[42] Pendonor

1K 67 44
                                    

Karena lagi mood bgt jadi aku up lagi, yeyy, mna tepuk tangannya._.?

Harus rame! Klo ga rame, sini sharelock, kita gelud

Di sini aku nyebut abah fahru itu, fahru aja ya, rada aneh kalo pakai abah nya soalnya.

Follow akun dlu ya momol! Abyylatte_
Akun IG: wp.abyylatte_

HAPPY READING MOMOL!

HAPPY READING MOMOL!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🍉🍉🍉


Pintu berwarna putih itu terbuka. Seseorang yang sejak tadi berbaring di dalamnya mengalihkan pandangan. Saat tau siapa yang masuk, orang itu mengalihkan pandangannya langsung. Benci, satu kata yang tersirat saat tatapan mereka bertemu.

"Bagaimana keadaan kamu?" tanya orang itu masuk dan mengunci pintu.

"Nggak usah sok baik." Arvan menjawab singkat, tatapannya tidak teralihkan dari dinding putih di depan sana.

"Saya Ayah kamu. Saya berhak tau dengan kondisi kamu, Arvan." Fahru mengambil posisi duduk di sisi kanan brankar Arvan.

"Gue nggak punya Ayah. Ayah gue udah mati."

Fahru menghela nafas. Memang benar ia bukan ayah dari anak laki-laki di depannya. Tapi semenjak tau fakta Arvan adalah anak dari wanita yang pernah menjadi sahabatnya dulu. Sejak saat itu Fahru sudah menganggap Arvan sebagai putranya. Sayang, setelah kejadian itu, Arvan menghilang begitu saja bak ditelan bumi.

"Saya ingin menceritakan yang sebenarnya, tapi jangan kamu potong sebelum saya selesai cerita."

Arvan diam tidak menjawab, itu Fahru anggap sebagai jawaban 'iya'.

"Mama kamu itu dulunya sahabat saya sejak SMP. Kita selalu bersama-sama sampai akhirnya memiliki pasangan hidup masing-masing. Semenjak menikah, hubungan kita tidak sedekat dulu. Terakhir saya berjumpa dengan Mama kamu, saat kamu berumur 5 tahun. Setelah itu tidak lagi karena kalian pindah dari rumah kalian yang lama."

"Tepat di hari kepergian istri saya, saya merasa kehilangan dan mencoba menghibur diri sendiri. Teman saya membawa saya pergi ke sebuah club. Saya tidak menolak karena yang ada di pikiran saya hanya merindukan almarhuma istri saya."

Fahru menarik nafas sejenak sebelum melanjutkan ceritanya. "Malam itu saya tidak ingat apa-apa selain pertemuan dengan Mama kamu di perjalanan pulang. Paginya saya terbangun di dalam sebuah kamar dengan Mama kamu yang menangis di samping saya. Setelah itu, saya ingat, apa saja yang sudah saya lakukan pada Mama kamu, dan kondisi saya saat itu mabuk, Arvan. Saya tidak sadar sudah melakukan hal itu secara paksa kepada Mama kamu."

Arvan diam, tapi telinganya mendengarkan semua yang diceritakan oleh pria di sebelahnya dengan seksama. Tiba-tiba ia merindukan sang mama.

Mama ...

GADIS ATHEIS GUS ZAYYAN [END√]Where stories live. Discover now