25. Apa Salah Liana?

28.5K 2.9K 117
                                    

Happy reading

***

Brak!

Terdengar pintu dibuka tanpa ada lembut-lembutnya. Liana melihat suaminya yang sudah memasang raut wajah penuh emosi, sangat berbeda ketika lelaki itu menggombali Liana.

"Gus?" lirih Liana memanggil lelaki tampan itu, hingga Imam menoleh. Dari sorot matanya, Imam menunjukkan kalau dirinya marah besar.

Liana sama sekali tak bisa bangun. Dia merasakan sakit di sekujur tubuhnya, benar-benar sakit. Cambukan itu benar-benar terasa. Kalau bisa, dia ingin mati saja.

Bugh!

"Gus, ja-jangan...."

Liana tak menyangka kalau Imam akan memulai pertarungan. Padahal, ia melihat babak belur di wajah suaminya yang tidak tahu disebabkan oleh apa.

Menyaksikan bagaimana Imam melawan tiga orang sekaligus, membuat Liana bergidik ngeri. Tantenya malah berdiri di sebelah dia dengan bersedekap dada, tersenyum penuh arti.

Tidak hanya itu, Liana juga melihat ada Hawa dan Ning Zahro yang berdiri kaku. Kedua perempuan itu tak tahu harus melakukan apa, mungkin. Namun Liana yakin, Allah pasti membantu mereka.

Ketika Liana fokus menatap mereka yang kacau ... entahlah, Liana saja tak bisa mendeskripsikan bagaimana keadaan ruangan ini. Dia menarik napas dalam, sedalam-dalamnya sebelum semuanya terasa sakit.

Sakit kali ini seperti dibacok oleh kapak besar. Liana membusungkan dadanya ke atas, dia mengucapkan, "Astaghfirullah, sakit, Ya Allah...," lirihnya.

Imam yang melihat Liana kesakitan segera menghampiri perempuan itu. Ia melawan tiga pria berbadan besar hingga ketiganya jatuh dan segera berlari kepada Liana. Meraih kain yang menutupi tubuh istrinya, dan mengambil tangan Liana untuk digenggam.

"Lia? Bertahan ya, Sayang? Saya pasti akan membantu kamu," ucap Imam.

Liana menggeleng. Ribuan jarum seperti menusuk kepalanya, dadanya juga seakan tengah merasakan tenggelam di tengah-tengah lautan terdalam.

"G-Gus?" panggil Liana susah payah.

"Iya, Sayang?"

"Rasanya dicabut nya-nyawanya sama Malaikat Izrail itu s-sakit banget, ya? S-saya lagi ngalamin sak-sakratul maut apa engga, sih? Rasanya s-sakit banget, Gus...," kata Liana erat menggenggam tangan suaminya.

Liana tidak tahu lagi apa yang tengah ia rasakan. Terlalu banyak rasa sakit itu.

Imam menggeleng. "Istighfar, Ya zawjati. Kamu pasti bisa melawannya. Saya... saya belum siap kehilangan kamu."

Liana tersenyum tipis. "M-maafkan saya kalau s-saya ada salah ya, Gus?" Setelah itu Liana menarik napas sebanyak mungkin, seakan dia tak bisa lagi untuk menghirupnya. "Asyhadu an laa ilaaha--"

Dep.

Belum sempat Liana mengucapkannya, tubuhnya sudah tidak kuat lagi. Ia sudah lebih dulu memejamkan mata.

"Liana!" Imam mengguncang tubuh istrinya, lalu kilatan amarah semakin menjadi. Tangannya terkepal erat, ingin sekali melawan semua orang yang sudah menyakiti istrinya. Dia menyayangi Liana, tapi dengan beraninya ada yang menyakiti perempuan yang ia sayangi itu.

Ketika lelaki itu hendak bangkit untuk melawan tiga pria tadi, tubuhnya sudah ditarik paksa dan ditahan oleh dua pria. Satunya sudah menyiapkan kuda-kuda untuk melawan Imam. Padahal baru saja Imam ingin menghantam ketiga pria itu. Imam memberontak dengan mennguncangkan tubuhnya sendiri.

Cinta Suci Gus Imam || New VersionWhere stories live. Discover now