20

3.3K 142 9
                                    

Setelah Haizen keluar, Lize menggulung dirinya dalam selimut. Itu bahkan tampak seperti risoles yang siap untuk digoreng.

'Berubah katanya? Apa dirinya tidak sadar'

Zea kesal degan perubahan Haizen, sikapnya itu tak seperti di Novelnya. Kenapa sekarang dia sering meminta maaf, di novelnya saja dia sangat tidak peduli dengan Lize. Lalu, mengapa sekarang dia berperan seperti suami sungguhan bagi Lize.

Tadi saja pandangannya dibuat rusak setelah melihatnya di Toko Roti.
Sekarang dia bertingkah seolah orang yang ingin diperhatikan?

Dua jam yang lalu

Saat diperjalanan kembali pulang, Lize meminta supirnya agar berhenti ditoko roti, ia ingin membeli beberapa roti untuk ia makan dirumah. Namun, saat akan turun dari mobil ia melihat sosok yang ia kenali.

Haizen dan pujaan hatinya, Gee. Mereka sedang asik bercengkrama . Melihat itu ada sedikit rasa kesal dilubuk hati Lize. Ia kembali menutup pintu mobil.

"Ada apa Nyonya"?
Peter yang melihat itu bingung, bukankah tadi Nyonya Muda ini memintanya menepi disini.

" Sebaiknya kita cari tempat lain saja, ada lalat perusak pandangan mataku disini"

"Baik Nyonya"

Mobil kembali melaju dan meninggalkan Toko Roti.

Sepanjang perjalanan Lize hanya diam. Pandangannya terarah ke luar jendela. Pikirannya mendadak ribut. Sesekali supirnya meliriknya. Situasinya sangat tidak baik.

"Nyonya kita akan kemana"?

" Terserah"

"Maaf ? "

"Apa kita bisa melihat laut sebentar ? "

"Tentu saja Nyonya"

"Kita ke tepi laut saja"
Mendadak Lize ingin melihat laut, setidaknya laut tidak memberinya pemandangan yang buruk.

Sampai ditepi laut, Lize hanya berdiam diri. Menghirup dalam-dalam aroma laut.
Dari kejauhan Peter mengawasi apa saja yang dilakukan Nyonya Muda itu. Hitung-hitung jika sesuatu yang tak diinginkan terjadi dia dapat mencegahnya bukan??

Saat rasa kesal didadanya sedikit menghilang, Lize berjalan dan menuju mobil. Disana Rey sudah siap menunggu perintahnya.

"Ayo kita kembali ke rumah"

"Baik Nyonya"

Saat Lize tiba dirumah, ia melihat Haizen yang sedang duduk dengan sebuah buku ditangannya.
'Melihatnya membuat kesal saja'
.
.
.
.

Saat malam tiba, Lize bersiap turun untuk makan malam,setidaknya jika kau kesal jangan biarkan perutmu juga kesal karena menahan lapar.

'Kenapa mereka belum selesai makan sih, bukannya harusnya sudah selesai'
Lize melirik Haizen dan Karin yang masih menyantap makan malamnya.

"Ada apakakak ipar, mengapa wajahmu terlihat kusut seperti kain yang tidak disetrika"??

Lize memiliki kesal Karin. Ia berjalan menuju kursi dan dengan cepat mengambil beberapa potong daging.

" Apa kakak ipar sangat lapar? Kau bahkan mengabaikan kami? "

"Itu hanya perasaan mu saja"

"Jadi, bagaimana hari pertama mu Kakak Ipar , apa menyenangkan?? "

"Begitulah" Lize menanggapi malas pertanyaan Karin

"Hemmm... Apa ada pria tampan disana, ku dengar jurusan seni memiliki banyak pria tampan"

Transmigrasi Zea KeylardWhere stories live. Discover now