31

1.7K 86 3
                                    

Setelah mengantarkan Ayah mertuanya ke bandaranya, Lize memutuskan untuk tidak masuk kuliah hari ini. Ia lebih memilih pulang ke rumah diikuti oleh Haizen. Sementara Karin ia telah berangkat ke kampus.

Saat akan menaiki tangga tangannya ditarik oleh Haizen.
"Ada apa?? "

"Apa yang Ayah katakan pada mu"

"Tidak ada , bukankah kau mendengarnya sendiri tadi, itu adalah Rahasia antara Ayah dan Menantu"

"Lalu apa maksud perkataan mu tadi malam?? "

"Perkataan ku yang mana?? "

"Saat kau berkata pada langit-langit kamar " Haizen tampak menuntut

"Kau menguping ku ya?? "

"Tidak, kebetulan saja mata ku belum tertidur dan aku masih memiliki telinga yang berfungsi dengan baik"

"Abaikan saja"

"Apa maksud mu mengabaikan saat kau berkata bahwa dia bukan wanita yang baik??!! "

"Astaga... Ya ya dia bukan wanita yang baik kau puas!!! "

"Kau mengatakan dia wanita yang tidak baik, apa kau lupa bercermin??!! "

"Haizen,, sungguh saat ini aku tidak ingin bertengkar... Aku lelah dan ingin beristirahat"

Lize menarik paksa tangan Haizen agar terlepas. Ia berlari menaiki tangga.
Berharap agar Haizen tak mengikutinya.

"Apa dia lupa, dia bahkan lebih buruk?"
Haizen berbalik berjalan meninggalkan rumah. Ia segera menuju kantornya.
.
.
.
Haizen berangkat kekantor, sepanjang perjalanan ia memikirkan apa yang Lize katakan tadi malam.
"Benar-benar memuakkan"

Sampai dikantor pun Haizen tak seribut biasanya, kini ia diam dalam keheningan. Peter yang selalu menjadi sasaran empuk kekesalan setiap kali ia merasa kesal dengan Istrinya pun  diabaikan begitu saja saat ia tiba dikantor.

Benar-benar hening, bahkan jarum yang terjatuh pun mungkin akan terdengar.
.
.
.

Lize berjalan ke belakang rumah,disana ia akan menenangkan pikirannya. Setidaknya Bunga-bunga disana tidak membuatnya kesal.

Ia memetik setangkai mawar dan menghirup dalam-dalam aroma bunga yang menyeruak.

'Wangi'
Ia menatap mawar dalam genggamannya. Melepaskan kelopak bunga dengan perlahan-lahan.

"Jika aku meremas tangkai ini begitu saja itu akan melukai telapak tangan ini bukan? " Ia menatap tangannya.

Menarik nafasnya kasar. Ia duduk memandangi bunga-bunga yang menghiasi taman.

'Apa ada yang ku lewati? Mengapa si Haizen itu berkata aku harus bercermin,
Lize sebenarnya apa yang terjadi di antara kalian yang tidak aku ketahui, rasanya ingin aku berteriak pada suami bodohmu itu jika istri yang ada disisinya saat ini bukanlah Lize yang asli, sampai kapan aku harus terjebak didalam tubuh mu ini, aku bahkan merindukan Ibu dan Ayahku didunia ku'

Zea benar-benar merindukan kedua orangtuanya. Jika bersama dengan keduanya ia tak akan merasa pusing atau kesal sekali pun. Ia akan dimanjakan dengan fasilitas dan kasih sayang dari Ayah dan Ibunya. Namun, Disini ia bahkan tak pernah bertemu dengan orangtua Lize.

Hidup dalam tubuh dan kepribadian yang berbeda dengan orang lain itu sangat menyusahkan. Kau bahkan harus mencari tahu semua tentang dirinya.

Namun, Zea bahkan tidak mengetahui seluruhnya. Bibi Cha yang selalu ada disisi Lize selama ini pun tak cukup memberi informasi baginya.
Zea butuh informasi lengkap tentang kehidupan Lize terutama sebelum ia menikah dengan Haizen.

Transmigrasi Zea KeylardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang