26| pacar baru

16K 986 26
                                    

~~~

Seluruh badan diva masih bergetar ketakutan, dia antara percaya dan tidak soal Rahza yang mengetahui rahasia terbesar di dalam hidupnya.

Diva membuka pintu kamar mandi hingga berbunyi decitan pintu, dia langsung menyalakan kran air di wastafel, sambil menatap ke arah bawah.

Saat kepala Diva mendongak ke atas, dia melihat cermin yang begitu besar di depannya.

Di dalam benak pikiran Diva masih tak percaya, Rahza mengetahui rahasia terbesar yang di sembunyikan selama satu tahun terakhir.

Kejadian yang sudah begitu lama, tapi kini rahasianya diketahui oleh Rahza.

"Argh....." Diva berteriak dengan lantang, untuk meluapkan emosinya, sambil menutup kedua telinganya.

Dia duduk meringkuk sambil bersandar di dinding, air matanya perlahan menetes jatuh di pipinya.

Diva benar-benar ketakutan soal rahasianya yang terbongkar, apalagi itu kesalahan yang fatal, sampai membuatnya bukan menjadi seorang gadis lagi.

Tangisan Diva kini menjadi kencang, sampai membuat suara habis. Walaupun dia berteriak di kamar mandi, dari luar gak akan terdengar suara sedikitpun, karena dinding yang di desain peredam suara.

~~~

Jefan melepaskan tangannya yang masih menggenggam tangan Rahza.

"Ngapain lo ajak gue kesini? Gak ada tempat lain?" Ujar Rahza dengan jutek.

"Gue sengaja ajak lo kesini, biar lo gak bikin perkara di sana"

Rahza yang mendengarnya menjadi terkekeh, "Lo tu gak tau apa-apa soal gue sama dia, jadi, lebih baik lo gak usah ikut campur urusan gue"

"Lebih baik lo urus diri lo sendiri" lanjut Rahza dengan melangkahkan kakinya pergi dari sana.

Baru saja dia melangkah, Jefan langsung menarik tubuh mungil gadis itu, sampai jatuh di pelukannya.

Kepala Rahza kini menempel di dada bidang cowok itu, jantung rahza tiba-tiba berdetak kencang.

"Gue gak mau lo terluka" bisik Jefan dengan lirih.

Rahza yang mendengar kalimat itu, dia langsung melepas pelukan dari Jefan.

Entah kenapa saat itu pipi Rahza memerah, dia langsung berjalan pergi dari sana berjalan cepat.

~~~

Reta dan Yela asik menikmati hidangan di sana, makanan yang sangat nikmat.

Nicole bertubuh gagah, tinggi, dengan pakaian jas yang rapi, membuat aura tampannya keluar. Dia mendekat ke arah Yela, dan Reta yang lagi asik makan.

Reta bingung dengan satu cowok di depannya, "Ngapain ni bocah kesini?" Batin Reta.

"Hai yel," ujar Nicole dengan tersenyum, dia juga sedang membawa segelas jus jeruk di tangan kiri.

Mereka berdua seketika saling tatap menatap, karena mereka bingung ada apa dengan sikap Nicole.

"Ngapain lo kesini?!" Tanya Reta juteknya.

"Jutek amat jadi cewek. Hati-hati loh ntar gak ada cowok yang mau sama lo!" Nicole menunjuk jari telunjuk ke tubuh Reta.

"Mau gue jomblo, mau gue punya cowok, emang ada urusannya sama lo?!" Reta memutar bola mata malasnya, kedua tangan dia lipat di depan dada, "Mending lo pergi aja dari sini, dari pada buat onar" lanjut Reta.

Nicole tak menggubris perkataan Reta, matanya kini menatap ke arah Yela, "Yel, ada waktu gak?"

"Kenape?" Seluruh mulut Yela penuh dengan saus cokelat, yang belepotan di sekitar area bibir. Dia juga masih mengunyah cake cokelat di dalam mulut kecilnya.

"Ikut gue sebentar bisa?"

Yela menganggukkan kepalanya, dia memberikan isyarat menyetujui ajakan Nicole.

Nicole yang telah mendekat jawaban dari Yela, dia langsung menarik tangan kanan Yela yang masih memegang cake yang lezat.

Cake itu sampai jatuh di lantai, Karena tarikan Nicole yang tiba-tiba.

"Awak nak ajak saye kemane?"

Nicole mengajak Yela ke suatu tempat yang begitu indah, di belakang rumah Diva, ada area taman umum yang telah di desain khusus untuk Yela.

Taman yang begitu cantik, dengan hiasan lampu, bunga yang dibentuk gambar hati, juga ada lilin di tepi gambar hati.

Terdapat juga ada ukiran bunga yang bertuliskan nama Yela—YELA ELESTA.

Tak hanya itu, tapi juga ada meja bulat dan dua kursi berwarna putih, hidangan di atas meja, dengan satu lilin.

Yela yang melihat taman itu menjadi terdiam, dia masih bingung apa maksud Nicole.

Tujuan Nicole membuat tempat ini, khusus untuk menembak Yela mengajaknya berpacaran. Tapi gadis polos itu masih aja bingung apa yang di maksud Nicole.

Tubuh Nicole jongkok di depan Yela, dia memegang tangan kanan Yela. "Yel, lo mau gak jadi pacar gue?" Hati Nicole seketika berdetak kencang, dia takut Yela akan menolaknya.

Yela masih aja diam mematung, dia masih bingung apa maksud dan tujuan Nicole, "Apa? Awak nak ajak saye jadi girl friend awak?" Yela menunjuk dirinya sendiri, dengan ekspresi bingung.

Nicole mengangguk, "Iya, lo mau kan?"

"Tapi... Kenape harus saye? Kenape tak yang lain je"

"Karena gue suka sama lo yel, bukan yang lain, cuma lo doang yang bisa buat hati gue terbuka lagi, lo satu-satunya wanita yang membuat gue benar-benar gila dalam percintaan"

"Masalahnye, saye tak pernah punya boy friend dari dulu tau, saye juga tak biase punya boy friend"

"Itu bukan masalah, tapi itu ketakutan"

Nicole berdiri kembali, badan gagahnya kini berhadapan dengan gadis mungil di depannya, "jadi? Lo terima cinta gue atau gak?"

"Gue udah lama suka sama lo yel, udah satu tahun lebih gue simpan perasaan ini, sekarang gimana jawabannya?" Lanjut Nicole.

Yela menganggukkan kepalanya, sambil menatap ke arah bawah karena malu, "Iya" lirih Yela.

Nicole yang mendengarnya, sontak dia melompat-lompat kegirangan karena cintanya kini di terima dengan gadis pujaan hatinya.

YES!!  Teriak Nicole dengan lantang.

Yela yang melihat Nicole kegirangan, dia terkekeh pelan melihat perilaku Nicole seperti anak kecil.

"Jadi, sekarang kita berdua udah pacaran kan?" Tanya Nicole untuk memastikan jawaban Yela.

"Iya" Yela masih malu-malu mengatakan "Iya" ke Nicole.

Nicole langsung memeluk tubuh Yela karena terlalu senang, wajah Yela menempel di dada bidang cowok itu.

Pelukan yang begitu hangat membuat Yela sangat nyaman di pelukan itu, Yela juga membalas pelukan Nicole.

"Makasih ya, udah mau balas perasaan gue" lirih Nicole.

Karena Nicole berbisik di dekat telinga Yela, membuat dirinya tau apa yang di katakan Nicole walaupun lirih.

"Makasih juga, Uda mau berani mengungkapkan perasaan yang kamu simpan selama ini"

Baru kali ini Yela berbicara bahasa Indonesia yang sangat fasih dan jelas, dia tak pernah berbicara bahasa Indonesia, kalau bicara bahasa Indonesia pun masih bisa di hitung dengan jari.

Tapi kali ini berbeda ketika sama Nicole, pacar barunya pun juga terdiam syok ketika mendengar Yela berbicara bahasa Indonesia.

Dia tau banget kalau Yela orang asli Malaysia, jadi sedikit sulit berbicara bahasa indonesia secara jelas.

°°°

GO NEXT

sweet but fierce (REVISI)Where stories live. Discover now