18| Undangan ulang tahun spesial

16.5K 1K 2
                                    

Semua para anak Dragontrail berkumpul di kantin sekolah, sambil menikmati semangkuk bakso urat, yang terletak di atas meja.

Jefan memakan bakso, dengan menatap ponselnya, diva dan kedua sahabatnya, berjalan menghampiri Jefan dan anak dragontrail.

Diva langsung menyerobot duduk di samping Jefan, padahal masih ada Nicole di samping Jefan.

"Minggir dong" ujar diva.

Nicole yang melihat kehadiran Diva, dia menggeser duduknya, "lo gak bisa, cari tempat duduk lain? Main geser aja" ujar Nicole dengan kesal.

"Sirik lo?!" Diva langsung membuang muka, sambil menatap Jefan, Diva mengulurkan tangannya, dia memberikan sebuah kartu undangan ulang tahunnya, "hai Jef, nih ada kartu undangan buat lo, jangan lupa datang ya besok, dia acara sweet seventen gue" lanjut Diva dengan tersenyum lebar.

Tanpa pikir panjang, Jefan mengambil undangan yang diberi Diva.

"Buat gue mana?!" Tanya Tiger dengan polosnya.

Diva yang baru sadar, keempat sahabat Jefan, belum diberi kartu undangan ulang tahun, dia memberikan empat kartu undangan ke mereka, kecuali Rega kakaknya.

Kartu undangan yang telah di bawa kedua dayang-dayangnya, Andriana memberikan undangan sebanyak empat lembar ke mereka, dengan masing-masing satu.

Saat membaca kartu undangan, Nicole melihat ada tulisan, yang tertulis Acara pesta topeng.

"Ada pesta topeng juga?!" Tanya Nicole dengan bingung.

Diva mengangguk, dengan bibirnya tersenyum tipis.

"Kalau ada pesta topeng, nanti gue dansa sama siapa dong?!" Tiger memasang muka sedih, karena dia yang jomblo, membuatnya bingung harus dansa sama siapa nanti.

"Sama Bi Suti aja" mulut Tara memang gak bisa di jaga, bahkan di rem sedikitpun gak bisa.

"Sama gue aja" Vita mendekat ke Tiger, dia duduk di samping Tiger, sambil merangkul pergelangan tangan cowok di sampingnya.

Tiger yang risih dengan kehadirannya, ia langsung melepaskan tangannya dari Vita, sambil menggeser posisi duduknya untuk menjauh dari Vita.

"Najis banget gue dansa sama lo, mending gue sama Bi Suti dari pada lo. Kalau gue dansa sama lo, yang ada gue malah muntah ngelihat wajah lo, sekarang aja rasanya gue pengen muntah"

Perkataan dia membuat Vita menjadi sakit hati, apalagi, Vita sudah lama suka sama Tiger, tapi cowok itu selalu tak meresponnya sama sekali.

Vita yang sakit hati dengan perkataan Tiger, dia berdiri dari duduknya, Vita kembali berjalan mendekat ke Andriana, dengan berdiri di samping sahabatnya itu.

Andriana yang melihat sahabatnya menjadi badmood, dia mengelus punggung sahabatnya itu, untuk menyalurkan kekuatan ke Vita.

"Terus, apa kabar gue?!" Nicole menunjuk dirinya sendiri, dia juga jomblo, sama seperti Tiger, sama-sama tak punya kekasih.

Walupun Nicole merasa jomblo, tapi banyak para siswi SMA Levania, yang diam-diam menyukainya. Cuma Nicolenya aja yang sok jual mahal.

"Mending lo sama gue aja Cole" ujar Andriana dengan wajah gembiranya.

Dia sudah lama menyimpan rasa suka sama Nicole, tapi sayangnya, Nicole gak membalas perasaan gadis itu, tapi Andriana berusaha mendekat ke Nicole, walaupun Ujung-ujungnya dia selalu di cuekin.

Nicole yang mendengarnya, dia menggelengkan kepalanya, mengisyaratkan untuk tidak setuju atas perkataan Andriana, "Ogah, gue males dansa sama lo. Lagi pula... Mending gue ajak cewek gue, lebih cantik dari pada lo!"

Semua sahabat Nicole, mata mereka membuka lebar karena terkejut mendengar pernyataan itu, mereka tak percaya, sahabatnya kini telah menyukai seseorang, padahal dia terkenal anti cewek di antara anggota Dragontrail.

"Lo suka sama siapa Cole?" Tanya Tiger dengan penasaran.

