22.

2.1K 354 18
                                    

4 tahun itu lama,tidak bertemu satu hari saja rasanya tidak bisa bagi Ariel, tapi mulutnya berkata seperti itu. Dan disaat Alisa sadar, Ariel tidak mengatakan apa apa, ia bisa melihat tatapan kecewa dari Alisa.

Tidak membuat Alisa tertekan, Ariel memberikan waktu untuk alisa agar berfikir jernih, jika wanita itu tetap ingin berpisah, maka Ariel akan menurutinya.

Laki laki itu saat ini sedang dalam perjalanan pulang, ia akan mendengar keputusan Alisa untuk terakhir kalinya.

Ia memarkirkan motornya, lalu setelah itu masuk kedalam rumah, dan tatapannya langsung datar, melihat sosok wanita hamil yang saat ini tengah menarik kopernya.

Alisa terlihat terkejut karena melihat keberadaan Ariel yang tiba tiba. Tangannya gemetar melihat suaminya itu, apalagi dengan tatapan Ariel yang begitu.

"Lo udah mutusin ternyata, hhh, fine" Kekeh Ariel, yang sebelumnya sudah menghela nafas panjang, bibirnya tertarik membentuk senyuman.

Lalu kakinya melangkah mendekati alisa "Tinggal sama mom, gue janji, gak bakal muncul dihadapan Lo, asal Lo tinggalnya harus sama mom" ujar Ariel.

Bisa ia lihat Alisa menggeleng, sembari menundukkan kepalanya. Ah, apakah gadis itu takut dengannya? Tapi itu memang bisa saja, apalagi dengan Ariel yang suka kasar itu.

"Gue tinggal sama ayah" balas Alisa.

"Tinggal sama mom, atau gue bakal ambil anak gue dari Lo, dan gak bakal ngebiarin Lo nemuin dia!" Ancamnya.

Alisa tertawa pelan "Lo gak berhak Riel, yang ngadung dan ngelahirin dia itu gue, stop! Kita udah pisah, dan gue gak mau Lo ngurusin hidup gue lagi!"

"Lo bodoh, gue ayahnya, dan gue berhak ngelakuin itu" balas Ariel, merapikan rambut Alisa sejenak.

Alisa tak menjawab,ia ingin segera pergi dari rumah ini dan juga melupakan kenangan kenangannya yang ada disini. Terutama tokoh utama dari rumah ini, seseorang berstatus sebagai suaminya, atau mungkin nanti mantan suami?

Tapi sebelum pergi, entah kenapa anaknya sungguh sangat menyiksa dirinya, kenapa? Kenapa harus ingin dipeluk oleh Ariel, wali untuk terakhir kalinya? Kenapa!

"Please, gue gak mau diatur lagi"

"You can just go, and forget about the two of us!" Tekan Alisa, lalu menarik gagang kopernya, akan segera meninggalkan rumah ini.

Laki laki itu mengangguk, lalu menarik lengan Alisa agar mendekat kearahnya, dan ia langsung memeluk gadis itu dengan erat, dan hati hati agar perut buncit itu tidak perlu merasa kesakitan.

Alisa yang menginginkan pelukan terakhir ini pun juga membalas pelukan ariel. Kalau boleh jujur, ariel tidak sepenuhnya melepaskan alisa, ia hanya memberikan waktu untuk wanita itu.

"Semudah itu Lo nyuruh gue ngelupain Lo li? Lo fikir segampang ngelupas kulit kacang, gue tanya sekarang, Lo juga sayang sama gue kan? Lo bahkan bakalan lebih tersiksa tanpa gue Alisa" disetiap katanya selalu ada penekanan dari laki laki itu, ia menarik kedua bahu Alisa agar pelukan mereka terlepas, lalu ia bisa melihat tatapan berkaca kaca itu.

Ariel menghembuskan nafasnya pelan "Gue tau Lo gak bakal tinggal dirumah ayah lo, Lo trauma sama Novan, dan ayah Lo sendiri lebih ngebela Novan, jadi, Lo harus tinggal sama gue, gue janji Li, gak bakal muncul dihadapan Lo lagi" ucapnya, walau apakah ia bisa yakin kepada dirinya sendiri atas janjinya itu, Ariel tidak perduli.

Mau ia tepati atau tidak, intinya ia mau Alisa hidup baik baik saja untuk kedepannya walau harus jauh darinya. Pengawasan nya akan terus ada untuk wanita itu.

A & AWhere stories live. Discover now