32| Tinta merah

13.6K 823 2
                                    

Rio duduk di atas kursi singgah sananya sendiri, dia duduk di kursi hitam yang berada di dalam ruangan markas miliknya.

Buku berwarna putih dengan ukiran nama Star di depan halaman buku, dia membaca buku diary itu yang dia dapatkan di ruangan rahasia milik Rahza.

Ruangan yang begitu gelap, sunyi, menyeramkan, dan menyedihkan. Mata cowok itu benar-benar serius dalam membaca seluruh diary yang dia pegang.

Mungkin kalian udah tau apa maksud nama Star di depan halaman diary putih, ya, itu diary milik Bintang, sebelum dia meninggalkan dunia ini, dia sering menulis semua keluh kesahnya dalam diary itu.

Dari semua halaman yang dia baca, dia sempat melihat satu tulisan yang membuatnya berpikir keras.

"Pita kuning sangat begitu indah di pandang, tapi bagaimana aku bisa menggapainya, melihat diriku sebentar, dirinya sudah merasa begitu menjijikan saat menatap ku, apakah aku menjijikan di matanya:v"

Rio memang tau kalau adiknya suka dengan Bintang. Tapi dia menjadi bingung siapa yang dimaksud cowok itu, seorang Rahza Rendrago gak mungkin merasa jijik ketika lihat Bintang. Justru kebalikannya.

Tubuhnya beranjak dari kursi hitam, dia berdiri menghadap ke jendela full sampai langit-langit. Sambil membaca buku diary milik Bintang, yang masih berada di tangannya.

"21,16,11"

Angka yang ditulis dengan tinta merah, membuat Rio semakin bertanya-tanya, membuat kepalanya menjadi pusing.

Dia berusaha memikirkan angka itu, apa maksud angka yang di tulis di diary Bintang. Tepat di halaman dua puluh satu.

"Tanggal 16, bulan 11, tahun 2021. Itu kan..."

Seketika dia terlintas satu pikiran yang membuatnya menjadi bimbang, ya, itu tanggal dimana hari ulang tahun Bintang.

Cowok itu malah berpikiran, kalau terjadi sesuatu di hari spesial Bintang saat itu. Dengan tergesa-gesa dia berjalan ke meja kerjanya kembali, dia duduk di bangku kerja, dengan tergesa-gesa membuka laptop.

Jari jemari cowok itu begitu lemas ketika melihat sesuatu di tanggal 16 bulan 11 tahun 2021.

Setiap hari dia selalu menunjukan muka garang, tapi kali ini. Matanya menjadi teduh, dan campur aduk antara emosi.

Matanya begitu tajam menatap ke arah laptop, dengan cepat dia membuka benda gepeng di samping laptop, untuk menelfon adik kesayangannya. Ya, siapa lagi kalau bukan Rahza.

~~~

Gadis bule itu duduk sendirian di kantin sekolah, pertandingan terakhir tadi sudah di menangkan oleh sekolah SMA Levania.

Semua para murid juga sudah bubar masuk ke kelas masing-masing. Sedangkan, anak buah Jefan, bersama keempat sahabatnya, kecuali dirinya. Dia tengah menjenguk Bara yang berada di UKS.

Tangannya mengambil segelas minuman es jeruk di dekat mangkok mie ayam sampingnya. Dia meneguk es jeruk itu dengan nikmat, betapa segarnya rasa es jeruk itu, yang di minum di siang hari.

Dengan cuaca saat ini yang begitu panas, sampai membuat semua tenggorokan para siswa kesakitan.

Dia membuka mulutnya kembali, untuk memasukan satu suapan mie ayam yang terakhir. Perut nya yang kenyang, membuatnya menjadi lemas tak berdaya.

Lagi-lagi dia meminum es jeruk itu, betapa segarnya es jeruk itu buatan Bu minto kantin legendaris SMA Levania. Harganya yang murah, kualitas juga terjamin.

Saat dia mau beranjak dari tempat duduknya, dia melihat Gio tiba-tiba duduk di sampingnya. Rahza yang melihat cowok itu, dia mengerutkan keningnya.

"Ngapain lo kesini?! Lo gak balik?!" Tanya Rahza dengan muka datarnya.

"Emang gue gak mau balik, emang gak boleh?"

Bibir Rahza terukir tersenyum tipis, dia terpaksa tersenyum agar terlihat ramah. "Terus.... Lo ngapain ke sini?"

Walaupun mereka sudah dekat, tapi kadang mereka juga sering bertengkar, hanya karena masalah sepele.

"Lo, sibuk gak nanti malem?" Tangan kirinya melipat dia atas meja, dengan Kanan kanan yang menopang dagu, sambil menatap ke arah Rahza.

Jari telunjuknya mengetuk keningnya, seolah-olah berpikir, padahal, enggak. "Hm.. gimana ya, masalahnya, nanti malem gue ada latihan"

Latihan yang dimaksud Rahza, itu latihan silat, tinju, dan menembak. Begitu padatnya latihan yang diberikan Rahza, dari Revan.

Gio yang mendengarnya langsung mengerti, dia memang tau kalau Rahza sering berlatih silat, tinju, dan menembak. Saat usianya masih anak-anak, padahal di umur segitu harusnya mereka sibuk bermain.

Tapi Rahza, dia malah di sibukkan dengan latihan layaknya seorang preman. Tapi Revan memberikan latihan itu, agar putrinya dapat menjaga dirinya sendiri, dimana pun dia berada.

Terutama, buat jaga-jaga, kalau ada Pesaing bisnis Revan, yang berani macem-macem sama Rahza.

"Kalau besok gimana?"

"Boleh, tapi– pulang sekolah aja ya. Besok gue ada kerja kelompok di rumah Ayana, gapapa kan?"

"Yes, no problem. Besok gue jemput di sekolah" dia beranjak dari tempat duduk, tubuhnya berdiri di depan Rahza.

Si gadis mungil, walaupun Yela lebih kecil lagi dari pada Rahza. Tangannya menepuk dengan lembut kepala Rahza, "Good bay Oza" senyuman yang begitu lembut dari mulut Gio, tatapannya begitu dalam menatap Rahza.

Oza panggilan khusus Rahza, yang diberikan Gio, dia memanggil Rahza dengan sebutan itu. Karena itu gabungan dari nama Gio yang di ambil belakang sendiri yaitu, O. Sedangkan Rahza di ambil bagian belakang yaitu ZA. Jika di gabung, menjadi Oza.

Panggilan itu sudah legendaris dari waktu mereka kecil, panggilan yang sudah terbentuk saat Rahza kelas empat SD, baru pertama kali dia bertemu oleh Gio.

Gadis itu memang cantik, tapi kalau marah, kelakuannya mirip seperti singa. Tapi kalau mood lagi baik banget, malah seperti bayi gede.

"Bay" tangannya melambai ke atas, untuk Gio. Cowok itu sudah berjalan cukup jauh. Padahal dia baru pergi satu menit, tapi kali nya yang panjang membuatnya begitu cepat pergi dari hadapan Rahza.

Ponsel yang dia taruh di saku bajunya, tiba-tiba berdering dengan kencang. Reflek dia langsung mengambil benda gepeng itu, dia melihat terdapat nama kontak Rio—LION KING.

TRING TRING!!

Beda gepeng itu dia arahkan ke dekat telinga, "Kenapa kak?!"

"Setelah pulang sekolah datang ke markas!"

Tanpa meminta persetujuan dari kedua belah pihak, Rio langsung mematikan panggilan. Yang masih terhubung langsung dengan Rahza.

"Ada apa sama kak Rio?!" Batin rahza

°°°

GO NEXT

sweet but fierce (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang