Bab 10

162K 10.8K 50
                                    

Semuanya butuh proses tidak ada yang mudah, lebih baik berusaha dan berdoa dari pada cuma menunggu yang tidak pasti.
~mustika2601~
*****

Aska yang baru selesai melapor ke atasan langsung pulang kerumahnya dengan Hana tanpa berniat untuk menukar bajunya kerumahnya yang ada di kompleks militer yang biasanya di tinggali.

"Antar saya ke tempat Alfaro dan Alfarizi." Ucap Aska ke Galih yang sudah masuk ke dalam Jeep militer.

"Komandan lebih baik kita kerumah sakit dulu untuk memeriksa tangan komandan." Saran Galih sebelum menjalankan mobilnya. "Supaya Alfaro dan Alfarizi gak cemas melihat keadaan komandan." Lanjut Galih yang cukup takut cedera Aska semangkin parah kalau tidak diperiksa.

"Tetap jalan." Ucap Aska yang menghiraukan saran dari Galih, menurut Aska ini hal kecil dan tidak perlu untuk di periksa dia tidak mau membuang waktu untuk menundanya bertemu dengan Alfaro dan Alfarizi.

"Siap komandan." Ucap Galih ragu-ragu dan menjalankan mobilnya ke kompleks tinggalnya Alfaro dan Alfarizi.

Galih juga tahu kalau komandannya akan bercerai dengan istrinya dan Galih tidak mau ikut campur dengan urusan keluarga komandannya itu.

"Tunggu sebentar." Ucap Aska melihat ada toko orang yang jualan mainan.

Galih yang melihat yang dilirik Aska langsung paham. "Biar saya aja komandan yang turun." Ucap Galih berinisiatif.

Aska memang sekali-kali membelikan Alfaro dan Alfarizi mainan karena Aska memang terkadang tidak tahu apa kesukaan dari Alfaro dan Alfarizi.

"Beli yang menurut kamu cocok untuk Alfaro dan Alfarizi." Ucap Aska yang melihat toko mainan dipinggir jalan.

Galih yang mendengar perintah Aska langsung turun dari mobilnya, banyak pasang mata melihat ke arah mobil mereka karena mereka satu-satunya yang mengunakan Jeep militer di toko mainan tersebut sehingga kelihatan mencolok.

Melihat Galih yang sudah masuk ke toko mainan Aska tidak sengaja melihat kejalan Raya dan melihat mobil yang biasa dipakai Hana untuk keluar dari rumah.

Melihat jam tangan yang seharusnya jam makan siang Aska sedikit ragu akan penglihatannya dan mengabaikan mobil tersebut dan tetap fokus kembali melihat Galih yang sudah keluar dari toko.

Galih yang sudah masuk ke mobil langsung mengendarai Jeep militer kembali dan melihat kearah komandannya yang tetap diam disampingnya.

Sampai di gerbang rumahnya Galih yang mengendarai Jeep sedikit ragu melihat halaman rumah komandan nya yang bersih dan juga ada bunga-bunga yang warna-warni ditanam dalam pot yang kelihatan baru dibeli karena potnya yang masih kelihatan baru serta Galih melihat ke nomor rumah yang di yakini Galih kalau dia tidak salah rumah dan Galih melihat ke arah Aska juga terdapat wajah kaget di wajah komandannya yang selalu datar.

Galih dengan ragu-ragu memarkirkan mobilnya di garasi rumah Aska dan membantu Aska untuk membuka kan pintu mobil.

Aska yang melihat memang tidak ada mobil yang diparkir di garasi yakin kalau dia tadi tidak salah lihat dan menjadi takut kalau Hana menguncikan Alfaro dan Alfarizi di kamar tanpa Hana kasih makan siang apalagi sekarang sudah jam dua sore.

Aska buru-buru menuju pintu masuk rumahnya, Galih yang melihat Aska yang menahan amarah dan lari menuju pintu masuk langsung mengikuti Aska karena dia tahu pasti ada yang tidak beres lagi.

Galih cukup prihatin melihat komandannya yang mendapatkan istri yang tidak menyangi anak-anaknya dan sering menyakiti anak-anaknya kalau tidak ada komandannya.

Pernikahan seperti itu memang pantas untuk diceraikan pikir Galih.

Sampai depan pintu masuk Aska langsung membunyikan bel rumahnya dan tidak ada respon dari dalam dan Aska memang tidak memiliki kunci duplikat di rumahnya ini yang menjadi sesuatu penyesalan bagi Aska.

Transmigrasi Jadi Istri Gendut (End) (Segera Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang