Part 25. Perlahan semuanya terungkap

719 83 5
                                    

Sudah sejak kemarin Oma Diana menginap di kediaman Aldric. Wanita itu mengatur keseluruhan rumah, dari makanan kapan harus dibersihkan dan apa saja yang boleh Aldric makan. Keisya selalu mengikutinya bak anak ayam, mengingat setiap inci perkataan yang akan membuatnya semakin mengenal Aldric, maksudnya agar ia tidak mendapatkan amukan lelaki itu karena selalu salah.

"Oma, boleh Keisya bertanya?"

"Hemm, tanya apa?"

"Dimana mama sama papa Aldric?"

"Kamu penasaran?"

Keisya mengangguk kecil, dari dulu inilah pertanyaan yang paling terdepan ada di kepalanya. Selama menikah dengannya, tak ada satupun lelaki itu membahas masalah orang tua, baik ayah atau pun ibu.

"Kedua orang tua Aldric sudah meninggal, mereka kecelakaan beberapa tahun yang lalu, Oma sudah tidak ingat kejadian itu." Wajah Diana menunduk, berusaha menyelami masa lalu.

"Tidak perlu dipaksa, Oma," ujar Keisya, takut jika orang di sampingnya ini akan sakit.

"Saat itu dia masih sangat kecil. Kecelakaan itu terjadi setelah dia baru saja selesai jalan-jalan di kebun binatang. Saat di telefon, Aldric menceritakan banyak hal pada Oma. Katanya, "Oma, di sini ada buaya besar banget! Terus tadi Aldric ketemu sama kuda poni loh ...." Haha dia memang menggemaskan, pipinya sangat besar dan merah." Oma Diana tertawa kecil mengingat hal itu, tapi tidak menutup kemungkinan bahwa di lubuk hatinya terdapat banyak kesedihan.

"Waktu kembali ke jakarta, tiba-tiba ada truk besar yang membawa banyak barang, menabrak mobil Aldric dan melemparkannya jauh sampai beberapa meter. Kejadian itu sempat diberitakan di beberapa TV. Kau tau? Papanya Aldric adalah orang terkenal di sini, dia pemilik perusahaan terbesar, kecelakaan yang menimpanya membuat banyak orang prihatin.

Dari kejadian itu hanya Aldric yang selamat, hanya saja sampai sekarang kakinya belum juga bisa disembuhkan. Sudah banyak cara yang Oma dan Irwan lakukan, tetap saja belum mendapatkan hasil. Oma harap, kamu bertahan ya, selalu menjaganya dengan baik. Di Bali kekuatannya itu, sebenarnya Aldric adalah orang yang rapuh."

Keisya lagi-lagi mengangguk paham, setelah mendengar cerita itu hatinya kembali tersentil keadaan. Ternyata di balik sikap Aldric yang sempurna tersebut, ada banyak hal yang terjadi. Masa lalu yang kelam dan kehilangan orang tua saat masih muda.

"Jangan bicarakan ini pada dia ya, selain lumpuh, Aldric juga amnesia. Dia tidak bisa mengingat kejadian itu, Oma hanya bilang kalau kedua orangtuanya meninggal karena sakit. Oma tidak mau membuat dia kepikiran dan sedih."

"Iya, Oma."

"Keisya, sesekali coba kamu jalan sama Violet. Kamu dulu kan CEO dari Black lotus, masa makin ke sini bajunya itu-itu aja. Kamu juga istri dari Aldric loh, CEO terkenal di Indonesia. Oma takut nanti orang-orang mikirnya kamu pembantunya bukan istrinya lagi.

Violet kalau kemana-mana pasti rapi, baju, tas, sepatu semuanya barang-barang branded. Perhiasan dia juga mahal-mahal. Kamu nggak mau pakai kayak gitu? Masa bajunya gamis terus? Kayak ibu-ibu pengajian loh."

Keisya tersenyum lucu mendengar itu, apakah kini Oma Diana sedang membandingkan dirinya dengan Violet?

"Selagi baju Keisya pantas digunakan, Keisya nggak malu buat pakai itu semua kok, Oma. Setiap baju dan barang yang digunakan, suatu saat bakalan diminta pertanggungjawaban, Keisya nggak mau nambah beban di akhirat, lebih baik beli sesuatu yang dibutuhkan saja, atau menyumbangkan uang kita buat mereka yang membutuhkan. Kalau masalah pandangan orang-orang luar, Keisya juga tidak memikirkan itu semua. Lebih baik seperti ini daripada harus mendapatkan perhatian, Keisya takut terkena ain." Di ujung kalimat terdengar tawa renyah dari gadis cantik itu.

Eternal Love Of Dream [End]Where stories live. Discover now