"Gue kira lo homo, ternyata lo masih normal. Syukurlah, di circle kita normal semua, kaga ada yang homo" Tara yang blak-blakan, membuat Nicole menjadi melototi ke arah dia.

Tatapan tajam itu tak terhindar sedikitpun. Nicole melihat ada garpu di dekatnya, dia melemparkan garpu tepat di wajah Tara, beruntungnya laki-laki itu berhasil menghindar, membuat garpunya terjatuh di lantai.

"Ya iyalah gue masih normal, lo pikir cuma lo doang yang bisa suka sama cewek!"

"Bentar deh Cole, kalau lo suka sama cewek, terus, ceweknya siapa?!" Jefan langsung memberhentikan memakan bakso lezat itu.

Bibir Nicole tersenyum mendengarkannya, dia menaikan kedua alisnya, "Ada deh. Besok lo pada juga tau"

Andriana yang mendengarnya, dia semakin kesal, karena bagaimana bisa ada seseorang yang menggantikan posisinya di hati Nicole.

Awalnya Nicole memang suka sama Andriana, ketika masih kelas sepuluh, tapi perasaan itu seketika sirna begitu aja, karena perubahan sikap Andriana semenjak kenal Diva.

Sifatnya menjadi berubah seratus delapan puluh derajat, yang dulunya gadis polos, pendiam, pintar. Kini berubah menjadi gadis arogan, keras kepala, dan menjadi anak nakal, setelah berteman dengan Diva.

Selera Nicole memang seperti itu, gadis yang polos, pintar, pendiam, ya pokoknya kayak gadis baik-baik. Walupun dirinya dari anggota Dragontrail, yang terkenal sadis.

Ada lima gadis cantik, berjalan beriringan di kantin sekolah, mereka menuju ke bangku kosong, di dekat Jefan dan yang lain.

Jefan tak sengaja melihat kehadiran Rahza, entah Kenapa, Jefan hari ini menjadi terpanah melihat kecantikan Rahza.

Penampilan dia cukup berbeda hari ini, dia menguncir rambut panjangnya, dengan menyisakan poni di dekat telinga.

Dia juga memakai riasan sedikit, yang natural, membuat gadis itu menjadi fresh di hari ini, apalagi dia memakai lipstik berwarna nude pink membuatnya fresh.

Kelima Gadis cantik ini, melewati diva dan Dragontrail, diva yang melihat mereka, dia langsung merentangkan tangannya untuk mencegah mereka pergi.

"Gue males ribut sama lo"

"Gue juga. Lagi pula, tujuan gue cuma mau kasih undangan ke temen-temen lo" Diva mengambil empat lembar kartu undangan, untuk di berikan keempat sahabat Rahza, kecuali dia. "Nih, buat kalian. Jangan lupa besok dateng ke acara ulang tahun gue" ujar diva.

Yela langsung menerima kartu undangan dari Diva, dia juga membagikan kartu itu ke tiga sahabatnya.

"Makasih Diva" ujar Yela dengan tersenyum lebar.

Rahza yang melihat hal itu, dia memutar bola mata malasnya.

"Oh iya div, buat Rahza tak de ke? Kenape tak di undang pun?" Tanya Yela dengan wajah polosnya.

"Ngapain gue undang temen lo, kalau gue undang dia, bakal hancur semua acara gue"

Rahza melipat kedua tangan di depan dada, dia menatap Diva dengan tajam, "Kalau bukan lo dulu yang buat masalah. Dari awal gue juga gak akan buat masalah sama lo, tapi, karena lo udah berani buat masalah duluan sama gue, lo berhak terima itu semua. Jangan pernah lo berharap, gue akan berhenti"

"Sebelum kalian" Rahza menatap ke arah mereka satu persatu, termasuk Jefan, dengan tatapan seperti menyimpan rasa dendam. "minta maaf sama gue!"

Mereka semua yang mendengarnya menjadi bingung, dan bertanya-tanya, apa yang maksud dari perkataan Rahza.

Padahal jelas-jelas mereka tak membuat masalah dengan gadis itu, Jefan juga ingat kejadian ketika baru mereka bertemu, itupun hanya karena masalah kecil, bagaimana bisa Rahza mengatakan hal itu, seperti melampiaskan amarahnya.

Rahza langsung melangkahkan kakinya pergi menjauh dari mereka, dengan di ikuti keempat sahabatnya.

"Rahza, tunggu kejap la!" Yela berteriak dengan keras, sambil berlari menuju Rahza, yang berjalan sudah hampir menjauh.

"Za tunggu kita dong!" Ujar Alana dengan lantang.

~~~

°°°

GO NEXT

sweet but fierce (REVISI)Where stories live. Discover now