12. Belum Siap Berhijab

37.5K 3.7K 53
                                    

Happy reading

***

Zulaikha, anak perempuan pertama dari Ustaz Farhan dan Ustazah Dewi yang menyiapkan sarapan kali ini. Anak sulung itu jarang main ke sini, dan untuk hari ini ia akan mengisi hari di rumah orang tuanya.

Tadinya Dewi, Hawa, dan Liana ingin sekali membantu perempuan itu, tetapi tidak diperbolehkan karena ada menu yang mau Zulaikha sajikan khusus untuk pagi pertama pengantin baru. Bukan hanya pengantin baru saja yang akan menikmati, tetapi mereka juga.

Dari awal menikah sampai sekarang, Zulaikha belum dikaruniai buah hati. Padahal, perempuan itu dan suaminya sudah berusaha dan meminta kepada Allah. Namun memang belum rezeki, jadi sampai sekarang belum diberi anak.

Zulaikha sering merasa minder ketika melihat teman-temannya yang sudah menggendong anak.

Di suatu ketika, Fahmi--suami Zulaikha--pernah berkata padanya, "Bersabarlah, Istriku. Kita pasti akan dikaruniai anak. Mas gak akan pernah meninggalkan kamu. Mas menikah denganmu karena Mas sayang dan cinta sama kamu. Kalau sudah saatnya, Allah pasti akan memberikan kita anak untuk mengisi kekosongan di rumah."

Begitulah kata Fahmi jika istrinya selalu merasa minder. Padahal anak adalah anugerah, jika belum dikaruniai, berarti Allah ingin Fahmi lebih dekat dengan sang istri, sebelum rasa sayangnya terbagi untuk anaknya nanti.

"Nah, makanannya sudah siap," ucap Zulaikha sembari menaruh opor ayam penuh di tempat yang besar.

Selain itu, ada kerupuk dan sambal yang dibuat langsung dari tangan Zulaikha. Opor ayam buatan Zulaikha adalah opor terenak bagi keluarganya. Bahkan, uminya saja kalah dengan opor ayam masakan Zulaikha.

Entah apa bumbu tambahan yang dimasukkan oleh perempuan itu.

"Oh, ini yang Mbak maksud masakan khusus itu?" tanya Imam pada kakak perempuan pertamanya. "Kelihatannya enak. Udah lama Imam gak makan masakan Mbak."

"Emang pernah?" tanya Zulaikha.

"Belum, sih." Zulaikha pun hanya bisa geleng-geleng kepala, hingga tatapannya mengarah pada Fahmi.

"Wah, opor ayam. Kesukaan Mas, nih," ucap Fahmi yang sudah menatap binar masakan sang istri.

Ketika Fahmi hendak mengambil piring, Zulaikha mengambilnya dari tangan sang suami. "Biar aku aja, tapi biarin Liana dulu yang ngambilin opor buatan aku untuk Imam." Setelahnya Zulaikha menatap ke arah Liana. "Ambilkan buat suamimu dan kamu dulu, Lia. Kami bisa ambil setelah kamu."

Liana yang belum terbiasa berkumpul begini pun hanya bisa meringis. Perempuan yang tidak berhijab sendiri dari ketiga perempuan lain yang ada di sini pun mengambil piring dan mulai menyiduk nasi untuk Imam.

Agak gemetar dan sedikit canggung memang, tapi Liana harus terbiasa dengan hidup baru, juga keluarga barunya.

Setelah selesai Liana mengambilkan makanan untuk Imam dan dirinya, barulah Zulaikha mengambilkan makanan untuk sang suami, disusul oleh Dewi untuk Farhan. Hawa? Perempuan itu hanya bisa meratapi nasib dengan kesendiriannya.

"Sabar, Hawa. Kalau udah ada calon, kamu bisa uwu-uwu halal di keluarga ini. Untuk sementara, kamu ambil makan untuk dirimu sendiri. Hidup Siti Hawa!" gumam Hawa yang masih bisa didengar mereka semua.

Ketiga couple itu pun terkekeh karena tingkah Hawa. Sudah dikatakan bukan, kalau Hawa bisa kapan pun menunjukkan sisinya yang lain? Perempuan itu bisa mencairkan suasana yang sedikit canggung ini.

Ketika semua sudah mendapatkan makanan masing-masing, mereka pun berdoa dengan dipimpin oleh Ustaz Farhan. Dari sepenglihatan dan sependengaran Liana, ayah mertuanya ini sebelas dua belas dengan sang suami. Beruntung Liana bisa masuk dalam keluarga ini.

Cinta Suci Gus Imam || New VersionDonde viven las historias. Descúbrelo ahora