Bab 12

161K 11K 53
                                    

"Teruslah melangkah menuju apa yang kamu inginkan yakinlah ada hal indah yang sedang menanti mu teruslah berusaha dan berdoa."
~mustika2601~
*****

Melihat Hana, Alfaro dan Alfarizi memasak, Aska ikut bergabung dengan mereka.

Hana yang merasa ada orang yang berdiri dibelakang langsung melihat kearah Aska sedang menatapnya.

Hana yang melihat Aska berpakaian rumahan cukup terkejut, melihat Aska memakai celana yang dibawah lutut dan memakai baju putih pendek membuat Aska kelihatan lebih mudah dari pada saat Aska berpakaian tentara.

Alfaro dan Alfarizi yang merasakan kehadiran papanya langsung melihat kearah Aska.

"Papa ngapain kesini?" Tanya Alfarizi tanpa memperhatikan perubahan ekspresi Aska yang menatapnya semakin tajam.

"Bantuin kalian memasak." Balas Aska dingin.

Hana dan Alfaro mendengar ucapan Aska memutar matanya malas, mereka tidak berani terang-terangan mengatakan isi hati mereka terhadap Aska.

"Papa kan gak bisa masak." Balas Alfarizi dengan polosnya, mendengar itu Alfaro dan Hana melihat ke arah Aska yang sudah menatap Alfarizi dengan dingin. Mereka cuma bisa berdoa untuk keselamatan Alfarizi yang berani berbicara terus terang di depan wajah Aska.

"Sepertinya kamu gak puas saat papa jewer tadi?" Tanya Aska menggertak kan giginya menahan marah.

Aska tidak habis pikir dengan keberanian Alfarizi yang tiba-tiba bicara terus terang terhadapnya, walaupun Aska tahu kalau Alfarizi sering berbicara buruk tentangnya secara diam-diam dengan Alfaro itu di belakangnya, bukan secara terang-terangan seperti sekarang.

"Jangan lihat seperti itu ke saya." Ucap Hana melihat Aska yang menatapnya dengan datar.

Walaupun Hana sedikit takut dengan Aska, Hana tidak akan membiarkan Aska berprilaku yang tidak dia suka di depannya, apalagi lagi dia akan menyuruh Aska untuk menanda tangan surat cerai dan rumah ini akan menjadi miliknya beserta uang satu milyar yang bisa buat Hana untuk memulai bisnisnya sendiri.

"Gak apa-apa." Ucap Aska dan kembali fokus melihat Alfaro dan Alfarizi yang pertama kali dia lihat untuk memegang peralatan masak di dapur.

Alfaro dan Alfarizi mengabaikan keberadaan Aska di dapur, mereka tetap melakukan hal yang biasa mereka lakukan saat membantu Hana memasak.

Sebelumnya Alfaro cukup canggung membantu Hana di dapur, tapi melihat interaksi Alfarizi dengan Hana begitu dekat membuat Alfaro merasa cemburu. Alfaro juga dengan santai membantu Hana yang ternyata cukup menyenangkan menurut Alfaro.

Aska yang melihat mereka melupakannya, Aska dengan santai keluar dari dapur dan duduk meja makan sambil memperhatikan mereka memasak.

Melihat kedekatan Hana dengan Alfaro dan Alfarizi, Aska merasakan kalau begini la keluarga yang dia diinginkan, membayangkan kalau dia pulang dari kerja melihat anak-anak dan istrinya yang penuh kasih sayang menyambutnya dengan senyuman, tanpa sadar Aksa tersenyum dengan isi pikirannya sendiri, kalau Hana, Alfaro dan Alfarizi melihat ke Aska mereka pasti akan melihat ada senyuman di wajah Aska yang selalu datar.

Selesai memasak, Hana, Alfaro dan Alfarizi langsung meletakkan masakan mereka buat di atas meja.

"Kalian langsung duduk aja bersama papa kalian, biar aku siapin yang lainnya." Ucap Hana melihat Alfaro dan Alfarizi yang masih ingin membantunya.

Mendengar ucapan Hana, Alfaro dan Alfarizi dengan patuh duduk di kursi mereka dan melihat ke Aska yang sedang menatap mereka.

Aska yang melihat Hana yang masih sibuk di dapur langsung bertanya ke Alfaro dan Alfarizi. "Ngapain aja kalian selama sebulan papa pergi misi?" Tanya Aska menatap Alfaro dan Alfarizi dengan wajah datar.

"Mama sangat baik." Ucap Alfarizi yang sudah memutuskan untuk memanggil Hana mulai sekarang dengan sebutan mama, tanpa menjawab apa yang ditanyakan Aska kepadanya dan Alfaro. "Kalau papa bercerai nanti sama mama, aku akan ikut dengan mama." Lanjut Alfarizi tanpa mempedulikan respon Aska mendengar ucapannya.

