Part 33. Menjadi jelas

746 69 14
                                    

Kediaman Maheswari, rumah mewah yang menghadap sang bagaskara berdiri dengan kokoh meskipun sudah puluhan tahun ditempati. Tidak seperti di rumah Aldric yang suram, dari luar dipastikan pemiliknya tidak terlalu sedih dengan apa yang sedang terjadi. Wanita yang seharusnya menjadi seseorang paling terpuruk karena kehilangan putrinya nyatanya tidak demikian, dia tidak peduli dengan kematian Keisya, sedari kemarin pekerjaannya hanya berbelanja barang mewah bahkan menggunakan uang hasil Keisya sendiri.

"Pegang tasnya seperti ini, dan kau harus menatap tajam ke arah kamera. Ini akan menjadi foto yang bagus."

Seperti hari sebelumnya, setiap apa yang dilakukan Ia akan memamerkan di sosial media, saling menunjukkan keunggulan masihmas pada teman-teman sosialitanya. Saat ke pemakaman itu pun hanya formalitas saja, tentu ia tidak ingin dianggap sebagai ibu yang durhaka, dan lihat lah sekarang. Ia tengah berada di toko tas bermerek dan beberapa kali mengambil foto.

"Apa ini sudah bagus?"

"Ya, kamu terlihat sempurna."

"Aku akan mempostingnya di Instagram, dan melihat siapa saja yang akan iri kepadaku."

"Hahaha, jangankan di Instagram, aku pun iri kepadamu karena kamu berhasil mendapatkan tas ini. Kamu sangat beruntung."

Dua perempuan dengan pakaian kasual serta kaca mata hitam yang melekat saling bercanda di depan etalase kaca. Di setiap tangan memegang tas berkisar ratusan juta yang ia beli. Danu yang juga turut serta duduk di kursi bersama temannya, menikmati minuman yang dibelinya tadi. Ajeng tersenyum miring, seakan ia bangga karena sudah mendapatkan tas langka yang hanya ada tujuh di dunia. Dalam hati ia tertawa lebar, melihat beberapa komentar pada Instagramnya.

Alexaaa
Tasmu bagus, apa itu Gucci keluaran terbaru?

Kalista32
Itu tas limited edition bukan? Kamu beruntung sekali

Fionylistaris
Aku akan ke rumahmu hari ini. Kebetulan aku sedang membuat beberapa camilan.

@Fionylistaris oh ya, aku menunggumu di rumah.

Putriiii
Kak sharing dong buat siapa tau ada produk buat nurunin rabun jauh yang bagus dan cepat perubahannya. Biar nggak rabun lagi 😢😢

Tidak jauh berbeda dengan putri keduanya, setelah kematian Keisya Nara begitu senang. Kini hubungan antara ia dan Edward sudah tidak ada lagi penghalang. Sedari awal ia berpikir bahwa yang menerornya adalah Keisya, karena hanya dia yang tau kejadian dulu di hutan, namun sekarang dia sudah tidak ada lagi, rahasianya akan tertutup rapat, paling penting ia akan menjadi satu-satunya pewaris kekayaan di keluarga Maheswari.

Tak terasa, malam kembali hadir, kini jam di dinding menunjukkan pukul sembilan. Edward yang Nara pikir akan luluh pada nyatanya tidak, dia tetap marah ketika dirinya berkunjung. Namun ia tidak menyerah, selama Keisya tidak mengganggunya, itu sudah cukup. Cinta datang karena terbiasa, maka Edward pun juga akan memiliki perasaan untuknya jika ia terus berusaha, ya begitulah yang ia pikirkan.

Cetak!

Cetak!

Keheningan di kamar sirna karena sebuah ketukan keras dari jendela. Nara pikir hanya sebuah burung atau ranting kayu yang mengganggu, namun semakin lama suara itu kian keras, membuat waktu menontonnya terganggu. Ia pun menyingkap gorden kamar, mengeluarkan kepalanya untuk melihat ke bawah namun tidak ada apapun yang aneh. Ia mendengkus kesal, aktivitasnya terganggu karena hal itu.

"CK. Tidak ada apa-apa."

Tidak lama ia pun kembali ke ranjang, memeluk boneka panda berukuran besar sembari saling berbalas pesan dengan teman-teman, tak lupa tontonan di laptop yang masih menyala. Akan tetapi keadaan ruangan mulai berbeda. Nara merasa ada seseorang yang memperhatikannya sedari tadi, ia pun meletakkan ponsel ke atas meja, mengambil guling putih dan kemudian dijadikan senjata.

Eternal Love Of Dream [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang