18

2.9K 409 41
                                    


Novan dengan setelah kuliahnya berjalan memasuki sebuah gedung, cowok itu enggan membalas tatapan karyawan karyawan disana. Banyak yang mengaguminya? Tentu saja, bagaimana tidak, ia sangat tampan. Maaf kalau itu terkesan sangat sombong, tapi itu memang benar.

Ia sekarang tengah masuk ke perusahaan sang ayah, yah, bukan perusahaan besar tapi tidak kecil juga.

Ia tidak masuk keruangan ayahnya, melainkan ruangannya sendiri. Ia sendiri disini hanya jadi karyawan biasa, setelah lulus kuliah mungkin akan meneruskan usaha sang ayah.

Tapi bukan itu yang akan kita bicarakan sekarang, melainkan hal lain.

"Lancar?" Tanya Novan, ia langsung terduduk dikursinya, dengan seseorang juga tengah duduk didepannya dan hanya terhalang meja.

Laki laki itu mengangguk "Lancar ,cuma.. ya begitu, adek Lo itu galak, jadi-- ya tanpa Lo Bayar pun gue udah tertarik sama adek Lo" Raden menunggingkan senyumnya.

Novan mengangguk angguk "Ya intinya Lo harus pisahin mereka..setelah itu jangan ganggu adek gue!" Tegas Novan.

Satu alasan yang membuat Novan ingin memisahkan adeknya dengan Ariel, karena ia tidak pernah menyukai Ariel, mulai dari saat cowok itu meniduri Alisa.

Perasaan Novan saat mendengar Alisa hamil diluar nikah, sungguh kemarahannya sudah diambang langit, makanya disaat itu juga ia memutuskan hubungannya dengan adeknya itu.

Novan memang menyesal setelah melihat kondisi sang adik, disaat umurnya belum genap 19 tahun, gadis itu sudah harus hamil. Dan itu membuat Novan sangat dendam kepada Ariel, lihat saja, apapun akan ia lakukan untuk memisahkan Ariel dengan Alisa.

Pernah terlintas dibenaknya untuk membunuh Ariel, tapi keluarga Ariel bukan lawan untuk keluarganya.

"Lepasin? Kali ini gue gak mau, adek Lo emang beda" kecut Raden, sembari memutar mutar ponselnya diatas meja kerja Novan.

Novan menatap tajam temannya itu "Alisa itu anak yang baik, gue gak mau dia sama orang yang gak baik lagi"

"Emang Lo baik? Tiap malam Lo selalu ke club, dan itu cuma buat ngerusak diri Lo sendiri! Seenggaknya gue masih perjaka" bela Raden, menampilkan senyum kemenangan melihat raut wajah Novan.


***

Sedari sore tadi, Alisa benar benar lupa akan kotak dari Novan, dan setelah mengingatnya, ia mulai membuka apa isi dari kotak tersebut.

Matanya melongo, ini sepertinya bukan dari Novan, melainkan dari teman kakaknya itu.
Bisa dilihat dari ada sebuah photo dirinya? What? Kenapa bisa?

Didalam photo itu Alisa memeluk Raden?! Editan macam apa ini! Cepat cepat Alisa membuka semuanya, menurutnya Raden sangat gila, bukan hanya satu atau dua Poto editan keduanya, malah asa sampai 15 photo cetak.

Geraman Alisa tertahan, setelah melihat sebuah kertas berisi tulisan. Matanya kian melotot, benar benar gila.

"Hai,gue Raden, hm gw ga mau basa basi, gue cuma mau bilang kalau gue suka sama Lo, udah dari lama,soalnya gue sering main dulu kerumah Novan, dan argh, Lo seksi banget saat itu, dan itu tambah ngebuat gue suka sama Lo, dan gue bakal nunggu janda Lo haha"

"Hold on a minute, I'll pick you up baby"

"Bajingan nih cowo! Benar benar gila" geramnya, Alisa mendengus lalu memberesi kotak tersebut, dan menyembunyikannya, kalau Ariel sampai tahu akan hal ini.

A & AМесто, где живут истории. Откройте их для себя