Bab 13

163K 10.5K 71
                                    

Tidak apa-apa nunggunya lama, asalkan sama orang yang tepat, yang bisa membahagiakan dunia dan akhirat.
~mustika2601~
*****

Pagi harinya Hana sudah siap untuk melakukan lari pagi dan melakukan pemanasan di depan rumahnya.

Saat Hana sedang melakukan pemanasan, Hana melihat Aska, Alfaro dan Alfarizi ternyata juga sudah siap-siap untuk melakukan lari pagi.

"Mama, kenapa gak nunggu kami." Ucap Alfarizi yang ingin selalu dekat dengan Hana, karena Alfarizi ingin kalau papanya menceraikan Hana dia akan ikut dengan Hana.

Aska melihat Hana yang akan melakukan lari pagi tidak terlalu terkejut, karena melihat berat badan Hana yang sudah turun dan juga saat makan malam kemaren Aska juga melihat lebih banyak sayuran di piring Hana.

"Ayo gabung." Ajak Hana ke Alfaro dan Alfarizi untuk mengikuti gerakannya.

Aska yang melihat gerakan Hana, Alfaro dan Alfarizi sedikit lucu, karena Alfaro dan Alfarizi yang sedikit kesusahan untuk mengikuti Hana tapi mereka tidak menyerah dan melakukan gerakan apa yang mereka bisa, Aska yang tidak tahan melihat itu ikut bergabung dengan mereka.

"Saya juga mau ikut." Ucap Aska datar tanpa menunggu jawaban Hana dan mengikuti gerakan yang Hana lakukan.

Hana melihat Aska juga mengikuti gerakannya juga sedikit malu, karena Hana tahu Aska merupakan seorang tentara dan Aska pasti lebih tahu dari pada dia.

Saat Hana melakukan gerakan tangan keatas Hana mendengar suara Aska yang lagi menahan sakit. "Hiis." Ucap Aska sambil memegang tangan kirinya.

Hana, Alfaro dan Alfarizi mendengar itu langsung menatap Aska hampir secara bersamaan.

"Kamu gak apa-apa?" Tanya Hana yang sudah dari tadi mengehentikan gerakannya dan pergi melihat Aska yang sedang memegang tangannya. "Kamu gak mengobatinya tadi malam?" Lanjut Hana, karena saat Hana mulai mengajar Alfaro dan Alfarizi tadi malam, Hana tidak lagi memperhatikan Aska, sehingga Hana tidak tahu apa yang dilakukan Aska.

Hana juga melihat tangan kiri Aska tambah membengkak.

Mendengar pertanyaan Hana Aska langsung menggelengkan kepalanya.

"Pantasan." Ucap Hana. "Sepertinya tangan tangan kamu terkilir." Lanjut Hana memegang tangan Aska yang langsung dihindari Aska, karena Aska memang tidak terbiasa untuk bersentuhan dengan perempuan.

"Jangan sentuh." Ucap Aska menatap Hana dengan wajah datarnya.

Mendengar ucapan Aska dan menghindari sentuhannya, Hana menatap Aska dengan tatapan tajam.

Melihat orang tuanya yang akan bertengkar, Alfaro langsung bertanya ke Aska . "Tangan papa kenapa?" Tanya Alfaro yang sedikit khawatir melihat tangan papanya, karena memang semenjak papanya pulang Alfaro tidak memperhatikan Aska karena menurut Alfaro pulang atau tidak papanya tetap sama.

Alfarizi juga sedikit khawatir dengan dengan tangan Aska. Dia merasa bersalah dengan Aska, karena semenjak Aska pulang dia juga tidak menanyakan keadaan Aska dan sibuk ingin dekat dengan Hana.

Melihat Alfaro dan Alfarizi khawatir, Aska sedikit terhibur melihat mereka yang ternyata tetap perhatian dengan keadaanya.

"Kalian lari pagi aja, tangan papa cuma terkilir dan bukan masalah besar." Ucap Aska sambil menggerakkan tangannya pelan-pelan agar Alfaro dan Alfarizi tidak terlalu khawatir.

Hana juga sedikit khawatir melihat Aska, karena bagaimanapun Aska juga cukup baik dengannya. Apalagi Aska merupakan papa, Alfaro dan Alfarizi.

"Ayok masuk, kita gak usah pergi." Ucap Hana yang ingin membantu Aska kebetulan Hana juga pernah belajar memijat dari neneknya dan melihat tangan Aska sebelumnya Hana sudah tahu kalau ini terkilir.

Transmigrasi Jadi Istri Gendut (End) (Segera Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang