10

4.1K 168 1
                                    

Zea meraba-raba sekitarnya, tangannya terhenti ketika menemukan apa yang ia cari. 'Uhh akhirnya aku menemukan gulingku'
Ia memeluk 'gulingnya' dengan erat, tak ingin melepaskannya lagi. Matanya tmasih tertutup, enggan untuk bangun. Hari ini ia tampak sangat malas, selama saja ia dibuat kesal seharian , anggap saja sekarang waktunya mengisi daya.

Tangannya sesekali mengelus-ngelus gulingnya. Sangat empuk.

'Tapi tunggu sejak kapan, guling terasa berotot dan wanginya seperti... , '

Mata Zea terbuka dengan cepat, masih dengan tangan memeluk 'guling'nya.

"Apa kau sudah puas meraba-rabanya"

Zea, mematung. Ia kenal dengan suara itu. Perlahan lahan pandangan bergerak melihat keatas dan kebawah, bukan kah tadi dia memeluk guling'nya??

"Heii....... "
Dengan cepat Zea bangun dan tak sengaja mendorong tubuh Haizen.
Ingat tidak sengaja. Salahkan Haizen yang tiba-tiba berubah menjadi gulingnya..

"Akh... Apa kau punya tenaga sapi"
Haizen yang terjatuh melirik sinis Lize.
Perlahan-lahan ia bangun dan kembali ke atas kasur.

"Apa yang sedang kau lakukan "

"Tentu saja tidur, kembali"

"Heiii.... "
Zea tak Terima, bukankah Haizen memiliki kamar tersendiri. Mengapa ia harus repot-repot tidur disini.

"Berbaik hatilah, aku sudah menjagamu semalaman dan apa itu tadi kau bahkan mendorong ku sampai terjatuh, tenaga mu seperti sapi saja"

Zea memicingkan matanya. "Hei suami, salahkan dirimu, kenapa kau tidur disini lagi pula tidak ada yang meminta mu tidur disini kan, kau bahkan menyamar menjadi guling ku"

"Haa.. Aku menyamar menjadi guling mu? " Haizen bangun dan menunjuk dirinya.

"Yaa.. ! Apa kau sangat mesum, suka ya diraba-raba"?

" Hei  harusnya aku yang marah, kau ternyata mesum bahkan kau memeluk ku sangat erat tadi"

"Aku memang memeluk guling ku seperti itu, salahkan dirimu yang terdampar di area kasur ku"

Astaga , mendadak kepala Haizen pusing mendengar ucapan Lize. Sejak kapan Lize seberisik ini. Yang diraba-raba siapa yang marah siapa. Harusnya disini yang kesal Haizen bukan??

"Wah... Wah.. Apa otak kecil mu itu tak bisa berfikir"

"Hei.. Apa kau begitu hobinya menghina orang lain"

"Aku tidak menghina tapi aku mengutarakan fakta"

"Fakta apanya , kau sangat menyebalkan pergi sana"
Zea mengusir Haizen.

"Kau mengusir ku? "

"Ya"

"Setelah apa yang telah ku lakukan untuk mu dan ini balasan mu? "

"Kau melakukan apa? Menyamar menjadi guling ku, dasar mesum"

"Yakk.. Aku bahkan meminjamkan tangan ku untuk mu"

"Ohh yaa, jadi setelah kau pinjam kan apa aku harus membayar sewanya"

Haizen terbelalak mendengar perkataan Lize. Sejak kapan wanita ini semakin berani.

"Biar ku jelaskan, aku bukan orang mesum dan lagi aku disini karena kau pingsan semalam, aku bahkan menjaga mu semalaman. "

"Ohh ya baik sekali"
Ucap Zea santai

"Astaga rasanya kepala ku akan pecah saat ini juga"

"Lagi pula mengapa harus menjaga ku, lakukan saja seperti biasanya. Kenapa harus peduli"

Transmigrasi Zea KeylardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang