34.

1.7K 345 21
                                    


Ting

Sebenarnya Alisa mendengarnya, cuma ia sedang malas membuka ponselnya, dan memilih untuk membuka berkas-berkas dari sekolah.

Ia harus mengecek ulang daftar siswa,dan iuran yang sudah terkumpul. Bahkan ia melakukan itu dari baru pagi, dan sekarang sudah siang.

"Huh? Pantesan" Gumamnya, setelah bingung beberapa saat, ternyata ia yang belum bayar iuran Atheyya.

Ia pun segera mengambil ponselnya, dan berniat melakukan transfer, tapi fokusnya saat ini pada sebuah Notifikasi dari WhatsApp.

Ada nomer tidak dikenal mengiriminya sebuah  video, karena merasa aneh, ia pun membuka chat dari orang itu.

Ia mengunduhnya sebentar, lalu membuka videonya, dan yang membuat Alisa kaget adalah, orang yang pertama ia lihat adalah putrinya, Atheyya!

Gadis kecil itu terlihat mengeluarkan air mata, dan duduk dikursi mungil, dengan tangan dan kaki yang terikat.

Tangan Alisa bergetar melihat itu, ia panik, tapi ia harus mendengarkan apakah yang diucapkan oleh Atheyya.

"Huaaaaaaa MamiA, atheyl takutl MamiA, toylongin atheyl hiks—"

Atheyya terlihat memberontak dari dalam video, gadis kecil itu meraung, ia seperti ketakutan, melihat seseorang yang ada disamping kamera.

"Ateyl takutl hiks—, Meleka Jahatin atheyl, katananya, kalauw atheyl, nda bawa MamiA, nanti, atheyl batalan dijual Huaaaa"

Cetak

BRAK

Alisa menggebrak mejanya, disaat video itu berhenti. Jantungnya berdetak tak karuan, putri satu-satunya diculik?  Ia tidak bisa tinggal diam.

Dan— bagaimana Atheyya bisa disekap? Bukankah tadi ia bersama dengan Mira diluar? Arghh sialan!

Dengan segera Alisa menekan tombol panggilan kepada nomer tidak dikenal tersebut, berdering, hingga beberapa detik sambungan telepon berlangsung.

"SIALAN! Mana anak gue kaparat!" Teriak Alisa tak bisa menahan emosinya. Tangannya mengepal, merasa sangat murka.

Terdengar helaan nafas dari sana, lalu bibirnya tidak mengeluarkan satu kata, melainkan langsung menutup sambungan telepon.

Alisa menggeram, tapi setelahnya ada pesan dari orang itu, ia mengirim alamat sebuah rumah, dan Alisa langsung mengambil kunci motornya, mereka mau main-main ya? Sama ibu anak satu ini?.

Disisi lainnya.....

Gadis kecil itu langsung mengusap air mata buayanya, lalu berlari menuju papinya. Atheyya dan Ariel bertos ria, setelah berhasil melakukan actingnya.

Ariel mengusap air mata sang putri lalu mencium kedua buah mata itu "Maaf sayang, udah bikin putri kecil papi ini nangis"

"Ihhh kanl cuma pula pula piii" dengus Atheyya, membalas kecup pipi Ariel.

"Tetap aja,papi gak mau liat athey nangis lagi, cukup ini aja oke!"

Atheyya mengangguk, lalu naik keatas gendongan papinya, mereka akan menyambut kehadiran sosok wanita yang mereka cintai dan sayangi.

Ariel melangkah keluar dari kamarnya, dan menuju ruang tengah. Rumah ini adalah rumah yang dulu sempat ia tinggali bersama Alisa, dan mungkin ini pertama kalinya Alisa datang setelah mereka terpisah.

"Nda selu, nda ada bayon, Ama petacan" ucap gadis itu, sembari memeluk leher Ariel.

Ariel terkekeh, lalu mencium pipi putrinya, tak bosan-bosan akan hal yang ia lakukan terus menerus. Lalu keduanya duduk disofa, dengan Atheyya berada dipangkuan papinya.

A & AМесто, где живут истории. Откройте их для себя