02

5.9K 212 0
                                    

Zea memasuki ruangannya, menatap bosan pada beberapa tumpukan berkas yang mengunung di atas mejanya.
Siapa yang tidak bosan jika setiap hari disambut oleh tumpukan dokumen. Tapi bukan kah memang begitulah pekerjaan? Ingatkan Zea bahwa ia adalah boss di perusahaan ini dan juga seorang penerus, tidak mungkinkan dia hanya datang dan pulang begitu saja.

Zea membuka ponselnya dan mencari kontak seseorang disana. "Halo.. Zara"

"Halo.. Gadis yang sebentar lagi akan melepas masa panjangnya" Ucap Zara santai namun meledek.

"Apa-apaan salam itu, tolong jangan merusak mood ku Zara, pliss ini bahkan masih pagi"
Pinta Zea sambil. Mengkerutkan bibirnya.

"Pasti wajahmu smangat jelek sekarang "

Zea memutar malas bola matanya, ya tebakan sahabatnya itu memang benar, ini sepertinya Zara punya indra ke enam

"Apa kau punya CCTV di ruangan ku"

"Hei.. Kau kira aku penguntit, untuk apa itu kulakukan " Kesal Zara setelah mendengar perkataan Zea

"Kan tidak ada yang tau, siapa tau kau fans berat ku" Jawab Zea enteng.

"Hah.. Hei Zea, kita sudah berteman lama tentu aku tau bagaimana dan apa, yang sedang kau lakukan jika sedang kesal"

"Kau memang yang terbaik Zara, hahaha"

"Dasar wanita "

"Jangan lupa jika kau juga wanita"

"Ada apa kau menelepon ku, ini masih pagi dan dijam kerja"

"Zara, aku merasa gugup, bagaimana ini"

"Wah ternyata si wanita sempurna ini punya rasa gugup juga"

"Hei... Aku manusia tentu saja aku bisa merasa gugup, kau pikir aku setengah dewa kah? "
Zea merasa kesal dengan pernyataan Zara. Dimana coba manusia tidak merasa kan gugup, bahkan ketika Ken mengungkapkan perasaannya saja Zea sangat gugup.

"Lantas, apa yang membuat mu gugup"?

" Aku sangat gugup untuk acara besok, bagaimana ini"

"Hei..bagaiman bisa kau bahkan sudah melakukan gladi, apalagi yang membuatmu gugup"

"Tentu saj... Tapi tunggu dulu, kau tau darimana aku sudah gladi telebih dahulu" Zara manaruh curiga karena hanya Ken yang ia beritahu soal ini.

"Aaaa.aa itu aku tau dari sekretaris mu"

"Hah.. Simulut ember itu, kenapa harus memberitahu mu sih"

"Kenapa emang, lagi pula kemarin aku mencarimu ke perusahaan namun aku hanya bertemu dengan sekretaris mu, katanya kau sedang mengikuti kegiatan gladi"
Zara memainkan pulpen yang sejak tadi ada ditangannya, sesekali ia mencoret-coret tak jelas pada buku catatan kecil miliknya.

"Sudahlah... Aku kesal padamu, bye"
Zea mematikan teleponnya dan beranjak keluar dari ruangannya.

"Huh.. dasar labil"
Zara menaruh kembali telepon ke dalam tasnya. Sesekali menyesap minuman dan memeriksa berkas yang sedang ia review di nootbooknya.

Besoknya dibuah aula mewah yang memang khusus dipesan oleh keluarga Keylard untuk hari pertunangan putri kesayangan mereka tampak beberapa tamu berjalan beriringan dengan penampilan yang sangat anggun.
Mereka tentu saja memberikan penampilan terbaik mereka apalagi ini acara keluarga Keylard yang terpandang.
Hitung-hitung ini akan menambah citra baik mereka dimata keluarga ini.

Zea dengan penampilan yang tak kalah jauh cantik dan anggun berjalan bergandengan tangan dengan Ken, mengapa para tamu undangan yang hadir. Memberikan senyuman yang paling ramah dan indah, walau sebenarnya Zea sudah mulai kelelahan sejak tadi ,berjalan dan menyapa setiap tamu yang datang. Sebenarnya ini acaranya atau acara kedua orangtuanya sih, bahkan tamu undangannya sangat banyak.
Tolong ingatkan Zea, jika ia harus kuat, ini bahkan masih pesta pertunangannya dengan Ken. Ia sudah seperti tanaman yang perlahan-lahan layu.

Transmigrasi Zea KeylardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang