13| Mawar hitam

19.3K 1.2K 5
                                    

Rahza turun dari mobil mewahnya, dia berhenti di sebuah pemakaman, Rahza berjalan dengan memakai pakaian serba hitam di tubuhnya, serta, kacamata hitam.

Dia membawa buket bunga mawar hitam, di tangan kanan, Rahza jongkok di depan makam, terlihat nama BINTANG ALDEBARAN, di atas nisan.

Rahza menaruh buket bunga, di atas nisan Bintang, "Hai, how are you Bintang? Sudah lama kita gak bertemu" Bibir Rahza tersenyum tipis, dengan melepaskan kacamata hitam miliknya.

"Maaf ya, selama ini, gue belum bisa buat berkunjung di makam lo. Tapi.. gue janji, gue akan selalu ada di samping lo sampai kapan pun, dan gue janji, gue akan balas penderitaan yang lo terima, dari apa yang mereka buat"

"Gue gak akan, biarin jefan hidup dengan bahagia, di atas penderitaan lo, gue akan buat mental dia jatuh sejatuh-jatuhnya, begitu pula dengan Diva" lanjut Rahza, dengan amarah yang menggebu-gebu.

Kedatangan Rahza bersekolah di SMA Levania dari awal, dia bertujuan ingin membalaskan dendam terhadap mereka berdua.

Tak ada seorang pun yang tau, bahwa Rahza ingin membalaskan dendamnya terhadap mereka berdua, begitu pula dengan kedua kakaknya.

Rahza sangat membenci mereka berdua, karena mereka telah membunuh lelaki yang dia cintai dari sejak kecil, walaupun hubungan mereka hanya bersahabat.

Karena hal itu lah, membuat Rahza membenci mereka berdua.

"Sekarang lo pasti happy, Karena lo, gak pernah merasakan sakit lagi, sakit lo sekarang, sudah hilang selama-lamanya, dan sekarang, lo bisa terlepas dari semua beban yang lo dapat di dunia ini" Mata Rahza berkaca-kaca, tanpa dia sadari, air matanya perlahan jatuh membasahi pipi mulusnya.

Rahza mengelus-elus papan nisan Bintang dengan ibu jarinya "Gue bakal rindu, sama suara indah lo star, gue rindu nyanyian lo, gue rindu senyuman lo, gue rindu ketika lo marah dengan gue, semuanya gue rindu. Gue berharap suatu saat, kita akan bertemu lagi" Rahza mencium nisan Bintang dengan tulus, air matanya terus mengalir membasahi pipi mulusnya, "Goodbay my handsome" lanjut Rahza, dengan tersenyum tipis.

Rahza langsung berdiri, dia beranjak pergi dari makam, ia memakai kacamata hitamnya kembali, yang dari tadi dia pegang.

Tanpa dia sadari, ada seseorang yang memperhatikan Rahza, dari tadi, di balik pohon besar.

~~~

Rega bersandar di dinding lorong sekolah, sambil menghadap lapangan, Rahza bermain basket sendiri di tengah lapangan.

Dia langsung memotret Rahza, yang asyik bermain bola basket, terlihat tubuh Rahza yang bercucuran keringat, dengan rambutnya yang terlihat lembab karena keringat.

Rega memotret sudah berkali-kali, tanpa dia sadari, Rahza tak sengaja melihat sekilas ke arah Rega, dia tau kalau dari tadi, dirinya selalu di perhatikan oleh Rega.

Keempat sahabat Rahza yang berjalan di lorong sekolah, langkah mereka seketika langsung berhenti, mereka semua saling menatap satu sama lain.

Mereka menjadi terdiam, sambil memperhatikan apa yang akan di lakukan Rega selanjutnya.

Rahza yang sudah menyadari, dia melemparkan bola basket itu ke arah Rega, bola itu melambung ke arah Rega, sampai mengenai kepalanya.

Lemparan yang di beri Rahza, membuat kepala Rega langsung pusing, Rega memegang kepalanya yang sedikit merasakan pusing, seperti berputar-putar.

sweet but fierce (REVISI)Where stories live. Discover now