Part 39. Mari mengembalikan semuanya

757 85 3
                                    

Ocean Group, perusahaan ternama yang saat ini semakin melebarkan sayapnya ke luar negeri. CEO yang tidak lain adalah Aldric diberitakan akan menikah kembali usai istri pertamanya meninggal dunia pada bulan lalu. Karangan bunga berucap kan selamat berjejer di depan gedung, kiriman hadiah mewah dari pihak perempuan pun tak ingin kalah memadati ruangannya. Banyak televisi yang juga ikut serta untuk menyiarkan kabar bahagia tersebut.

Sedangkan Aldric sendiri masih belum bisa menerima keputusan itu, perusahaan semakin besar jelas karena ada campur tangan orang lain yang tidak lain adalah orang tua Violet, dan hatinya? Tentu masih berada pada istri pertamanya. Ia tentu tidak ingin menyakiti dua hati sekaligus. Di satu sisi violet adalah sahabatnya sendiri. Menolaknya adalah cara paling cepat untuk membuatnya hancur.

Zean yang melihat betapa kacaunya sang tuan menjadi ikut sedih, padahal ia sudah berjanji akan mendapatkan bukti penggelapan dana yang dilakukan oleh Irwan kemarin, akan tetapi sampai sekarang semuanya belum ada hasilnya. Laki-laki yang tidak lain adalah paman Aldric itu adalah dalang dibalik kejadian, dengan batuan Diana dia bisa melakukan apapun pada Aldric.

Brakh!

"Selesaikan secepatnya. Gue nggak mau nama kakak gue hancur gara-gara Lo."

Tumpukan berkas tebal dilempar oleh Reza ke hadapan Aldric membuat laki-laki itu terperanjat. Kepalanya mengangkat, menatap lekat saudara dari mantan istrinya tersebut. Sedangkan Reza sedikit meringis, ia pikir keadaan Aldric akan baik-baik saja tetapi ternyata ia salah, betapa buruknya dia sekarang. Wajahnya semakin kurus, matanya menghitam seperti panda, dan jangan lupakan rambut halus yang semakin panjang di bagian dagu dan bawah hidung.

"Ini apa?" tanya Zean, mewakili Aldric yang masih terdiam dengan keterkejutannya.

"Bukti yang kalian cari."

Tersemat seringai tipis di sudut bibir Reza, ia tidak akan pernah menyangkal bahwasanya ia sudah salah paham dengan sahabatnya ini. Bekerja dengannya bertahun-tahun membuatnya tau betul bagaimana sifatnya. Aldric tidak pernah mengambil keputusan secara tiba-tiba dan sepihak seperti dulu, oleh sebab itu ia menyelidikinya.

Ternyata benar, ada yang memaksanya untuk membuat drama perceraian dengan Keisya. Tentu, Ia juga mengakui jika kemarin sudah terlampau emosi hingga membuatnya babak belur, namun ia tidak menyesal dengan itu, salahkan dia sendiri mengapa tidak menolong kakanya saat terjatuh di kolam.

Namun saat ini, ia ingin membantunya sedikit, cukup kasian melihatnya seperti gelandangan di jalanan dengan mimik frustasi seperti itu. Reza mengikis jarak, ia menjatuhkan tubuhnya ke atas meja, tangan kanannya ia gunakan sebagai penyangga. Dadanya condong ke arah Aldric yang setia menunggu ucapannya.

"Kalau dalam seminggu ini Lo bisa perbaiki semuanya. Gue bakalan kasih tau di mana Fathimah sekarang."

Suara bisikan Reza menusuk telinga, sedetik tidak ada respon apapun dari Aldric hingga kemudian ia menyadari setiap kata yang orang di depannya ucapkan. Ia langsung berdiri, memegang kerah sang teman kuat berusaha membuatnya jujur detik ini juga.

"Katakan sekali lagi, apa maksud dari perkataanmu?"

"Tidak ada pengulangan."

Reza menepis tangan Aldric dari dadanya, ia turun dari atas meja, membersihkan bagian pantat seakan meja yang ia duduki sangat kotor. Semua itu tidak pernah luput dari perhatian Zean. Dia tentu tidak bisa ikut campur saat ini, namun melihat laki-laki berkacamata hitam itu melenggang keluar dengan santainya ia juga kesal.

"Sial!" Aldric mengumpat perihal Reza.

Ia mengambil berkas yang lelaki itu berikan, bola matanya bergulir membaca setiap kalimat, terkadang pupil matanya membesar melihat bagaimana detailnya data tumpukan kertas yang ia pegang. Sudut bibirnya terangkat, dengan ini apapun yang akan ia lakukan tidak akan memiliki hambatan lagi. "Besok umumkan jika saya akan mengadakan konferensi pers."

Eternal Love Of Dream [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang