01. Mengapa Menangis?

60.9K 5.1K 171
                                    

Happy reading

***

"Argh!"

Seorang pria berbadan besar yang baru saja akan menyentuh seorang gadis, merasakan sakit di kemaluannya. Gadis itu baru saja menendang kemaluan si pria dan langsung lari begitu saja dari sana--dari neraka dunia yang menurut si gadis memang sudah seharusnya ditinggalkan.

Gadis itu mencopot high heels yang dipakainya, lalu menjinjing high heels tersebut dan berlari semampu yang ia bisa. Ia harus keluar dari tempat ini, kalau bisa selamanya.

Sungguh, dia sudah muak berada di tempat ini dalam jangka waktu yang lama.

Kelab malam. Tempat hiburan yang menurutnya tidaklah asyik. Banyak pria hidung belang dan perempuan kurang belaian di sana. Bukan menjelekkan, tetapi itulah kenyataannya. Dia saja terpaksa harus berada di tempat ini.

Kalau saja ibunya itu tak menjual dia dengan pria tadi, mungkin gadis itu tidak akan terjebak di sini.

Ya, walaupun sebenarnya pekerjaan dia juga sudah tidak bisa dikatakan baik karena sebelumnya gadis itu bekerja di sana sebagai penari erotis. Namun tidak sampai dijual seperti ini. Ibunya sudah sangat keterlaluan.

"Woi! Jangan lari!"

Suara pria itu. Gadis tadi menoleh ke belakang, ternyata pria itu mengejarnya walaupun berlari agak kesusahan. Bukan hanya dia, tetapi ada dua pria lain yang gadis itu yakini adalah bodyguard si pria.

Gadis itu baru saja berhasil keluar dari kelab tersebut.

"Sial! Kenapa dia bawa pasukan, sih!" gumamnya kesal. Pasukan yang dimaksud adalah dua pria yang membantu pria itu mengejarnya. Namun tak ada kata menyerah dari gadis itu. Dia tidak mau menjadi pemuas nafsu lagi hanya karena uang.

Ibunya memang gila. Sudah bertahun-tahun hidup bersama, menuruti apa saja yang ibunya mau, tetapi ini balasannya? Bahkan gadis itu pernah hampir diperkosa karena ulah ibunya.

Bukan ibu kandung, dia hanya tante yang sudah merawatnya dari kecil, sehingga gadis itu kira dia adalah ibunya.

"Duh, ribet banget pakai baju beginian!" gerutunya lagi, tetapi tak berhenti berlari.

Pakaian ketat, yang menampilkan secara jelas setiap inchi lekuk tubuh gadis itu. Setiap dia memakainya, ingin sekali dia menangis. Hal yang selalu ia tanyakan pada dunia tetap sama. Kenapa dia harus lahir di lingkungan seperti ini?

Sesekali si gadis menoleh ke belakang, di mana para pria itu masih jauh, tetapi ada dalam jarak pandang.

Menghela napas, dan terus berlari tanpa mempedulikan tempat gelap dan sepi. Tak peduli lagi mau ada hantu atau penjahat, yang jelas dia harus lari untuk menjauh dari para pria itu.

Karena kepalanya sibuk menoleh ke belakang sedangkan kakinya terus berlari, tiba-tiba saja dia tidak sengaja menabrak seseorang di depannya, dan berakhir terjatuh bersama.

Cup.

Bibirnya dan bibir orang itu bertemu. Jatuh di atas dada seorang lelaki tampan, dengan tatapan kaget yang diberikan oleh lelaki itu.

Gadis tersebut langsung saja bangun dan memegang bibirnya yang baru saja bersentuhan dengan bibir lelaki itu. Entah mengapa, jantungnya malah berpacu begitu cepat, dan ia melupakan sesuatu.

Gadis itu pun kembali fokus, menoleh ke belakang, di mana para pria yang mengejarnya semakin dekat.

"Liana! Jangan lari kamu!" Suara dari pria yang tadi sempat dia tendang kemaluannya menyerukan namanya.

Cinta Suci Gus Imam || New VersionWhere stories live. Discover now