"Kamu." Ucap Aska yang menatap Alfarizi dengan sedikit marah karena dia tanya apa jawabannya pun tidak sesuai yang diharapkan Aska.

"Makan." Ucap Hana meletakkan makanan yang dia bawa di meja.

Hana melihat Alfarizi yang menundukkan kepalanya dengan perasaan bersalah sedangkan Aska menatap Alfarizi dengan tatapan tajam dan Alfaro tetap diam duduk di kursinya, tanpa mempedulikan Aska dan Alfarizi.

Hana sedikit takut melihat Alfaro yang selalu asyik dengan pikirannya sendiri yang jauh berbeda dengan Alfarizi yang cukup aktif dan selalu mengutarakan apa yang dia mau.

Hana yang tidak tahu apa yang dipikirkan papa dan anak itu melihat mereka dengan bergantian dan membantu Alfaro dan Alfarizi untuk mengambil makanan mereka dan meletakkan di depan mereka. "Ayo makan." Ucap Hana setelah mengambil makanan untuk Alfaro dan Alfarizi dan mengabaikan Aska yang menatapnya.

Aska yang melihat Hana tidak ada niatan untuk membantu menyiapkan makanannya juga, Aska mengambil makanannya sendiri dan menatap Alfaro dan Alfarizi yang menatapnya  dengan senyum kemenangan.

Aska melihat itu menatap Hana yang fokus makan dan mengabaikannya, apa karena dia akan menceraikan Hana makanya Hana seperti ini kedirinya, bukannya seharusnya Hana bersikap manis kedirinya sehingga dia tidak akan menceraikan nya pikir Aska.

"Ini pasti trik wanita itu." Ucap Aksa dalam hati menyakinkan dirinya dan fokus memakan makanannya.

Selesai makan Aska dengan kesadaran dirinya membersihkan meja makan, melihat itu Hana cukup puas melihat Aska.

Melihat ekspresi Aska saat mencuci piring, Hana melihat ada sesuatu yang tidak beres dengan Aska dan Hana juga melihat ada beberapa luka di tangan Aska.

Sebelum menghampiri Aska, Hana menyuruh Alfaro dan Alfarizi untuk mengambil buku belajar mereka di dalam kamar, walaupun Aska baru pulang itu bukan sesuatu alasan bagi Hana untuk tidak mengajarkan mereka belajar. "Ambil buku kalian di dalam kamar." Perintah Hana ke Alfaro dan Alfarizi yang langsung dituruti mereka.

Hana melihat mereka sudah berjalan ke kamarnya menghampiri Aska. "Tangan kamu kenapa ?" Tanya Hana menghampiri Aska dan Hana melihat tangan kiri Aska yang bengkak dan juga luka-luka kecil di tangan Aska. "Biar saya yang lanjutkan." Lanjut Hana mengambil piring dari tangan Aska.

Aska yang merasa sakit ditangannya lagi, tanpa menolak ucapan Hana langsung pergi duduk ke ruang tamu dan langsung menghidupkan televisi mencari siaran berita.

"Papa, mama mana?" Tanya Alfarizi yang sudah membawa buku dari kamar dengan Alfaro.

"Dapur." Ucap Aska sambil melihat Alfaro dan Alfarizi yang masing-masing memegang buku tanpa niat untuk berbicara lebih lanjut dengan mereka.

"Mama kami sudah siap." Teriak Alfarizi.

Hana yang mendengar Alfarizi memangil dengan sebutan mama sudah tidak kaget lagi dan membalas teriakkan Alfarizi. "Bentar lagi mama kesana." Balas Hana yang juga memangil dirinya dengan sebutan mama. "Atau kalian belajarnya sama papa aja." Lanjut Hana yang ingin membuat Alfaro dan Alfarizi dekat dengan Aska.

"Mama aja." Balas Alfaro yang tidak ingin belajar dengan papa mereka.

Hana mendengar balasan Alfaro keluar dari dapur rencananya gagal untuk ingin mendekatkan papa dan anak itu.

Hana langsung duduk di karpet di ruang tamu dan menyuruh Alfaro dan Alfarizi untuk ikut bergabung dengannya.

Aska melihat itu langsung dengan kesadaran dirinya langsung mematikan televisi takut menganggu mereka.

Aska tanpa menggangu Hana mengajari mereka, dengan fokus mendengar Hana menjelaskan ke Alfaro dan Alfarizi, walaupun sekali-kali ada pertanyaan dari Alfaro dan Alfarizi Hana dengan sabar akan menjawabnya.

Aska melihat Hana yang begitu fokus mengajar Alfaro dan Alfarizi sampai tidak sadar kalau dia tersenyum memerhatikan Hana.

Transmigrasi Jadi Istri Gendut (End) (Segera Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang