Bab 11

162K 10.8K 29
                                    

Kebiasaan kita hari ini menentukan bagaimana kehidupan kita lima tahun ke depan jadi lebih baik mulai atur lagi kebiasaan kita ke hal yang membuat kita menjadi produktif.
Yok sama-sama mulai berubah.
~mustika2601~
*****

Aska yang tidak sabar menunggu Hana beranjak dari tempat duduknya, karena merasakan tangannya sedikit mulai sakit dan luka-lukanya di tubuhnya mulai terasa perih.

Saat Aska mulai berdiri, dia melihat mobil Hana baru masuk ke halaman rumah mereka. Melihat itu Aska kembali mengurungkan niatnya dan kembali duduk di kursi.

Hana yang fokus mengendarai mobilnya ke garasi tidak menyadari kalau Aska sudah duduk di depan rumahnya begitupun dengan Alfaro dan Alfarizi tidak melihat papa mereka.

Turun dari mobil Hana meminta bantuan Alfaro dan Alfarizi untuk membawah barang-barang yang mereka beli di mall.

Alfaro dan Alfarizi sudah biasa disuruh-suruh Hana, karena itu mereka tidak menolak membantu Hana membawah barang-barangnya kedalam rumah, tanpa menunggu Hana mengambil barang-barang lainnya di dalam mobil.

Alfaro dan Alfarizi yang berjalan kerumahnya dikagetkan melihat Aska yang sedang duduk depan rumah mereka.

"Papa." Teriak Alfaro dan Alfarizi menghampiri Aska yang sedang duduk.

Hana yang mendengar Alfaro dan Alfarizi berteriak memanggil papa mereka, Hana mempercepat langkahnya.

Dia melihat Aska yang ternyata sudah pulang dan duduk di kursi depan rumah mereka yang dengan wajah datarnya dan masih mengunakan seragam tentara.

"Kamu." Ucap Hana kaget melihat Aska, apalagi dia melihat Aska yang masih memakai seragam tentara yang masih kotor. Melihat Alfaro dan Alfarizi akan memeluk Aska, Hana dengan cepat menghentikan mereka. "Jangan peluk papa dulu, dia masih kotor aku gak mau kalian sakit." Lanjut Hana menatap Aska dengan jijik.

Aska yang teringat dia yang langsung ke rumah yang ditinggali Hana dengan anak-anaknya setelah misi melihat kedirinya sendiri. Dia baru sadar ternyata bajunya sangat kotor dan juga mencium bau tidak sedap dari tubuhnya.

Aska yang menyukai kebersihan sampai jijik dengan dirinya sendiri, dia sampai lupa dengan dirinya sendiri, karena terlalu khawatir dengan Alfaro dan Alfarizi yang tinggal cuma bertiga dengan Hana. Aska takut Hana akan melakukan sesuatu yang buruk ke Alfaro dan Alfarizi.

Melihat Alfaro dan Alfarizi yang juga menatapnya dengan jijik, Aska cuma bisa menghela nafas, biasanya Alfaro dan Alfarizi tidak akan peduli dengan penampilannya, mereka akan antusias memeluknya tapi melihat sekarang Alfaro dan Alfarizi menatapnya dengan jijik, Aska langsung menatap Hana dengan dingin.

"Tatapannya biasa aja." Ucap Hana santai melihat Aksa yang menatap dengan tajam. Dia tidak peduli dengan sikap Aska terhadapnya, karena sebentar lagi dia juga akan bercerai dengan Aska.

Jadi Hana juga tidak merasa takut lagi dengan Aska, karena bagaimanapun mereka akan berpisah dan rumah ini akan menjadi miliknya. Aska sekarang cuma tamu di rumahnya yang bisa dia usir kapanpun kalau Aska macam-macam dengannya.

Hana tidak tahu aja, kalau prajurit yang ditatap Aska seperti itu mereka akan langsung gemetaran dan tidak berani lagi berbicara dengan Aska.

Alfaro dan Alfarizi yang melihat kearah Aska, membandingkan dengan Rian yang mereka temui di mal yang lebih lembut dari papanya.

Alfarizi tidak tahan untuk tidak berkata tentang Aska ke Alfaro. "Kalau papa seperti ini terus, papa pasti ditinggalkan wanita itu dan wanita itu pasti benar-benar menceraikan papa." Ucap Alfarizi yang berbisik ditelinga Alfaro yang dia duga tidak akan di dengar oleh Hana dan Aska.

Transmigrasi Jadi Istri Gendut (End) (Segera Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang