Bab 28

133K 7.5K 95
                                    

"ini keren banget." Ucap Hana kagum melihat sekelilingnya. "Sejak kapan kamu punya ide seperti ini." Lanjut Hana bertanya dengan penasaran.

"Dari awal SMP." Balas Aska santai.

"Saya juga mau punya ruangan seperti ini juga, di isi oleh semua jenis buku." Ucap Hana yang dari SMA ingin memiliki ruangan penuh buku dan sampai sekarang belum terwujud.

Hana yang membaca judul bukunya yang ternyata beberapa buku menjadi favorit Hana waktu Hana SMP.

"Kalau kamu mau, ruangan ini juga punya kamu." Kasih tahu Aska. "Kamu boleh melakukan apapun di ruangan ini." Lanjut Aska serius.

"Sayangnya kita cuma sebentar disini." Balas Hana saat mendengar ucapan Aska.

"Kalau kamu mau saya bisa bawah buku-buku ini kerumah kita." Ucap Aska santai.

"Gak usah, biaya pengirimannya pasti lumayan mahal." Ucap Hana yang melihat begitu banyak buku-buku yang ada di ruangan rahasia Aska. "Mendingan uangnya buat yang lain." Lanjut Hana.

"Terserah kamu aja." Balas Aska yang tidak mau berdebat dengan Hana.

*****

Sedangkan di tempat lain, Papa Aska yang sampai di perusahaan tidak melepaskan tangan dari cucunya Alfaro, ada suatu kebanggaan yang terpancar di raut wajahnya yang sudah tua, walaupun papa Aska ingin membawa kedua cucunya sekaligus ke perusahaannya, papa Aska terpaksa harus mengalah dengan istrinya yang juga ingin mengajak cucu mereka.

Alfaro yang sudah sampai di perusahaan bersama kakeknya mendapatkan tatapan penasaran dari karyawan yang ada di perusahaan.

Alfaro berjalan mengandeng tangan kakeknya dengan ekspresi datar dengan wajahnya yang imut buat karyawan yang dikantor kakeknya merasa gemas melihat anak kecil yang sudah seperti orang dewasa.

Karyawan yang memberikan Alfaro senyuman, bukannya dibalas Alfaro senyuman juga, tapi mala tatapan datar yang mereka dapat dari Alfaro.

"Rasanya ingin di karunggi." Isi hati karyawan yang melihat Alfaro.

Alfaro bukan seperti anak kecil lainnya yang selalu penasaran dengan apa yang dia lihat dan lari-lari di perusahaan kakeknya. Alfaro dengan patuh mengikuti kakeknya, tanpa banyak bertanya.

Karyawan yang melihat bos mereka sampai menghilang dengan Alfaro, sehingga mereka bisa bergosip.

"Saya yakin itu cucunya bos." Ucap karyawan A mulai berbicara duluan setelah bosnya memasuki lift.

"Emang bos punya anak?" Tanya karyawan B.

"Kamu ketinggalan informasi, dari gosip yang saya dapat kalau bos kita punya satu anak laki-laki tapi dia gak tertarik tentang perusahaan." Jelas karyawan C.

"Serius kamu bos punya anak?" Tanya karyawan B tidak percaya.

"Kamu gak lihat anak kecil yang dia bawah, itu pasti cucunya." Jelas karyawan A. "Bos memang sudah punya anak dan saya gak tahu selain itu karena kehidupan pribadi bos sangat tertutup." Lanjut karyawan A

"Bisa jadi itu anak dengan selingkuhannya." Ucap karyawan D.

"Jangan asal ngomong kamu, dinding punya telinga." Tegur karyawan C. "Kamu mau dipecat, lagian saya gak pernah melihat bos dengan perempuan lain selain istrinya." Lanjut karyawan C.

"Udah-udah bubar, kita gak di gaji untuk bergosip." Jelas karyawan E mengajak teman-teman yang lain untuk mulai bekerja.

Alfaro yang sudah masuk ke ruangan kakeknya langsung melihat ada pesawat tempur mainan di ruangan kakeknya yang menjadi pajangan.

Transmigrasi Jadi Istri Gendut (End) (Segera Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang