28

2.1K 87 5
                                    

Lize memilih untuk singgah di taman kota,menikmati beberapa cemilan dan es krim buah yang ia beli dipersimpangan taman saat hendak turun, sedangkan supirnya ia perintahkan untuk kembali lebih dahulu. Lize masih ingin berada diluar rumah, setidaknya disini ia tak akan merasa kesal.

Bunga-bunga di taman dapat memanjakan mata dengan aroma dan warna khasnya.

Ia menengadah ke langit, mengangkat tangannya seolah ia dapat menggapainya.
"Hei Lize jika begini rasanya aku mulai menikmati hidup disini, setidaknya ketika aku makan es krim ibu ku tidak akan menjewer ku , tapi tunggu tubuh mu ini tidak alergi dengan es krim kan??"

Seketika Zea berdiri dari tempat duduknya, memeriksa kembali tubuh Lize , apakah ada reaksi alergi atau tidak. Tidak lucu kan jika ia tiba-tiba pingsan ditaman.
Setelah merasa tidak ada reaksi alergi ia kembali duduk dan menikmati waktunya di taman.

Sesekali ia mengeluarkan nada-nada sumbang untuk ia dengar, kepalanya begerak kekiri-kekanan sambil memejamkan matanya.

Namun, tepukan pada bahunya menghentikan kegiatannya.
Lize menengadah dan menemukan siapa pelaku yang telah mengganggu waktunya.

"Joe"???

"Hai.. Boleh aku bergabung "

Joe mulai duduk disamping Lize. Ia tak sengaja melihat Lize di taman saat akan ke toko buku yang ada diseberang jalan. Mungkin ini yang dinamakan keberuntungan. Ia dapat berduaan dengan Lize tanpa ada lalat pengganggu disekitarnya.

"Apa yang kau lakukan disini"???

"Aku hanya kebetulan lewat"

Lize melirik Joe tatapannya seakan menyelidik. 'Dia tidak mengikuti ku kan'?

"Disana kau lihat, aku membeli beberapa buku disana dan kebetulan aku melihat mu disini" Ucap Joe sembari mengarahkan tangannya ke toko buku diseberang.

"Baiklah.. Baiklah aku percaya"

"Jadi apa yang sedang kau lakukan disni "??

" Aku hanya menikmati keindahan taman ini, kau mau??? "Lize menawari cemilan yang ia beli.

"Rasanya lumayan, kau suka makana yang manis-manis ternyata? "

"Tidak juga, kebetulan hanya itu yang dijual tadi "

"Makan makanan yang manis dengan orang yang manis, tidak buruk" Joe memakan beberapa makanan yang Lize

"Hahahaha sungguh?? Kau sangat aneh "
Lize tidak memperdulikan maksud dari ucapan Joe, ia kembali mengunyah beberapa cookies coklat. Mulutnya bahkan terisi penuh.

Namun tanpa Lize sadari dari kejauhan sepasang mata sedang menatap tajam kearahnya. Seakan elang yang hendak memburu mangsanya.

.
.
.
.
.
Dikantor Haizen menumpahkan semua kekesalannya, bahkan Peter pun terkena imbasnya. Belum selesai dengan pekerjaan yang ia pegang, namun Haizen telah memberinya pekerjaan baru yang tak ada habis-habisnya.

Ingatkan Haizen jika Peter itu manusia.

Sesekali Peter mengerutun kesal. Dari meja kerjanya ia dapat melihat Haizen yang tampak berjalan sana kemari didalam ruanganya.
Sebenarnya Peter ingin sekali melempar sahabatnya itu ke laut, tapi niatnya itu masih ia simpan. Ia masih ingat jika sahabatnya itu adalah Bossnya dikantor ini. Jika diluar kantor mungkin saja ia sudah melemparnya jauh ke dasar laut.

"Peter"?!!!!!

Peter tersentak kaget, bahkan pulpen yang sejak tadi menari-nari di jarinya pun terjatuh begitu saja.

" Kau bisa tidak berbicara dengan lembut, aku bahkan tidak sejauh 100 meter dari hadapan mu"

"Ohh Maafkan aku, ku pikir kau tidak akan mendengar " Ucapnya santai tak bersalah.

Transmigrasi Zea KeylardWhere stories live. Discover now