✓ BAB 8 - Suspicion

3.6K 363 2
                                    

Sophie melirikku. "Sekarang kami pasti akan dicari, kami tidak bisa kembali cuma gara-gara kau, Letter bodoh!"

"Sudahlah, kalian bisa tinggal di sini, dan jika besok ada yang datang mencari kalian, kebetulan ada ruang bawah tanah tepat di bawah gudang, bersembunyilah di situ." ucap Rendy. "Kalian cepat bantu menguburkan dua anak ini dan beberapa lagi bawa Algojo ini ke ruang bawah tanah di rumah Dokter Dery."

"Aku, apa tugasku?" tanyaku.

"Kau urus Ibumu, lihat dia pingsan ..., dan bawa juga temanmu ke ruang bawah tanah di gudang ...," jawab Rendy.

Aku bahkan lupa akan Ibuku. Ia kubawa ke rumah Rendy yang kebetulan bersebelahan dengan rumah ayahnya, Dokter Deri dan Reth akan merawatnya.

Kemudian, Sophie dan Gally kuantar ke gudang untuk bersembunyi di ruang bawah tanah.

Setelah sampai di gudang, Sophie bertanya. "Apa kau yakin di sini aman?"

"Ya, semoga. Kalian tunggu di sini. Aku akan mengambilkan makanan."

Aku berjalan ke rumah dokter Deri dan ketika sampai, Reth juga berada di sana bersamanya dan juga Rendy yang baru keluar dari bawah tanah.

Kudekati Reth yang sedang duduk. "Bagaimana keadaan ibuku?"

"Ibumu sudah sadar, sekarang ia sedang tidur, istirahat."

Aku duduk di kursi bersebelahan dengan Reth. Sementara Rendy sedang mengambil beberapa buah dan roti, lalu dimasukkannya pada plastik.

"Kita harus bersiap, besok atau nanti malam, para penjaga  pasti akan datang untuk mencari mereka bertiga ..., dan berdoalah yang datang bukan Grem ...," ucap Dokter Dery.

"Kenapa dengan Grem?" tanyaku.

"Dia dulu pernah di sini sepertimu dan juga telah sadar, tapi ia memilih untuk bergabung dengan para penjaga, dengan alasan untuk hidup mewah."

"Apa serum untuk mengembalikan ingatan itu masih ada, Dokter?" tanyaku.

"Untuk siapa?"

"Dua temanku dan terutama Ibuku."

"Serum yang kuberikan padamu itu adalah yang terakhir."

"Anda bisa membuatnya?"

"Tentu, asal ada bahannya, itu pun tidak mudah untuk mendapatkannya, kau harus keluar dari tempat ini dan di luaran sana sangatlah berbahaya."

"Bahaya apa? Virus?"

"Bukan, mereka manusia, aku waktu keluar memakai masker gas. Namun, mereka tidak ..., kurasa mereka kebal dari virus," ucap Rendy.

"Di mana pemerintah dan tentara militernya serta Polisi, di mana mereka?" tanyaku.

Dokter Deri menjelaskannya. "Mereka, pemerintah dan militer serta polisi telah menghilang saat virus ini menyebar."

Dokter Dery juga menjelaskan tentang siapa yang menculikku dan membawaku ke tempat ini. Serta tentang siapa yang menyuruhnya.

Salah satu orang itu adalah Dokter Dery yang di suruh oleh Ibuku, beliau ternyata tidak bekerja di luar negeri, justru bekerja di tempat ini.

Fakta yang membuatku tak habis pikir. Tempat ini pasti sudah ada dari bertahun-tahun lamanya dan disembunyikan dari media.

Rendy terlihat sibuk mengambil makanan, roti serta buah-buahan dan langsung menaruhnya di plastik. "Oke, sudah siap, saatnya bertemu si cantik Sophie." Rendy berjalan keluar rumah. Namun, langkahnya terhenti.

Seseorang? bukan, bukan seseorang, tapi ada lebih dari sepuluh orang di luar. Salah satunya adalah Grem, suaranya terdengar jelas dari dalam rumah ini.

"Halo Ren, apa kabar?" tanya Grem, "Apa itu yang ada di plastik, makanan untuk siapa?"

Rendy hanya diam, dia mungkin tidak ingin Grem mengetahui kalau makanan itu untuk wanita yang disukainya, Sophie. Kalau sampai ketahuan, entah apa yang akan terjadi, akupun tidak mau Sophie dan Gally ketahuan.

Grem berjalan masuk, Ia mendekati Dokter Dery. "Apa kabar, Dok, hidup di sini enak, kan?"

"Ya, seperti yang kau lihat," ucap Dokter Dery.

Grem juga melihatku dan Reth yang duduk bersebelahan di kursi. "Pasangan pecundang, huh?"

Orang ini, kalau dalam cerita, mungkin dia orang jahatnya.

*****

OutbreaK (Wattys Winner 2018)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang