[13] Hari yang tak dinanti

1.5K 105 84
                                    

"Jika seseorang menikah, maka ia telah menyempurnakan separuh agamanya. Karenanya, bertakwalah pada Allah pada separuh yang lainnya." (HR. Al Baihaqi)

 Al Baihaqi)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

Menikah muda? Tidak pernah terlintas di pikiran Alesya. Apalagi untuk menikah dengan laki-laki yang bahkan Alesya tidak tahu kehidupannya.

Hari yang tidak dinanti pun tiba, setelah menghabiskan banyak waktu dan jam, Alesya sudah siap dengan gaun pernikahannya. Gaun putih panjang dan elegan, di padukan dengan cadar putih membuat kecantikan gadis remaja itu berkali-kali lipat terlihat.

"Bunda, kenapa ini dipakai di wajah? Ale pikir di kaki," monolog Alesya menyentuh ujung cadar miliknya.

"Ini namanya cadar, sayang," ujar Mizha mengusap kerudung putih milik putrinya.

"Iya, kemarin Ale lihat anak kecil juga pakai ini." Alesya mengangguk-ngangguk dan menatap sang bunda. "Bunda?"

"Iya, sayang?" Lama terdiam menatap sang bunda, akhrinya Alesya berujar. "Bunda kenapa nangis? Apa Ale ada buat salah? Bunda nggak suka sama pernikahan ini? Jangan nangis Bunda, nanti Ale ikut nangis." Alesya berdiri lalu menangkup pipi Mizha dan mengusap cairan bening yang menetes dari ujung mata Mizha.

Mizha tertawa pelan, mengecup kening Alesya lembut. "Ini air mata kebahagiaan sayang."

"Bunda bahagia?" tanya Alesya. Nada gadis dengan cadar putih itu terdengar lirih dan pelan. Mizha tidak berbohong. Ia bahagia karena ini untuk pertama kalinya setelah sekian lama Alesya menggunakan hijab lengkap dengan cadar.

Alesya berhamburan ke dalam pelukan sang bunda. Memeluk erat Mizha sambil berusaha menahan tangisnya. "Jangan nangis, sayang. Bunda mau putri Bunda itu senyum bukannya nangis." Mizha mengelus punggung Alesya yang perlahan bergetar.

"Bu-bunda ...."

"Kenapa, sayang? Jangan nangis cantiknya Bunda." Mizha memeluk tubuh bergetar putrinya.

Tangis Alesya semakin pecah. "Ale dari kemarin sampai pagi ini belum ada minum susu strawberry."

Mizha tertawa, melepas pelukannya. "Selesai acara Bunda belikan lima kardus, ya."

"Mau sekarang, Bun .... Kalau nggak Ale nggak jadi nikah," jawab gadis itu masih terisak. Inilah contoh perihal tidak minum susu strawberry maka pernikahanlah yang dibatalkan.

"Sayang nan—"

"ASSALAMU'ALAIKUM, AAA ALESYA GUE BAKAL NIKAH BENTAR LAGI!" teriak Netta melengking, seraya memeluk Alesya erat.

"Lebay lo! Lepas anjing gue sesak!" Alesya memukul tangan gadis itu, hingga pelukan terlepas dan sang pelaku tertawa puas.

"Ucapannya dijaga, sayang," desis Mizha membuat Alesya meringis.

GADIS ATHEIS GUS ZAYYAN [END√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang