sepanjang jalan lorong rumah sakit. Terlihat tak ada seorangpun yang mencurigainya sedikitpun.

Melihat pintu lift yang terbuka, buru-buru ia ikut masuk ke dalam lift, bersama mereka semua. Kini perlahan-lahan semua orang keluar dari lift, sesuai tujuan mereka masing-masing.

Hanya tersisa Gio seorang diri, ia menekan tombol lantai 4. Tanpa butuh waktu lama, pintu lift terbuka sendirinya. Lalu ia kembali melanjutkan jalannya, sambil mendorong double bucket troiley.

Langkah kakinya berhenti, setelah berada di pintu kamar Adeline no. 48. Itu tempat ruang rawat dimana Diva berada. Tanpa pikir panjang, ia memasuki ruangan itu.

Dia melihat ternyata ada si suster, yang masih stay menjaga Diva di sana.

Melihat ke hadiran Gio di sana, awalnya Diva biasa aja. Dia beranggapan, kalau Gio itu memang si tukang kebersihan. Suster itu beranjak dari tempat duduknya, lalu menghampiri Gio yang berpenampilan seperti tukang kebersihan.

Wajah suster itu mengambang senyuman manis. Gio juga membalas senyuman si suster. Cowok itu mengambil sebuah amplop cokelat, dari saku celananya. Terlihat amplop itu sangat tebal.

"Ini buat kamu. Terima kasih, atas kerja samanya. Sekarang kamu boleh keluar!" Perintahnya.

Ternyata ini semua ulah dari Gio. Dia yang menyuruh si suster untuk meyakinkan Jefan dan yang lain, agar Diva bisa sendiri di sini tanpa mereka. Usahanya ternyata berhasil, meyakinkan mereka tanpa ada rasa curiga sedikitpun.

sweet but fierce (REVISI)Where stories live. Discover now