01.

9K 635 34
                                    


"Hari kita yang biasanya"

Sebelum hari itu, aku maupun kamu hanyalah seorang teman sekelas yang tiada hentinya untuk saling mengejek. Disaat itulah aku dan kamu semakin kenal, apalagi disaat sahabatku menjadi kekasih dari sahabatmu.

***

Dipagi yang cerah itu, seorang gadis berparas cantik, dengan kulit putih keturunan dari keluarganya, dan juga jangan lupakan bibir pink yang terus saja Komat kamit. Tatapan sinis ia lontarkan kepada gadis gadis yang melihatnya disepanjang jalan menuju kelas.

Gadis itu bersedekap dada, menatap siapa yang mencibirnya tadi, ia menatap tajam orang itu "Jadi cowok, punya mulut lemes banget, kayaknya harus dimasukin dikulkas biar beku" sinis Alisa Hanifa Ricard, Putri dari bapak ricart, yang katanya seorang bos disebuah perusahaan.

Terdengar kekehan dari orang yang Alisa siniskan tadi "Jadi cewe, bisa lembut dikit ga? Pantesan jomblo"balas cowok tersebut. Membuat jari jari lentik itu mengepal.

Gadis itu mengangkat kepalanya didepan wajah Ariel Ravianbihand "ARGHHHH Ariel anjing Lo! Kenapa harus menyangkut pautkan kesendirian gue sihhh"

"Pfffttt dasarr toa sekolah!"

Ariel dan Alisa, dua remaja yang disetiap pertemuan keduanya, hanya akan selalu ada pertengkaran. Baik itu dimulai oleh Ariel dan juga bisa dimulai oleh Alisa.

Dengan suara cemprengnya itu ia selalu berhasil membuat Ariel kesal, jikalau ia sudah konser dadakan didalam kelas.

Setelah berhasil meledek Alisa, dan berakhir gadis itu ngambek, Ariel pun kembali berucap "Hari ini gue gak nerima konser apapun! Tutup mulut Lo, atau gak lo- gue cium!" Alisa yang mendengarnya mengerucutkan bibirnya kesal.

"Iyuhhh najisss" cibirnya sembari memutar bola matanya malas, "mending gue cium lantai dari pada harus dicium sama kadal kayak Lo" lanjutnya, ia memutar tubuhnya membelakangi Ariel, langkahnya akan menuju kedalam kelas.

Ia malas berhadapan dengan cowok yang menurutnya mengesalkan itu. Ariel berdecak mendengar perkataan Alisa, kemudian ia juga melangkah masuk kedalam kelas.

Memberikan tatapan tajam ke Alisa, dan gadis itu membalas dengan menjulurkan lidahnya kepada Ariel.

Seperti itulah kisah keduanya, sebelum kejadian dimalam hari itu terjadi

***

Alisa pulang ke rumah orang tuanya dengan mengenakan motor Scoopynya, gadis itu membuka helm, lalu turun dari motor dan membuka pintu rumah.

"Ayis? Udah pulang nak?" Suara yang tak asing mengejutkan Alisa, ia menyerngit dengan panggilan nama kecilnya.

Ia tersentak dengan perlakuan wanita itu kepadanya, Alisa merasa, sang mama berlagak seperti tidak bisanya.

Rissa, nama yang cantik dan sesuai dengan wajah cantiknya, walaupun wanita itu sudah kepala 4. Alisa terdiam kala Rissa memeluknya, serta mencium pipinya.

"Ma? Ini mama?"tanya alisa heran, ia menjauhkan dirinya dari sang mama. Lantas mendengar ucapan sang putri, rissa tertawa.

"Tentu saja ini mama, apa wajah kamu tidak mengingatkan kamu tentang mama sayang?"tanyanya. Alisa menggeleng, "Ada apa? Mama mau apa?"tanyanya langsung, karena Alisa tahu, mamanya mencarinya karena sedang membutuhkan sesuatu.

A & AWhere stories live. Discover now