✓ BAB 9 - Suspicion (2)

3.2K 336 0
                                    

Aku tahu apa tujuan para penjaga datang, mereka pasti mencari tiga anak itu.

"Apa maumu?" tanyaku.

"Mauku?" Grem menyeringai. "hanya memeriksa. Kalian tahu kan, apa yang kumaksud?"

Ya, aku tahu dan aku tak suka dengan apa yang kau maksud, Grem.

"Apa?" Dokter Dery bertanya.

"Dua jam yang lalu, ada dua anak laki-perempuan yang dieksekusi di dalam dinding. Namun, sampai saat ini, mereka belum kembali melapor. Kalian tahu tentang ini, kan?" Grem menambahkan sembari mengambil satu buah Apel, lalu memakannya.

Sementara, penjaga lainnya mencari sesuatu. Mengacak-acak rumah Dokter Dery. Sungguh tidak punya sopan santun.

"Apa mereka di gudang, di ruang bawah tanah, kalau mereka ketahuan ada di sana, kalian juga akan dihukum!" Grem melirik Dokter Dery.

Dokter Dery berdiri dan mendekati Grem. "Kami tidak tahu, siapa yang kau cari, di sini tidak ada, kenapa tidak kau cari di tempat lain?"

"Kami sudah mencarinya di semua tempat!" Seru Grem. "Kami belum mencarinya di sini, asal kau tahu, dua dari tiga orang Algojo itu adalah dua teman Letter. Ia si galak Sophie dan anak kurus itu, minggir kau orang tua!" tambahnya, ia mendorong Dokter Dery sampai terjatuh dan mendekatiku.

Apa maunya orang ini?

Aku berdiri dan berhadapan sangat dekat dengan Grem, "Apa kau tidak punya sopan santun, hah!?"

"Kami hanya menjalankan tugas! Kau harus mengerti!" Seru Grem yang badannya lebih tinggi dariku, lalu ia menatap Reth yang berada di belakangku. "kau Reth, apa kau tahu sesuatu?"

Reth hanya menggelengkan kepala. Bagus Reth, jangan beritahukan kepada Grem itu.

"Silakan cari sesukamu, di sini tidak ada mereka!" Seruku. Aku harus terus berbohong.

Grem dan teman-temannya keluar dari rumah ini.

"Kami akan memcarinya di gudang," ucapnya, lalu benar-benar pergi. Menghilang di ujung sana saat berbelok.

Aku dan Reth segera Menbantu dokter Dery untuk bangun. "Anda baik-baik saja, kan?"

"Cepat, kau harus melindungi dua temanmu! Mereka akan membunuhnya, bahkan membunuh kita," ucap Dokter Dery. Ia sangat panik.

Ketika aku akan keluar dan menuju gudang, seseorang memanggil. "Letter."

Itu Rendy. Ia bersama Sophie dan Gally. Mereka berhasil pergi dari gudang. Syukurlah, aku merasa lebih lega.

Gally segera masuk ke ruang bawah tanah.

"Ayo Sophie, cepat masuk," ajak Rendy. Ia memegang lengan Sophie.

Plakk!!

"Jangan pegang-pegang!" Sophie menampar muka Rendy saat lengannya dipegang.

Rendy malah seperti senang. Ia mendekatkan mukanya ke wajah Sophie. "Boleh tampar lagi?"

Plakk ..., plakk. dua tamparan bersarang lagi.

"Apa yang kalian lakukan? Sophie cepat masuk! Dan Ren! Jangan menggoda di saat seperti ini!" ucapku berlagak bijak. Namun, memang ini bukanlah waktu yang tepat untuk bercanda, ini masalah serius yang harus segera berlalu.

Setelah mereka berdua masuk, aku dan Rendy menuju gudang, melihat apa yang dilakukan Grem dan teman-temannya. Mereka mengobrak-abrik gudang, semua isinya dikeluarkan.

Aku dan Rendy berdiri bersampingan dan tepat di depan kami, barang-barang bekas dari gudang itu berserakan.

"Kalian! Mau mencari orang atau kecoak, hah!?" Rendy berteriak. Mengejek.

OutbreaK (Wattys Winner 2018)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang