Part 29. Kita sudah selesai

819 81 18
                                    

Mata bengkak menjadi pemandangan pertama yang Keisya lihat di depan cermin. Semalaman ia menangis, meratapi nasibnya yang tidak bisa memilih takdirnya sendiri, ia saat ini lebih seperti boneka berjalan yang dikendalikan oleh manusia-manusia serakah. Di satu sisi Ia senang, saat perasaannya tidak bertepuk sebelah tangan, tetapi ia juga sedih, bahwa ada fakta jika Aldric tidak akan pernah bisa ia miliki.

Dalam enam bulan ini, Lelaki itu hanya menganggapnya sebagai seorang Keisya, ya Keisya Zalynda Maheswari, padahal dirinya yang sebenarnya adalah Fathimah. Ia tidak ingin hidup dalam kebohongan, karena ia yakin hubungan yang dilandaskan pada hal buruk juga akan berakhir buruk. Untuk jujur pun ia takut, takut jika responnya akan menunjukkan kebencian, ia belum siap jika harus ditinggalkan olehnya.

"Kak Kei! Kak, buka pintunya!"

Tok tok tok

Mendengar ketukan pintu yang keras Keisya menoleh sesaat membuat sakit yang menjalar dari leher hingga punggung semakin terasa. Dari suaranya ia tau betul itu adalah Ratu. Kepala yang pusing ia hiraukan, secepat mungkin ia melepaskan mukenah yang melekat di tubuh, tak lupa melipat dan meletakkannya di ujung ranjang. Setiap kaki yang melangkah sungguh terasa berat, begitu juga dengan kelopak mata yang membesar.

"Kenapa?" tanyanya dengan suara yang terlampau serak.

"Ini pasti bukan kakak kan?!" Ratu bertanya. Sebelum menyelesaikan ucapannya ia menyeret lengan Keisya ke dalam dan menutup pintu rapat-rapat. "Duduk kak, coba liat ini sebentar."

Keisya mengangguk tanpa bersuara, ia pun menjatuhkan tubuhnya ke atas karpet berbentuk beruang dengan bulu yang lembut. Selang beberapa detik, Ratu menyodorkan ponselnya di mana ada satu video di sana. Adegan porno yang terlihat jelas, di sebuah ruangan gelap namun terlihat wajah sang pelaku. Desahan dan erangan menjijikkan terdengar hingga seluruh kamar.

"Kak, kakak nggak apa-apa?!"

Ratu berteriak kala perempuan di sampingnya berlari ke luar. Di depan rumah yang terdapat wastafel kecil, Keisya memuntahkan semua makanan yang tadi pagi ia telan, wajahnya memerah menahan sakit di bagian tenggorokan. "Apa yang kamu lakukan? Video apa itu, hah?!" tanyanya berang. Bisa-bisanya di pagi yang cerah ini ia melihat sesuatu seperti itu.

"Kakak nggak sadar? Ini video kak Keisya. Kakak lagi– Arghhh ... Ratu nggak ngerti lagi deh!" Gadis itu mengacak hijabnya kesal. Jelas-jelas tadi ia melihat respon Keisya yang sepertinya tidak tau apapun tetapi video di ponselnya mengatakan sebaliknya.

Kemudian Keisya berpikir sebentar, Ratu mengatakan jika di video itu adalah dirinya? Ia pun merampas benda pipih tersebut, melihat kembali rekaman amatir berdurasi dua puluh enam detik yang sungguh membuat perutnya bergejolak. Benar, wajahnya sangat mirip dengannya, dan laki-laki itu tidak asing, dia seperti– Edward? Dan perempuan itu adalah Fathimah. Kapan itu terjadi?

"Itu bukan kakak."

Hanya itu yang bisa Keisya katakan. Meskipun di depannya ada bukti nyata tetapi memang benar adanya jika bukan ia yang ada di dalam video. Itu Keisya yang asli bersama Edward. Ia tidak mungkin melakukan zina apalagi sampai di rekam dan disebar luaskan ke seluruh dunia seperti ini.

"Videonya ada dimana-mana. Tapi Ratu percaya kalau kakak nggak pernah kayak gini. Tapi–."

"Tolong, usir dia dari tempat ini!"

"Apa maksudmu?"

Tanpa sadar pintu kamar terbuka lebar, menampilkan sosok Aldric dan David. Laki-laki berkaca mata yang berdiri menatap tuannya yang duduk di kursi roda dengan pandangan tidak percaya. Sedangkan sang empu melihat gadis di depannya dengan aneh. Sorot matanya tidak lagi teduh seperti biasa, di sana ada perasaan benci dan jijik.

Eternal Love Of Dream [End]Where stories live. Discover now