[3] Saling kenal?

2K 243 395
                                    

Jangan lupa follow akun sebelum membaca Abyylatte_
Akun ig: wp.abyylatte_

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN MOMOL!

Di sebuah pondok pesantren ternama yang didirikan oleh seorang Gus muda bernama Gus Muhammad Zayyan Athala. Seorang Gus tampan dengan wajah datar dan sikap dinginnya. Disegani setiap kalangan ustad ustad. Tegas dalam memberi hukuman juga pelajaran. Ditakuti oleh setiap santriwan di pesantren An-Nabawi. Tidak hanya itu, banyak para santriwati yang mengagumi sosok Gus tampan ini. Dengan istilah zaman sekarang adalah mencintai dalam diam.

Zayyan seorang lulusan kuliah yang mengabdi di Arab Saudi, terbiasa berbahasa arab, sehingga baha Indonesia sedikit baku baginya. Saat ini Zayyan sedang mengobrol dengan orang tuanya.

"Jadi bagaimana? Abah harap kamu tidak menolaknya."

"Tidak perlu ada perjodohan, Abah. Zayyan bisa mencari pendamping sendiri, tapi bukan sekarang waktunya," balas Zayyan.

Pria paruh baya yang dipanggil Abah itu pun tersenyum. "Kamu masih ingat pesan terakhir Umimu kan?" tanya Fahru kepada putra semata wayangnya.

Zayyan menghela napas. "Na'am, Bah. Zayyan ingat."

"Kalau kamu ingat, Abah harap kamu tidak menolak perjodahan yang sudah lama direncanain dari dua keluarga."

Zayyan terdiam.

Menikah? Tidak pernah terfikirkan sekali pun oleh Zayyan. Diusianya yang ke-23 ini. Zayyan ingin fokus untuk memperbesar Pesantrennya. Dalam arti, Zayyan masih ingin berbagi ilmu untuk banyak orang sebelum ia akan sibuk dengan keluarga kecilnya nanti.

Namun, hanya dengan mendengar nama Uminya, hati Zayyan tidak pernah bisa menolak. Baginya, Umi adalah cinta kedua setelah Zayyan mencintai Allah.

"Yaudah Bah, Zayyan mau dijodohkan dengan pilihan Abah dan Umi."

"Alhamdulillah, kalau gitu nanti kita ke makam Umi ya minta restu untuk pernikahan kamu sekalian kita ziarah."

"Zayyan mau pergi sendiri aja ya Bah, ada yang mau Zayyan kerjakan juga."

"Yaudah nggak papa, kamu hati hati dijalan, ingat jangan ngebut dan jangan lupa berdoa dulu."

"Iya Abah ganteng, kalau gitu Zayyan pergi dulu ya, Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh."

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi
wabarakatuh."

Zayyan keluar dari ruangan Abahnya dan berjalan disekitar lapangan Pesantren yang asri dan hijau.

"Assalamu'alaikum, Gus Zayyan," sapa
seorang Santriwati kepada Zayyan.

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh, kalian dari mana? Kenapa ada di perkarangan asrama putra?" tanya Zayyan.

"Ah ini Gus, kita tadi di minta tolongin dengan Ustadzah Ambar untuk beli perlengkapan masak Gus."

"Oh, yaudah kalo gitu kembali ke asrama kalian tidak baik berlama-lama disini." suruh Zayyan.

"Na'am Gus kami permisi dulu, Assalamu'alaikum," pamit kedua santri itu.

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh."

Setelah percakapan singkat itu. Zayyan pun pergi keluar perkarang pesantren dengan mobilnya. Tujuannya sekarang adalah pemakaman sang umi. Suasana pemakaman sangat sepi, hanya ada beberapa orang yang mungkin juga mengunjungi keluarga yang mereka rindukan. Zayyan berjongkok di depan sebuah makam yang bertuliskan nama Aisyah Qifasyah ayara. Nama seseorang yang benar benar Zayyan rindukan hingga sekarang.

GADIS ATHEIS GUS ZAYYAN [END√]Where stories live. Discover now