Bab 5

167K 11.3K 45
                                    

Bangun pagi harinya, Hana dibangunkan oleh bunyi alarm. Hana yang akan menutup kembali matanya teringat kalau dia akan menurunkan berat badan dan buru-buru bangun untuk bersih-bersih dan siap-siap untuk lari pagi.

Hana lari disekitar kompleks yang dia tinggali dan juga ada beberapa orang yang Hana temui saat Hana lari pagi, Hana yang tidak kenal dengan mereka tetap melanjutkan lari paginya sambil tersenyum ke orang yang Hana temui sebagai sapaan bagi Hana.

Hidup di komplek ini membuat Hana bersyukur, sesuai ingatan dia diterima, kalau tetangganya kebanyakan sibuk kerja dan jarang untuk memiliki waktu untuk bergosip yang membuat Hana tidak takut kalau mereka curiga akan Hana.

Hana yang juga melihat rumah yang ada di sekitar kompleks, ternyata semuanya memiliki gaya yang hampir sama. Rumah yang ada disini berbentuk sederhana tapi terkesan mewah dan juga masih banyak pohon-pohon lindung disekitar jalan yang dia temui. Hana merasa senang bisa tinggal disini.

"Ternyata memang gak salah aku menginginkan rumah ini ke Aska." Pikir Hana dan melanjutkan larinya.

Hana dengan serius melakukan lari pagi dengan badannya yang gendut dan menghiraukan tatapan yang melihat Hana dengan penasaran, karena selama ini mereka hanya kali ini melihat Hana yang mau keluar untuk lari pagi, padahal dia sudah lama tinggal disini.

Hana tidak peduli dengan pikiran orang lain terhadapnya yang penting apa yang dia lakukan benar dan tidak merugikan orang lain.

Hana juga terkenal di lingkungan komplek, karena memiliki tubuh gendut dan juga memiliki anak kembar laki-laki yang ganteng.

Sedangkan dirumah, Alfaro dan Alfarizi yang sudah bangun, pergi ke kamar Hana, mereka ingin melihat Hana apakah dia sudah bangun.

Melihat pintu kamar Hana yang terbuka Alfaro dan Alfarizi langsung mengintip dari luar ternyata kamar Hana kosong dan mereka langsung masuk kedalam dan memeriksa kamar mandi yang juga ternyata kosong.

"Lihat di dapur." Ucap Alfaro pergi ke dapur dengan Alfarizi. Melihat juga tidak ada Hana mereka kembali ke ruang tamu.

"Apa dia benar-benar meninggalkan kita berdua disini." Ucap Alfarizi sedih. "Dia pasti sudah bercerai dengan papa." Lanjut Alfarizi yang tidak melihat Hana, padahal kemarin mereka baik-baik aja dengan Hana.

"Ada atau tidaknya dia kita akan tetap aja sama." Ucap Alfaro dingin dan juga ada sedikit rasa kecewa di wajahnya yang datar karena dia berharap tadi malam sifat Hana akan berubah ke mereka tapi ternyata Hana meninggalkan mereka berdua di rumah.

"Mungkin karena dia ingin pergi, makannya dia baik sama kita kemaren." Ucap Alfarizi sedih dan keluar dari rumahnya dengan Alfaro, berharap Hana akan kembali ke rumahnya.

Duduk di depan rumahnya, dengan masih memakai baju tidurnya, Alfaro dan Alfarizi seperti anak nakal yang dihukum oleh orang tuanya untuk keluar dari rumah.

Tetangga yang lewat melihat Alfaro dan Alfarizi seperti itu merasa lucu, apalagi mereka juga jarang melihat mereka. Bagaimana tidak mereka melihat wajah yang persis sama sedang menggembungkan pipinya kesal, buat orang yang melihatnya tidak tahan ingin mencubitnya.

"Kalian ngapain di luar?" Tanya ibuk-ibuk ke Alfaro dan Alfarizi yang bertanya dari luar pagar rumah mereka.

"Kami nunggu mama." Balas Alfarizi yang kalau diluar memanggil Hana dengan sebutan mama dan begitupun dengan Alfaro.

"Owh mama kalian." Ucap ibuk-ibuk tersebut. "Tadi Tante lihat dia lagi lari pagi di depan dan bentar lagi juga pulang." Lanjut ibuk-ibuk tersebut yang tadi melihat Hana sedang lari pagi.

Ibuk-ibuk itu tahu Hana mama mereka, karena pernah melihat Hana memarahi Alfaro dan Alfarizi.

Ibuk-ibuk senang melihat Alfaro dan Alfarizi yang tetap menunggu Hana pulang, padahal setahunya Hana sering memarahi mereka.

Transmigrasi Jadi Istri Gendut (End) (Segera Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang