Bab 19

154K 9K 62
                                    

Masuk kedalam rumah lagi, Aska berinisiatif untuk mengambilkan Hana, Alfaro dan Alfarizi air putih kedapur.

"Minum." Ucap Aska meletakkan air putih di depan mereka masing-masing.

Hana yang juga kehausan langsung meminum airnya dan diikuti Alfaro dan Alfarizi, Aska yang melihat kelakuan ibuk dan anak yang persis sama jadi tersenyum.

Selesai minum Hana langsung menanyakan apa yang terjadi ke Alfaro dan Alfarizi, menurut Hana Alfaro dan Alfarizi juga salah berkelahi dengan anak-anak komplek yang lebih tua dari mereka apalagi mereka juga lebih banyak dari mereka berdua.

Hana tidak ingin mengajari Alfaro dan Alfarizi untuk mengunakan kekerasan untuk menyelesaikan semua masalah mereka.

Aska dan Hana diam-diam mendengarkan cerita Alfaro dan Alfarizi kenapa bisa berkelahi dengan Andre dan teman-temannya.

Alfaro dan Alfarizi juga menceritakan ini bukan pertama kalinya, mereka dikatain tidak punya mama setiap pergi main dengan teman-temannya, mereka akan terus mengatai Alfaro dan Alfarizi tidak punya mama.

Hana yang mendengar itu menjadi bersalah, kenapa dia tidak dari dulu aja bertransmisi ketubuh Hana sehingga Alfaro dan Alfarizi tidak mengalami hal ini pikir Hana.

Aska yang mendengar itu juga mengepalkan tangannya emosi, Aska kira dengan Alfaro dan Alfarizi dia bawah tinggal di kompleks militer akan lebih bahagia dari pada dirumah dengan Hana, tapi ternyata selama ini Aska salah.

Hana juga menatap Aska dengan marah, karena tidak becus untuk menjaga anaknya.

Aska yang tahu Hana marah kepadanya menghindari tatapan Hana terhadapnya.

Melihat Aska yang menghindar, Hana mulai berbicara dengan Alfaro dan Alfarizi.

"Mama tahu, kalian diajari papa kalian untuk bela diri dan itu bagus untuk kalian, tapi gak semuanya diselesaikan dengan berkelahi." Ucap Hana memberikan pengertian. "Mama takut terjadi sesuatu sama kalian. Seandainya yang berkelahi dengan kalian kemaren umurnya beda jauh dengan kalian. Mama gak kebayang apa yang akan terjadi sama kalian dan juga kalau hal seperti itu terjadi lagi, lebih baik mengunakan akal kalian dulu dari pada langsung mengunakan kekuatan." Lanjut Hana menjelaskan ke Alfaro dan Alfarizi supaya mereka mengerti.

Hana sengaja memberitahu Alfaro dan Alfarizi hal ini sekarang, karena Hana yakin dari kecil la semuanya mulai di bentuk sehingga kalau sudah dewasa mereka sudah menjadi kebiasaan.

Aska cuma diam mendengar istrinya yang sedang mengajari anaknya, Aska memang tipekal lebih baik mengunakan tenaga dari pada pikiran kadang menurut Aska tidak semua orang yang mengerti apa yang kita maksud sebelum kita mengunakan tenaga.

Aska tipekal yang kuat lah yang berkuasa tapi Aska juga tidak membantah ajaran Hana selagi Alfaro dan Alfarizi paham yang Hana maksud.

"Iya kami paham." Ucap Alfaro dan Alfarizi menunduk.

Melihat Alfaro dan Alfarizi yang bersalah, Hana langsung membawa mereka ke dalam pelukannya. "Masih ada yang sakit?" Tanya Hana karena semalam saat di telpon Hana teringat Kaka mereka mengeluh sakit ke Hana.

Alfaro dan Alfarizi yang ditanya langsung menggelengkan kepalanya. "Kami sudah selesai diobati papa." Beritahu Alfarizi.

"Baguslah." Ucap Hana merasa lega.

"Kamu jangan sering manjain mereka." Ucap Aska yang melihat Hana begitu perhatian ke Alfaro dan Alfarizi sampai Hana juga kadang tidak sadar terkadang Alfaro dan Alfarizi hanya memanfaatkan kelembutan dan simpati Hana ke mereka.

Aska sudah tahu kalau Alfaro dan Alfarizi tidak senang untuk tinggal disini, Aska juga tahu dari mereka sampai disini kemaren, Alfaro yang lebih pintar dari Alfarizi sudah mulai menyusun rencana supaya dia bisa bertemu Hana dengan cepat, tapi Aska pura-pura tidak tahu akan hal itu.

Transmigrasi Jadi Istri Gendut (End) (Segera Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang