Bab 26

131K 7.8K 43
                                    

Sampai di depan rumah orang tua Aska, para pengawal tadi langsung meletakkan koper Aska dan keluarganya di depan pintu masuk rumah karena pengawal dilarang masuk ke dalam rumah kecuali hal yang mendesak.

Aska yang sudah tahu peraturan rumahnya langsung mengangguk ke mereka tanda terimakasih.

"Ayok masuk." Ajak Aska ke Hana, Alfaro dan Alfarizi yang tidak lupa membawa koper mereka masing-masing.

Hana tidak menyangka rumah yang di awal dia lihat sederhana. Ternyata didalamnya begitu indah dan juga banyak barang-barang mewah yang tersusun rapi yang terdapat di dalam rumah yang membuat Hana terpesona. "Rumah kamu bagus." Ucap Hana tidak segan untuk memuji rumah orang tua Aska.

Aska yang mendengar ucapan Hana, juga memperhatikan rumahnya dengan ekspresi datar yang menurut Aska tidak ada perubahan dengan rumahnya, walaupun bagus tetapi tetap sunyi dan menurut Aska tidak ada yang perlu dia banggakan dengan rumahnya.

"Biasa aja." Ucap Aska santai.

"Gila kamu, ini kamu bilang biasa aja, coba lihat lukisan yang ada di dinding itu pasti mahal, juga coba kamu lihat...." Ucap Hana yang terus menjelaskan satu-satu barang-barang yang ada di rumah Aska yang membuat Hana terpesona.

"Benar pa, rumah nenek dan kakek lebih besar dari rumah kita." Ucap Alfarizi yang juga terpesona melihat rumah orang tua Aska.

"Menakutkan." Komentar Alfaro yang melihat tidak ada orang di dalam rumah. "Aku lebih suka rumah mama." Lanjut Alfaro melihat ke Hana.

"Papa juga suka rumah mama kamu." Ucap Aska setuju dengan ucapan Alfaro.

Bagi Aska tidak masalah rumahnya kecil, asalkan terdapat kehangatan dalam rumah tersebut.

Masuk kedalam rumah, Aska dan Hana serta Alfaro dan Alfarizi, tidak lama di datangi oleh bibik yang biasa bekerja di rumah Aska semenjak Aska kecil.

Bibik yang sudah lama tidak bertemu dengan Aska lagi menatap Aska dengan ekspresi rindu, semenjak Aska jadi tentara Aska jadi jarang pulang ke rumah apalagi Aska dinasnya juga lumayan jauh dari rumah.

Rumah yang sudah sepi tanpa sepi karena pemilik rumah jarang ada di rumah, sekali-kali orang tua Aska akan pulang ke rumah ini kalau mereka tidak lagi sibuk dengan pekerjaannya.

"Selamat datang kembali den Aska." Ucap bibik tersebut yang bernama bik Ira yang menyambut Aska dan melihat ke Hana, Alfaro dan Alfarizi yang berdiri di samping Aska "ini istri dan anak-anak Aden?" Lanjut bik Ira tetap bertanya walaupun dia sudah tahu.

"Iya bik, ini Hana istri saya dan anak saya Alfaro dan Alfarizi." Ucap Aska memperkenalkan istri dan anaknya.

"Beruntung aden dapat istri cantik dan juga anak aden lucu-lucu, mirip sekali sama aden." Puji bik Ira ke Hana, Alfaro dan Alfarizi yang membuat Aska merasa senang mendengarnya.

Bik Ira yang tidak terlalu dekat dengan Aska juga tidak berani banyak tanya dengan Aska, apalagi mereka juga sudah lama tidak bertemu.

"Bik Ira, saya mau ajak istri dan anak Saya langsung keatas." Izin Aska ke bik Ira.

"Ya udah den, kamar Aden juga udah bibik bersihkan terus, walaupun Aden gak tinggal disini." Jelas bik Ira karena tahu Aska yang suka bersih. "Kamar disebelahnya lagi itu udah di suruh ibuk untuk anak aden." Lanjut bik Ira melihat ke Alfaro dan Alfarizi.

"Oke bik saya mengerti." Ucap Aska dan langsung melihat ke Hana yang dari tadi dengan anaknya menjadi banyak diam setelah ada bik Ira yang membuat Aska tidak terbiasa.

"Barang-barang Aden biar nanti diantar pak mamang." Ujar bik Ira melihat keluarga Aska yang akan mengambil kopernya lagi.

"Gak usah bik, biar saya aja." Tolak Aska dan membantu Hana untuk mendorong kopernya ke lift yang ada di rumah. "Ayo ikut." Lanjut Aska mengajak Hana, Alfaro dan Alfarizi.

Transmigrasi Jadi Istri Gendut (End) (Segera Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang