Part 42. Kebun Binatang

769 82 6
                                    

Pagi ini Aldric sudah rapi, tidak lagi kemeja formal atau baju kantor seperti biasanya, kini outfi yang digunakan terkesan lebih santai. Kaus hitam dipadukan dengan celana jeans, tak lupa  jam tangan bermerk Fossil bertengger di pergelangan tangan. sentuhan klasik pada benda penunjuk waktu tersebut menambah kesan vintage pada dirinya dengan perpaduan. kulit asli berwarna cokelat.

Rambutnya yang hitam legam dibentuk Soft Comma Hair. Lengkungannya dibuat lebih lembut dan tidak terlalu berlekuk seperti potongan rambut comma hair yang klasik. Dari sudut manapun sungguh Aldric hari ini begitu sempurna, aroma aquatic yaitu perpaduan dari Woody dan musky yang fresh nan menenangkan membuat siapapun akan memusatkan perhatiannya kepadanya.

"Zean, apa kamu sudah di depan?"

"Iya, pak."

Aldric kembali memasukkan ponselnya ke dalam saku, menuruni tangga begitu tenang namun langkah lebarnya membuat ia lebih cepat sampai ke bawah. Masih sama saja, bi Ningsih belum ada tanda-tanda akan kembali, dan sepertinya ia mulai terbiasa dengan itu. Makanan pun ia memesan dari luar, terserah dengan kesehatannya, ya ia terlalu mengentengkan gaya hidupnya selama sebulan ini.

Tujuannya kali bukan kafe atau coffee shope sebagai tempat kencan paling romantis seperti kebanyakan muda-mudi yang tengah dimabuk cinta, melainkan ia akan mendatangi kebun binatang Ragunan yang berada di Jakarta Selatan. Lucu memang, tetapi tempat itu lah ia akan dipertemukan dengan Keisya. Reza menjelaskan bahwa hari ini ia akan ke sana untuk memenuhi keinginan sang kakak yang tidak lain adalah Keisya yang asli.

Di sisi lain, Keisya dan Fathimah sudah berada di kebun binatang. Hampir sepuluh menit keduanya berkeliling, tangan mereka pun penuh dengan es krim rasa cokelat dan vanilla. Tidak hanya itu, Keisya yang seperti anak kecil sudah memegang satu balon berwarna pink, ia pun memaksa Fathimah untuk membeli hal yang serupa, namun gadis itu lebih memilih warna hitam, sangat gelap.

"Mbak, itu hewan apa ya?" Keisya menunjuk seekor hewan yang sedang tiduran di atas tanah, kulitnya berwarna gelap dan terlihat penuh debu.

"Itu tapir," jawab Fathimah, sesekali ia mengambil foto gadis di sampingnya. Ya Keisya sangat cantik saat menggunakan gamis cerah seperti ini. Ia benar-benar mengaguminya.

"Bentuknya kayak babi!"

"Pfttt!" Fathimah menutup bibirnya rapat-rapat tak ingin membuat keributan, akan tetapi sepertinya ia gagal karena setelahnya terdengar tawa memekik telinga.

"Hahaha ... Babi! Hahaha .... A***ir! Perut gue sakit! Dia babi!" 

Gagal sudah baginya untuk terlihat anggun. Hanya karena ucapan Keisya tentang babi ia sampai terbahak-bahak seperti ini. Memang benar jika dari segi warna seperti babi hutan hanya saja ada corak sedikit putih di bagian punggung, begitu juga dengan ukuran tubuhnya yang tidak terlalu besar sama seperti babi. Yang paling membedakan adalah moncong kecilnya yang ada di wajah yang mirip seperti trenggiling.

"Hahaha ... Astaga polos banget Lo, Kei!" Fathimah tidak berhenti tertawa, setiap kali matanya menangkap tapir di dalam kandang saat itu juga kepalanya terisi dengan puluhan babi berwarna pink.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Eternal Love Of Dream [End]Where stories live. Discover now