[15] Membuat ulah

1.5K 83 28
                                    

Alesya keluar dari kamar dengan pakaian rumahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alesya keluar dari kamar dengan pakaian rumahnya. Kemarin, ayahnya sudah meminta izin kepada kepala sekolah kalau Alesya akan libur untuk beberapa hari.

"Bunda! Ale mau sekolah kok seragamnya nggak ada sih?!" teriak Alesya berdiri di anak tangga terakhir.

"Ih, Bunda ke mana sih? Dari tadi juga dipanggilin."

"Bundaaa," panggil Alesya lagi.

"Lho? Sejak kapan dapur rumah pindah tempat?" gumam Alesya bingung.

"Bunda? Bunda di mana sih?!" teriak Alesya sekali lagi, tapi tetap tidak ada jawaban apa pun.

Dari anak tangga, Zayyan mengernyitkan dahi. Alesya kenapa? Memanggil bundanya padahal jelas gadis itu tinggal bersama dirinya sekarang.

"Kamu cari Bunda?"

Alesya menoleh. "Iya Bun– Huaaa, lo ngapain di rumah gue?!" teriak Alesya berlari menjauh menuju ruang tamu.

"Jangan mendekat! Huaaa, Bunda ada Om-om di rumah kita!" teriak Alesya melengking membuat Zayyan reflek menutup telinganya.

"OM KELU—"

"Aku suami kamu, Alesya," potong Zayyan cepat, sebelum telinganya kembali menjadi imbas teriakan cempreng itu.

Alesya terdiam. "Su-suami? Se-sejak kapan?"

Zayyan diam tidak menjawab, membuat Alesya mencoba memutar memorinya kembali. Beberapa menit kemudian Alesya menepuk jidatnya sendiri. "Astaga! Ale lupa, Ale kan udah punya suami!"

Zayyan tidak membalas, melangkahkan kakinya menuju dapur. "Om, maaf, ya. Ale tadi benar-benar lupa ...." sesal Alesya merasa tak enak.

"Om?" beo Zayyan datar.

"Ma-maaf maksudnya Kakak ... maaf, tadi Ale benaran lupa. Biasanya Bunda yang selalu siapin sarapan tiap pagi." Alesya berlari menyusul Zayyan di dapur.

Zayyan mengangguk, menundukkan sedikit tubuhnya mengambil beberapa bahan dari kulkas yang sudah terbuka. "Mau makan apa?"

"Biasanya Bunda masakin nasi goreng, tapi kan Ale nggak bisa masak, Kak." Alesya ikut mendekati kulkas, mengambil susu strawberry yang ternyata sudah ada di sana.

Zayyan tersenyum kecil lalu mengacak rambut Alesya lembut. "Kakak yang masak untuk kamu."

Zayyan menggaruk kepalanya pelan saat kata kakak sedikit aneh baginya. Tapi lucu kalau Alesya yang memanggilnya kakak.

"Kak Zayyan bisa masak?" tanya Alesya bersemangat. Itu tandanya dirinya tidak perlu capek-capek belajar masak.

Zayyan mengangguk, menggulung lengan baju kaos panjangnya hingga sebatas siku. "Mau bantuin?"

"Mau!" seru Alesya bersemangat seraya menguncirkan asal rambut panjangnya.

"Kamu potong bawang, Kakak yang potong sosis sama ambil nasinya dulu."

GADIS ATHEIS GUS ZAYYAN [END√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang