44|MR. R

11.8K 749 14
                                    

Keempat sahabatnya yang melihat itu terdiam bingung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keempat sahabatnya yang melihat itu terdiam bingung. 

Mereka berempat saling bertukar pandang. Seluruh tubuh Alin begetar hebat, dia benar-benar ketakutan. Sangat ketakutan.

Bahkan teriakan bentakan Diva yang kencang. Membuat para siswa tertarik mendekat ke mereka. Untuk menonton

Saat Diva ingin menarik tubuh Alin. Rahza lebih cepat langsung menarik tangan Alin ke belakangnya. Lalu Rahza mengambil buku tebal di tangan Alin, dengan lincahnya dia memukul kepala Diva dengan buku tebal itu.

Kali ini Diva seperti berbeda. Biasanya dia merasa sakit, tapi kali ini malah tersenyum tipis. Aneh, iya? 

Rahza malah tersenyum sinis, "Gak sakit ya? ouh... atau mau gue pukul lebih keras?" 

"Gue gak takut sama lo Rahza!" Ujarnya dengan tatapan mata yang begitu serius.

"Oh ya? Semalam lo habis minum obat apa? Kok bisa jadi kuat gitu, biasanya juga nangis" Ejeknya.

Dari arah belakang seseorang memukul punggung Rahza dengan keras. Karena dirinya yang gak lihat arah belakang.

Tubuhnya harus jatuh ke lantai, walaupun dia terjatuh, tapi dia tetap gak merasakan sakit sedikitpun.

Ya itu Rega yang memukulnya, dengan tongkat bisbol di tangannya.

Tanpa berlama-lama, Rahza bangun. Sambil menepuk-nepuk kedua tangannya, seperti membersikan debu yang menempel. Tatapan yang begitu tajam menyorot ke arah Rega. 

Diva yang melihat kakaknya datang, dia tersenyum atas kemenangannya. 

"Morning Rega? Gimana sehat? Sorry ya, gue gak sengaja waktu itu" Basa-basi Rahza.

Cowok itu hanya diam, dengan tatapan tajam bak elangnnya.

"Kok diem aja sih? Gak seru" Lanjutnya.

Amarah yang sudah meledak. Rega menendang perut Rahza. Dengan lincahnya, Rahza lebih dulu menghindar dari tendangan itu.

Rega yang masih belum puas. Dia kembali melambungkan pukulan ke arah wajah Rahza. Tapi lagi-lagi, rahza lebih dulu menangkis pukulan itu.

Lalu membalikan ke adaan. Dengan menendang dada Rega yang begitu kuat.

Cowok itu sampai hampir jatuh ke lantai. Ia kembali memberikan pukulan ke arah Rahza.

Tapi sialnya, Rahza malah memukul dengan kekuatan yang begitu kencang. Tepat perutnya, lalu menendang tepat dadanya kedua kali, sampai membuat Rega tersungkur di lantai.

Dengan perlahan dia berjalan menuju ke arah Rega. Dia mengeluarkan pisau kecil dari dalam rompi seragamnya, yang selalu di bawah kemana-mana.

Pisau itu dia tunjukan di depan dadanya. Tepat bagian pisau yang tumpul.

Ingin sekali rasanya Rahza menghambisi cowok berdarah dingin itu. Tapi dia masih sadar akan misinya.

Lalu ia duduk berjongkok di depan Rega yang masih tersungkur. "Lo gak perlu jadi orang lain, demi orang yang lo hormati. Gue tau ini bukan kemauan lo!" bisik Rahza, sambil mengarahkan pisau tajam ke arah dada Rega.

sweet but fierce (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang