Bab 22

142K 8.2K 65
                                    

Aska yang melihat Hana yang sedang fokus mengajar Alfaro dan Alfarizi dapat telpon dari Ilham dan langsung menghindar dari mereka takut mengganggu mereka.

Hana yang melihat itu hanya cuek dan tidak ada niat untuk tahu siapa yang menelpon Aska.

"Hmm." Dehem Aska setelah telponnya tersambung.

"Kamu dimana?" Tanya Ilham yang sedang berdiri di depan rumah Aska.

"Di rumah." Balas Aska singkat.

"Saya depan rumah kamu dan kenapa saya panggil dari tadi kamu menyahut?" Tanya Ilham yang kesal, padahal dari tadi Ilham membunyikan bel rumah Aska.

Ilham juga dapat kabar kalau istri Aska yang tidak pernah muncul di komplek militer sedang di rumah Aska.

"Saya di rumah Hana." Balas Aska dan langsung mematikan telponnya tanpa rasa bersalah.

Ilham yang di depan rumah Aska langsung kesal dan menendang pintu rumah Aska dengan kesal. "Sial." Ucap Ilham menatap pintu rumah Aska kalau ada laser dimata Ilham pasti sudah berlubang pintunya. "Awas kamu." Lanjut Ilham dan pergi dari rumah Aska.

Aska yang sudah selesai menelpon kembali duduk memperhatikan Hana. "Dari rekan saya, Ilham." Beritahu Aska tanpa di tanya Hana.

Hana mendengar ucapan Aska melihat ke Aska dan memperhatikan Aska. Hana merasa heran entah setan apa yang memasuki Aska karena tiba-tiba Aska mulai berbicara terlebih dahulu tanpa di tanya. "Iya." Balas Hana dan fokus mengajar Alfaro dan Alfarizi lagi.

"Sudah ada kemajuan." Ucap Alfaro dalam hati dan melihat ke Alfarizi.

Alfarizi melihat itu juga memberikan jempol ke papanya.

"Fokus." Suruh Aska melihat Alfaro dan Alfarizi yang tidak memperhatikan Hana lagi.

"Kalian sudah ngantuk?" Tanya Hana dan melihat jam 21:30 malam.

"Iya ma." Ucap Alfaro dan Alfarizi yang sama-sama menguap.

Alfaro dan Alfarizi ingin memberikan mama dan papanya waktu berdua setelah mereka selesai berbicara, mereka langsung merapikan peralatan belajarnya tanpa membiarkan Hana untuk membantu mereka dan pergi ke kamar.

Hana yang melihat itu langsung kembali mengingatkan Alfaro dan Alfarizi. "Jangan lupa gosok gigi dan cuci kaki kalian sebelum tidur." Ingat Hana sebelum Alfaro dan Alfarizi menutup pintu kamar mereka.

"Iya ma." Balas Alfaro dan Alfarizi.

Hana yang melihat Alfaro dan Alfarizi sudah masuk ke kamarnya dan hanya tinggal dia dengan Aska juga merasa canggung. "Saya juga mau ke kamar." Kasih tahu Hana ke Aska yang sedang duduk di kursi sambil membaca buku bahasa inggris.

Mendengar suara Hana, Aska langsung menutup bukunya dan menatap Hana. "Saya mau ngomong sesuatu sama kamu." Jelas Aska yang dari tadi nunggu Hana.

"Ngomong apa?" Tanya Hana dan duduk juga di kursi sebelah Aska.

"Saya harap saat kita ke rumah mama, kamu bisa bekerjasama." Ucap Aska yang melihat Hana.

"Maksudnya?" Tanya Hana bingung.

"Saya harap, saat kamu di rumah mama saya nanti, kamu bisa sedikit saja menunjukkan kasih sayang ke saya secara tulus, tanpa akting." Jelas Aska karena Aska tahu kalau mama dan papanya pasti akan marah sama dia kalau dia dan Hana masih belum bisa memperbaiki hubungan mereka, ini salah satu alasan Aska tidak ingin bertemu dengan orang tuanya.

"Kamu gila ya, mana bisa." Ucap Hana menolak. "Saya gak suka sama kamu." Lanjut Hana terus terang kalau dia memang tidak suka sama Aska.

"Kamu berubah." Balas Aska melihat Hana.

Transmigrasi Jadi Istri Gendut (End) (Segera Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang