68| Kebenaran

10.2K 876 89
                                    


~~~

Suasana menjadi tegang.

Gio memberikan isyarat tangan kepada dua bodyguard, seperti isyarat pergi. Kedua bodyguard itu yang faham sama isyarat bos mereka, tanpa menunggu lama mereka pergi dari sana. Setelah kedua anak buahnya pergi, cowok itu melepaskan topengnya yang selalu melekat di wajahnya.

Mereka berdua syok, melihat sosok orang yang berada di balik topeng. Apalagi Diva yang gak begitu mengetahui siapa Gio. Tapi berbeda dengan Jefan, dia tau kalau si pelaku itu dari awal memang Gio. Semenjak identitas yang Tiger temukan, waktu ada di tempat tkp.

"Lo masih ingat kan, siapa gue?" Tanya gio dengan lembut ke Diva.

Tapi gadis itu malah menangis, dia bahkan gak berani menatap mata Gio secara langsung.

"Harusnya, kalian tau!" Ucap Gio dengan lantang. Sampai membuat seluruh tubuh Diva bergetar hebat, karena ketakutan. "KARENA KALIAN BERDUA, GUE HARUS KEHILANGAN SELURUH KELUARGA GUE! KALIAN YANG BUAT HIDUP GUE HANCUR! KARENA KALIAN, UDAH BUAT BINTANG MATI!" Bentaknya.

"Gue, harus jadi sendirian di dunia ini. Itu semua karena kalian! Udah cukup gue kehilangan kedua orang tua gue. Tapi kenapa kalian harus rebut Bintang di hidup gue, kenapa?!" Air matanya perlahan turun membasahi pipinya.

Gio mencengkram dagu Diva dengan kuat, Sambil menatapnya dengan tatapan tajam. "Terutama lo Diva. Karena keserakahan Yuda, kedua orang tua gue harus meninggal. Yuda udah bunuh keluarga gue, demi kejayaan hartanya sendiri. Sedangkan lo, lo udah ambil kebahagian Bintang sekaligus kebahagian milik gue!"

"KENAPA KALIAN REBUT KEBAHAGIAN GUE! KENAPA..." Teriaknya dengan lantang. "Saat gue kehilangan kedua orang tua gue, rasanya hidup gue hancur. Gak cuma gue aja, tapi eyang dan juga kakak gue Bintang. Semenjak kepergian mereka, Eyang gue jadi stres, sampai akhirnya dia sakit-sakitan dan bunuh diri. Setelah kepergian tiga orang yang gue sayang, sisa kak Bintang. Dia sosok satu-satunya yang salalu ada di dalam hidup gue. Dia kakak paling terbaik yang gue punya, semenjak kepergian mama, papa, dan eyang. Bahkan kak Bintang sampai rela kerja part time, demi gue bisa makan. Gue tau kita anak dari keluarga kaya raya, Tapi kak bintang gak pernah mau pakai uang itu, dia lebih memilih uang warisan untuk biaya sekolah gue. Sedangkan dia, dia gak mau pakai biaya untuk sekolah, tapi dia berusaha mendapatkan beasiswa. Kak Bintang takut, nanti hidup gue akan kekurangan. Tapi kenapa kalian rebut kak Bintang dari gue! Kenapa?!" 

Dia melihat ada balok kayu di dekat sana, tanpa berpikir panjang lebar. Balok kayu itu ia pukulkan ke tubuh Diva, tanpa ampun sedikitpun. 

Jefan yang melihatnya dia menjadi tak tega sama Diva. Tapi di sisi lain, dia juga merasa terpukul mendengar cerita Gio. Terlihat sorot mata Gio, penuh dengan kesedihan, amarah. 

"Gue minta maaf, gue minta maaf sama lo. Gue bener-bener nyesel, gue tau lo gak akan maafin gue. Gue tau... tapi gue mohon lepasin gue." Gadis itu terus memohon, walaupun tubuhnya sering di pukuli dengan Gio. Tangisannya gak pernah berhenti sedikitpun, air matanya terus turun membasahi pipinya.

Dia yang mendengarnya tertawa lepas. "Hahaha.... Minta maaf?" Sorot matanya berubah tajam, saat melihat Diva dan juga Jefan. "Kalian bisa balikin keluarga gue?" Tanyanya.

Mereka yang mendengar pertanyaan cowok itu, membuat mereka terdiam tanpa kata. Mereka gak bisa menjawab pertanyaan Gio sedikitpun. 

"BISA GAK?!" Tanyanya dengan lantang. 

Mendengar suara Gio yang lantang, membuat tubuh Diva bergetar ketakutan. 

"Gak bisa kan?" Melihat mereka semua diam, dia terkekeh. "Kalau kalian tau gak bisa. Kenapa kalian ambil kak bintang di hidup gue..." Ujarnya dengan lantang.

sweet but fierce (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang