✓ BAB 29 - Goodbye

2.2K 248 24
                                    

Rendy berteriak kesakitan, sembilan atau sepuluh makhluk menggigitnya, yang lainnya telah dibunuh oleh yang lainnya. Sial! aku tak bisa melakukan apapun, aku tertindih tubuh Rendy yang terus tergigit.

Tembakan terus dilancarkan, bahkan Sophie dan Resha telah keluar dari dalam Apotek, terlihat mereka juga menggunakan pistolnya. Berusaha menghabisi para makhluk sialan.

Kini, makhluk penggigit yang menyerangku dan Rendy-pun telah dihabisi, aku bisa bangkit dari sini, hanya satu gigitan yang kuterima.

Rendy terus meringis, luka di lengan dan kakinya terlalu banyak. Serta terus mengalirkan darah segar.

Aku berusaha membangunkan Rendy dengan yang lain, kami membawanya masuk ke dalam mobil.

Sophie dan Resha akhirnya mengetahui apa yang sedang terjadi, mereka terkejut dan terlihat kesedihan pada mukanya, terutama Sophie.

"Ren?" ucap Sophie yang langsung memeluk Rendy. Kini terlihat jelas kesedihan yang menyelimuti Sophie, ia melepaskan pelukannya dan memaki kami, "Kenapa dengan kalian!? kenapa tak menyelamatkannyan, huh!? gunakan senjata kalian! buat apa kalian memegangnya!?"

"Maaf, kalau bu--" ucapanku langsung dipotong oleh perkataan Darius.

"Ini salahku, aku yang selalu menyuruh agar tak menggunakan senjata," ucap Darius yang terlihat penuh penyesalan.

"Kalian semua salah! lebih baik bantu aku membawa Rendy masuk ke dalam mobil, dan cepat bawa kami pergi dari sini, cepat Darius!" seru lagi Sophie yang masih memegangi Rendy.

Kami langsung membawa Rendy masuk ke dalam mobil box, dengan Darius yang menyetir dan Alam yang berada di sampingnya. Mobil ini langsung melesat entah ke mana, tapi sebelumnya ada beberapa benturan yang menabrak mobil ini, pasti mereka semakin banyak yang berdatangan. Namun, kurasa mobil ini lebih cepat dari lari mereka.

Selama perjalanan, Rendy semakin kencang berteriak dan mengerang kesakitan. Entah, apa hanya aku yang kebal? tapi kenapa Rendy mengalami efek yang berlebihan jika kebal? apa karena terlalu banyak luka gigitannya?

Aku juga merasakan lelah kali ini, ditambah aku juga tergigit tadi, walaupun hanya satu luka, tetapi ini terasa perih, dan luka sebelumnya juga belumlah sembuh.

Lagi dan lagi, mobil ini menabrak atau tertabrak makhluk sialan, wajar saja, mobil ini melaju cukup cepat.

Setelah beberapa lama, mobil ini berhenti dan seseorang membuka pintu belakang mobil ini, terlihat itu adalah Alam.

Langsung, Rendy kupapah bersama Sophie untuk keluar dari mobil ini. Kami telah sampai di depan rumah yang pernah Ari dan Johan tinggali.

"Tunggu sebentar," ucap Ari yang langsung melompati pagar. Dia dengan mudahnya melakukan itu. Kuketahui Ari pernah ikut dengan komunitas Parkour, yah walau dulu tak selincah ini.

Tidak lama, pagar rumah ini terbuka. Rendy kami bawa masuk dan membaringkannya di lantai, hanya ini yang bisa kami lakukan. Karena tak ada ranjang atau kasur di sini.

Awalnya, Resha mau merawatku terlebih dulu. Namun, kusuruh ia merawat Rendy terlebih dulu. Bagaimanapun dia yang lebih parah.

Sophie dan Resha membersihkan luka Rendy perlahan.

Namun, dalam keadaannya sekarang, tiba-tiba Rendy berteriak, "Bunuh aku!"

Sophie semakin menangis terisak-isak, "Apa yang kamu katakan Ren? kamu pasti sembuh, aku yakin itu."

"Tolong, bunuh aku!" seru Rendy yang terlihat menahan rasa sakit. Entah seperti apa rasanya itu.

Alam, Ari, dan Darius berdiam diri sama sepertiku, kami tak tahu apa yang akan kami lakukan, wajah penyesalanpun terlihat pada mereka. Terutama pada diriku sendiri.

OutbreaK (Wattys Winner 2018)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang