25

2.2K 91 3
                                    

Setelah selesai mengemasi barang-barang yang akan ia bawa ke kampus, Lize segera turun ke bawah untuk sarapan. Ia tak ingin melewatkan sarapan pagi, semalam saja ia hanya makan sedikit. Hitung-hitung mengisi saya sebelum bertarung , belajar juga butuh energi bukan?

Langkahnya pelan namun pasti, ia tak ingin buru-buru. Lagi pula hari ini ia akan berangkat bersama teman-temannya. Semalam Joe dan Clara menawarkan padanya agar berangkat bersama. Anggap saja Lize sedang memberi Rey libur sehari.

Sangat dermawan bukan?

Saat akan sampai diruang makan, sayup-sayup ia mendengar suara yang ia kenali.
'Gee, mengapa dia masih disini'

Lize berjalan menuju kursinya. Disa ia dapat melihat tatapan tak suka yang Gee lemparkan padanya.

"Apa"???

"Apa salah jika aku menatap mu"
Gee membuka suara, ia memang tak pernah suka dengan keberadaan Lize.

"Tidak, tapi itu mengganggu ku. Seperti ada parasit yang menempeli ku"
Lize sedikit menyindir Gee.

Melihat itu Haizen berniat untuk menghentikan pertikaian namun ia terhenti ketika Karin menarik tangannya.

"Biarkan saja Kak"
Karin tak ingin suasana tambah keruh. Karena sumber permasalahannya adalah Kakaknya.

Gee tak Terima ketika Haizen tak melakukan pembelaan padanya. Bukankah Haizen selalu ada dipihaknya?

"Sayang kau tak membantu ku"??
Memelas. Gee mengeluarkan jurus andalannya. Setidaknya Haizen luluh padanya seperti biasa.

" Sayang... Sayang kau pikir kau siapa. Istri saja bukan. Orang ketiga ia"
Lize kesal jika berhadapan dengan Gee. Entah kenapa jauh dilubuk hatinya ada perasaan yang menggebu-gebu untuk memakinya namun tertahan begitu saja.

"Kalian tak ingin melanjutkan?
Haizen masih berusaha untuk melerai keduanya.

" Sudahlah, aku tak berselera lagi"
Lize meninggalkan meja makan dan mengambil selembar roti yang ada diatas meja.

Sebenarnya tadi ia melirik sekilas ponselnya dan disana ia membaca pesan dari Clara bahwa mereka sudah tiba di depan rumah Lize.

Namun belum sampai ia membuka pintu  rumah, Haizen terlebih dahulu menahan tangannya.

"Tunggu, Rey belum tiba"

"Tenang saja Rey memang tak mengantarku hari ini " Ucap Lize malas.

"Kenapa"???

" Aku akan bersama teman ku, kau tau aku juga butuh bersosialisasi dengan teman-teman ku dikampus"

"Siapa"???

" Siapa apa maksud mu"??

"Mereka"

"Temanku??? "

Haizen mengangguk . Mengingat kata teman, ia ingat dengan pria yang ia temui tempo hari ketika menjemput Lize.
Ia tak suka.

"kau pernah bertemu dengan mereka saat kau menjemputku, Clara dan Joe. Mereka teman sekelasku "

"Jadi namanya Joe"

"Kenapa "???

" Aku tak suka padanya"

"Hah??? Kau kenapa sih"

"Tatapannya seperti dia menaruh hati padamu"

"Kau ini kenapa sih,seperti cenayang saja. Memangnya kau tau isi hati seseorang"

"Mata tidak bisa bohong Lize. Cara dia bertatapan dengan mu,itu berbeda. "

"Kau ini ada-ada saja, sana minggir. Mereka sudah menunggu ku dari tadi"

"Aku ikut"

"Heiii... Kau mau ikut kemana"
Lize tak habis pikir dengan apa yang Haizen pikirkan sekarang.

"Aku akan mengantar mu kedepan"
Haizen berjalan mendahului Lize yang sedang meredam kekesalannya.

.
.
.
Clara dan Joe terlihat kaku dengan situasi yang mereka hadapi saat ini.
Bahkan Clara seperti merasa akan ada peperangan disini. Ditambah lagi atapan tak suka Haizen pada Joe.

"Ayo berangkat"
Lize memecah suasana.

"Tunggu sebentar" Haizen berjalan mendekati Lize. Tangannya terulur mengelus kepala Lize.

Lize yang terkejut dengan apa yang barusan Haizen lakukan padanya seketika mundur satu langkah.
'Ini dia kenapa sih'

"Wah.. So sweet sekali" Clara mendadak kegirangan dengan apa yang ia saksikan di pagi hari.

"Sampai jumpa nanti, ISTRI"
Haizen sengaja menekan kata istri. Ia tersenyum tipis sambil melirik kearah Joe.

"Apa-apaan itu"
Lize memasuki mobil Joe. Yang diikuti oleh Clara. Wajahnya bahkan terlihat seperti kepiting rebus.

Joe yang sejak tadi beridri, hanya diam. seolah mengerti akan situasi.
Sesekali ia melirik Lize yang terlihat malu.

Melihat itu Haizen segera berlalu.
'Setidaknya dia tau bahwa wanita yang ia lirik sudah menikah'
.
.
.
.
Selama diperjalanan Joe yang diam, sesekali ia menimpali percakapan Clara dan Lize. Ada sedikit rasa kesal dihatinya.

Clara yang sejak tadi melirik Joe menyadari sesuatu. Pria ini tampaknya sedang patah hati.
Clara mengangguk -anggukan kepalanya.

"Ada apa Clara"?
Lize terlihat bingung dengan tingkah Clara

" Aku seperti mendengar bunyi patah "

"Hah??? Dimana? " Lize berusaha mencari apa yang dimaksud Clara.

"Kau mencari apa"??

" Bukankah tadi kau kayanya seperi ada bunyi patah?? "

"Hahahaha bukan.... bukan seperti itu"
Clara melirik Joe .

"Jadi? "

"Lupakan saja, ngomong-ngomong jadi yang tadi itu bukan supir mu melainkan Suami mu"???

Lize mengangguk setuju.

"Ahh ini akan terlihat berat"
Sesekali Clara mengusap dagunya. Namun, pandangannya tak lepas dari Joe.

Menyadari itu, Joe membuka suara.

"Tadi dia tampak menyebalkan"

'Untuk itu aku setuju' Lize menjawab dalam diam.

Clara tertawa terbahak-bahak. Sepertinya ia memiliki bahan untuk menertawakan Joe beberapa hari kedepan.

.
.
.
TBC

Halo masih adakah yang menunggu
cerita ini???

Semuanya maaf untuk beberapa hari ini tidak update..

Ada beberapa pekerjaan yang harus diselesaikan secepatnya Huhuhu 🥲🥲

But, terimakasih untuk support nya sampai saat ini

🥰🥰🥰🤗🙆‍♀️

Salam sehat untuk kita semua





Transmigrasi Zea KeylardWhere stories live. Discover now