27

2K 100 55
                                    

Semuanya mendadak diam. Tak ada yang membuka suara. Melihat itu Tuan Amerd memicingkan pandangannya pada Haizen. Berharap anak tertuanya itu mengeluarkan suaranya. Setidaknya membantah bukan?

Sedangkan Lize hanya diam melihat situasi yang ada dihadapannya.
'Jika aku membuka suara tidak apa kan? '

Sesekali ia melirik Haizen yang sejak tadi bungkam.

"Apa mulut mu itu tidak bisa mengeluarkan suara Haizen, sejak tadi kau diam"  Tuan Amerd berjalan dan duduk begitu saja melewati Putranya itu. Matanya seakan memerintah yang lain untuk ikut duduk.

Haizen dan Lize duduk bersebelahan sedangkan Karin ia segera mengambil posisi yang aman. Duduk jauh dari Ayah maupun Kakaknya. Ia tak ingin diseret.

"Ayah sepertinya ada kesalah pahaman disini "
Haizen mulai membuka suara.

"Salah paham apa maksud mu"???
Ucapan Tuan Amerd sedikit menuntut. Sesekali ia melirik Lize. Menantunya itu pasti tau semuanya dibandingkan dirinya.

" Apa yang Ayah Mertua katakan itu benar, Haizen masih menjalin hubungan dengan wanita itu"

Lize menatap rendah Haizen. Setidaknya ia lebih jujur dibandingkan suaminya. Berbohong pada orang tua itu dosa kan????

Tuan Amerd tersenyum tipis dengan apa yang baru saja ia dengar. Putranya itu benar-benar keras kepala.

"Lize sayang, apa maksud perkataan mu"
Haizen menatap Lize namun tangannya menggenggang kuat bahu Lize, seolah berkata jangan katakan apa pun.

Melihat itu Tuan Amerd menghilangkan kepalanya.
"Jangan menakuti Manantuku Haizen"

Haizen melepas tanganya dan kembali bersikap seolah ia tidak melakukan apa-apa.

"Sebenarnya apa tujuan Ayah datang tanpa memberitahu ku"
Haizen tampak kesal sekarang.

"Aku hanya ingin melihat Menantu ku, ku dengar Lize sakit. Memangnya salah jika aku datang tanpa memberitahu mu dahulu"???

" Lalu kapan Ayah akan pulang"

"Kau mengusir ku ?? "

"Aku hanya bertanya"

Karin yang mulai merasa atmotfer disekitarnya memanaskencoba membuka suaranya.

"Ayah pasti lelah selama di perjalanannya sebaiknya ayah istirahat saja dahulu"

"Ahh yaa kau benar Putri ku, punggung  rasanya remuk. Jadi dimana aku akan beristirahat"???

Haizen mendadak semakin kesal dengan usul adik kecilnya itu. Tidak ada kamar kosong dirumah ini.

" Tunggulah disini ayah, pelayan akan membereskan kamar terlebih dahulu"

Haizen bangkit berdiri dan menarik lize, meninggalkan Karin dan Tuan Amerd.

.
.

Haizen menarik Lize memasuki kamarnya.
"Ayah akan tidur disini sementara aku akan tidur di kamar mu"

"Heii... Jika kau dikamar ku, lalu akau tidur dimana"???

" Kita akan tidur bersama"

"Aku tak suka dengan usul mu"

"Lalu kau ingin ayah tau kalau kita tidur terpisah"??

" Biarkan saja Ayah Mertua tau, kenapa kau tampak gelisah. Kau takut Ayah mengetahui semua kebusukan mu"???

"Tutup mulut mu lize. Sejak tadi aku berusaha untuk menahan emosiku padamu"

"Mengapa kau marah, apa yang ku katakan pada Ayah Mertua itu adalah kebenarannya ,mengapa kau berusaha menutupinya"

"Jangan mencampuri urusan ku Lize. "

"Itu urusan ku juga, kau suami ku jika kau tak lupa"

"Jika kau membuka suara mu lagi didepan Ayah, aku tidak akan tinggal diam"

Emosi lize sedikit terpancing mendengar ucapan Haizen. Tangannya terangkat dan menampar menampar suaminya itu tepat di pipinya.

Cukup kuat.

Panas menjalar di pipinya, Haizen yang mendapat tindakan itu, membulatkan matanya.

Sekali lagi, tangan Lize terangat namun ditahan oleh Haizen.

"Kau cukup berani Lize"

"Tentu saja aku berani, selama apa yang ku lakukan itu benar"
Pandangan Lize mendadak tajam. Ia ingin sekali menghajar Haizen lebih dari itu.

"Kau hanya ISTRI di atas KERTAS??!!!!! "
Haizen meninggikan suaranya.

"Jika aku Istri diatas kertas maka kau juga demikian, jika kau memang ingin bersama wanita itu, setidaknya Kau ceraikan dulu Istri diatas Kertas mu ini"
Lize keluar meninggalkan Haizen. Ia menutup pintu dengan keras seolah menumpahkan emosinya disana.

.
.
.

Dikampus Lize tampak tidak fokus. Ia masih memikirkan bagaimana mungkin ia harus tidur di kamar yang sama dengan suaminya itu. Mimikirkannya saja membuat kepalanya pusing. Yang ada setiap detik mereka akan terus bertengkar.

"Apa kau bertengkar dengan pria mu "?? Clara sejak tadi mengamati tingkah Lize. Selama jam kuliah temannya itu bahkan tidak fokus. Bahkan jam kuliah yang telah usai pun ia tak sadari.

" Pria mu"??? Lize masih tak menyadari arah pembicaraan Clara.

"Ah maafkan aku, maksud ku Suami mu"
Clara tersenyum.

Mendadak wajah Lize masam mendengar kata suami, ia mendengus kesal.

"Pria brengsek itu "

"Wah benar kalian sedang bertengkar"

Lize menjawab dengan anggukan.
Ia tak ingin memperpanjang arah pembicaraan, itu hanya akan menambah kekesalannya. Tapi, Clara tetap lah Clara.
Manusia yang penuh dengar rasa penasaran.

"Mau ku beri saran"??
Lize tampak tidak memperdulikan Clara, ia membereskan perlengkapannya dan ingin segera pulang dan tidur.

" Tidak terimakasih, aku akan segera pulang"

Clara memberhentikan kegiatan Lize.
"Kau tau saat orang dewasa yang sudah menikah dan bertengkar, cara paling ampuh untuk berbaikan adalah memberinya kehangatan diatas ranjang"

Clara memainkan sebelah matanya. Tatapannya terlihat cukup genit.

Lize terbelalak mendengar saran temannya itu.
"Saran mu cukup gila"

Lize melepaskan tangan Ckara yang sejak tadi menahannya.

"Heii.. Itu paling ampuh coba saja, aku membacanya dinovel-novel  dan itu berhasil kau tau"

"Tidak akan, kau ini maniak novel dewasa yaa" Lize beridiri dan meninggalkan Clara yang masih sibuk dengan saran gilanya.

"Ayolah Lize, coba saja"

Lize masih dapat mendegar teriakan Clara. Ia hanya menggelengkan kepalanya.

.
.
.
Sementara dirumahnya para pelayan sibuk membereskan kamar Haizen yang akan ditempati Ayahnya.

Sedangkan Karin, ia langsung mengajak Ayahnya jalan-jalan atas perintah Haizen. Kakaknya itu tak ingin Ayahnya tau semuanya.
Karin menyetujuinya begitu saja,hitung-hitung ketika kau bersama ATM berjalan, maka manfaatkan sebaik mungkin. Seorang ayah akan memanjakan Putrinya kan???

Sementara Haizen???
Entahlah mungin dia sedang mengadu nasib pada Peter.


TBC.


Transmigrasi Zea KeylardWhere stories live. Discover now