21

2.9K 120 8
                                    

Peter menatap heran Haizen yang sejak tadi seperti setrikaan. Sesekali Haizen menggaruk belakang lehernya yang tak gatal.

'Ini dia tidak salah minum kan atau terbentur lalat di lift tadi'
Pandangan Peter mengikuti setiap langkah Haizen, walau itu terlihat memusingkannya.

Haizen berhenti tepat didepan Peter dan itu mengejutkannya.

"Peter,sepertinya aku mulai gila"

"Ah ya ya sepertinya juga begitu"

Haizen memicingkan matanya.

"apa? " Peter menaikan sebelah alisnya. Ia tak terima ditatap sinis oleh sahabatnya itu. Memangnya apa yang salah dengan perkataannya.

"Kau tau, aku bahkan menciu... " Ucapkan Haizen terpotong , ia begitu malu mengingat apa yang telah dia lakukan pada Lize tadi.

"Kau mencium siapa? " Tatapan Peter menyelidik apa yang baru saja Haizen ucapkan.

"Itu... , "

"Kau mencium siapa? Singa?sapi atau istri orang"??

" Heiii... Aku tak segila itu"

"Jadi? Siapa, kau bahkan sudah satu jam berjalan kesana-kemari, jika kau sedang menyetrika pakaian mu maka itu sudah selesai sejak tadi"

Haizen berdecak kesal.

"Aku mencium Lize,Kau puas"
Haizen membuang wajahnya, ada semburat malu terpancar dari sana.

Peter yang mendengar itu, spontan bertepuk tangan dengan senyum jahilnya.

"Ada apa dengan wajah mu itu, kau tampak menjijikan"

"Hahaha apa Tuan Muda ini begitu malu sekarang "

"Apa maksud mu? "

"Kau bahkan bertingkah seperti orang yang baru saja mencuri pakaian dalam di jemuran"

"Heiii apa-apaan hipotesa mu itu, menggelikkan"

Haizen berjalan menuju meja kerjanya. Jika tadi ia tampak gelisah,sekarang dia kesal dengan apa yang Peter ucapkan.

"Lagi pula apa yang salah dengan menicum istri sendiri, jika kau mencium istri orang lain itu baru dikatakan salah"

"Ahh sudahlah kepala ku pusing, sebaiknya kau kembali bekerja dan selesaikan sekarang juga,aku akan memeriksanya setelah menyelesaikan ini"

Haizen mengambil dokumen yang akan ia periksa.

Peter bangkit berdiri dan segera keluar dari ruangan Haizen.

"Ini yang seharusnya pusing aku kan mengapa dia melampiaskannya padaku"

"Aku masih dapat mendengar itu Peter"

"Ya ya ya, maaf"
Peter menutup kasar pintu ruangan Haizen.
.
.
.
.

Lain halnya dengan Lize, setelah mendapat serangan dadakan dari Haizen, kini ia tampak seperti patung yang berjalan.

'Ada apa dengannya , apa otaknya terbentur' tanpa sengaja ia menabrak punggung seseorang yang ada didepannya.

"Maafkan aku"

"Wah,Hai kita bertemu lagi, nona"sapanya.

" Hei Joe, kalian sudah saling kenal? "
Clara menimpali.

"Kami hanya pernah bertemu tanpa sengaja"

"Jadi nama mu Joe? "

"Ya berhubung kita belum saling berkenalan, maka kenalkan nama ku Joe Alexander, kau bisa memanggilku Joe"

Transmigrasi Zea KeylardWhere stories live. Discover now