30

1.5K 62 5
                                    

Hari ini setelah kelas selesai,Lize dan Clara memutuskan pergi ke mall. Setidaknya disana mereka dapat memanjakan mata. Tak lupa Joe juga ikut, katanya ia akan bertindak sebagai bodyguard untuk kedua temannya itu.

Clara sebenarnya keberatan, karena Joe pasti akan menempeli kemana pun mereka pergi.

Orang yang sedang Jatuh Cinta terkadang memang tampak bodoh tanpa mereka sadari.

Mereka berpindah dari toko yang satu ke toko yang satunya lagi. Benar-benar hanya untuk memanjakan mata.
Abaikan saja Joe yang mulai merasa bosan mengikuti mereka. Kakinya bahkan mulai terasa pegal. Sesekali ia menggoyangkan kakinya. Berharap rasa pegal itu hilang.

Namun ketika kedua wanita itu hendak memasuki toko berikutnya. Ia dengan cepat mengahalau langkah mereka.

"Apa kalian tidak lelah ??! "
Clara dan Lize saling bertukar pandang

"Tidak" Mereka menjawab kompak

"Setidaknya kalian harusnya haus bukan??!"

"Sepertinya itu ide yang bagus, aku memang mulai merasa haus"
Clara menyetujui perkataan Joe.

"Ayo cari tempat yang bagus untuk menghilangkan rasa haus itu nona-nona"
Joe merangkul kedua temannya itu, setidaknya ia dapat merenggangkan otot-otot kakinya nanti.

.
.
.
.
Haizen menatap kopi yang sejak tadi disajikan dihadapannya. Tatapannya terlihat kosong.

"Jika kau memesan kopi hanya untuk kau lihat begitu saja , kau sama saja membuang-buang tengga seseorang yang sudah meraciknya"
Sejak tadi Peter mengamati sahabatnya itu, bahkan kopi yang ia pesan sudah hampir habis diminum. Namun Haizen, sedikit pun tak menyentuh miliknya.

"Kau tau Peter, sepertinya aku lepas kendali"

Peter memfokuskan pendengarannya, dia tergolong sahabat setia yang selalu mendegar isi hati dan pikiran Haizen. Walau terkadang ia sering emosi mendengarnya.

Peter menarik nafasnya.

"Memangnya kau banteng" Ucapnya enteng.

"Aku serius..., kau tau dia bahkan mengataiku lintah"
Haizen menurunkan nada bicaranya.

"Itu berarti kau yang salah"

"Kenapa kau menyalahkan ku"
Haizen tak terima jika Peter menyalahkannya, sejak tadi pagi ia selalu yang menjadi terdakwa.

"Tadi kau berkata, Peter sepertinya aku lepas kendali" Ucapnya sambil meniru gaya bicara Haizen tadi.

"Kau.. minta digiling ya"

"Lihat, kau bahkan lebih menyebalkan"

"Aku serius !! "

"Aku juga serius Haizen!! Dengar....
Kau harus membuka topeng mu itu, turunkan sedikit ego mu, kau tau selama ini kau begitu menyakitinya sekarang ketikan ia menderita amnesia dan menjadi sosok yang tampak lebih berani itu bukan salahnya. Kau yang selama ini selalu membelakanginya, jadi ketika ia berubah kau tidak berhak meluapkan emosi mu"

"Mengapa kau jadi menasehati ky begini"

"Itu karena aku peduli "

"Kau seperi orangtua "

"Kau dengar tidak sih, otak pintar mu itu cobalah untuk menggunakannya, jangan hanya digunakan saat bekerja saja. "

"Wahhh.. Kau membully otak ku"
Haizen memegangi kepalanya.

"Haizen.. Sebenarnya kau mencintainya bukan??! "

"Mengapa kau menanyakan itu?? "

"Tinggal jawab saja apa susahnya sih"

Transmigrasi Zea KeylardWhere stories live. Discover now