Bab 32

8 3 0
                                    


Telah hampir setengah tahun lamanya sejak Bara ditinggal sendiri di Jerman. Namun, Bara masih saja merasa bila mereka bertiga masih serumah dengannya. Setiap kali ia berjalan sendiri pulang dari kampusnya menuju apartemen tempatnya tinggal, hati Bara terasa galau.
Bulan Oktober di Jerman masuk ke musim gugur, daun berguguran di sepanjang jalan yang ia lalui sepanjang jalan Morsestrabe meski terlihat sangat cantic, namun sukses membuatnya galau. Dipandanginya pepohonan yang tampak seperti lampu merah, daunnya yang rontok menutupi jalanan sebetulnya sangat indah, namun bila guguran daun ini dibiarkan saja, nanti bila nbila salju turun tiba-tiba, tumpukan daun ini akan mengganggu pertumbuhan batang pohon di bawahnya.
Bara yang  tinggal di Das ApartementHaus GmbH 7 Co.KG, meski menurutnya dan bagi sebagian teman barunya tempat itu termasuk mewah karena memiliki fasilitas yang lengkap untuk ukuran sebuah apartemen , namun tetap saja tidak  membuat Bara nyaman dan mudah betah.
Hubungan LDR Bara dan Ara hingga saat ini pun masih berjalan dengan baik, namun tetap saja Bara ingin segera bertemu Ara hanya untuk menatap langsung mata gadis itu. Berutung bagi mereka, jaman telah banyak berubah, kemajuan tekhnologi sangat mpengaruh alergi yang terjadi pada tubuhnya. embantu hubungan jarak jauh mereka.
Meski begitu, Bara bersyukur, Arakini berubah menjadi seorang gadis yang sangat pengertian, ia tidak mempermasalahkan bila terkadang mereka terlupa akan janji untuk saling menghubungi karena kesibukan mereka masing-masing. Terlebih lagi kini, ia telah mulai mempersiapkan menjalani pengobatan dengan didahului oleh serangkaian test guna mengetahui keadaan tubuhnya dan sebera besar
Musim gugur di Jerman, di mana dedaunan ronyok, udara semakin dingin, angin yang bertiup pun kian kencang, bisa sampai 170 Km/jam. Pada bulan ini orang Jerman menyebut sebagai “der Goldene Oktober”, bulan di mana cuaca menunjukkan kehangatan yang didambakan oleh penduduk Jerman karena biasanya meski baru musim gugur, tapi udara bahkan bisa hingga 10 ‘C
Selama mengikuti kuliah, Bara mampu menjadi yang terbaik di setiap mata kuliah. Ia tidak ingin mengecewakan kedua orang tuanya dan mempermalukan adik semata wayang yang kini telah ia rindukan
“Assalamu’alaikum…”
“Wa’alaikum salam…” Sahut Mama mampu membuat rasa rindu bara pada mereka semua yang di Jakarta semakin berat.
“Sehat Kak?” tanya Mamanya, meski itu bagai pertanyaan wajib, namun bagi Bara tidak mengganggu bahkan merindukan pertanyaan yang selalu bergantian di tanyakan oleh seluruh anggota keluarnya.
“Alhamdulillah Ma, Sehat, keluarga di Jakarta juga sehatkan?” bara membalikkan pertanyaan itu pada Bundanya.
“Alhamdulillah sehat kok Kak. Hari ini sarapan apa kak?” lanjut mama bertanya.
“Tadi sarapan Kalt Essen, Alhamdulillah lumayan kenyang.
“Makanan apa itu?” terdengar suara Mama yang ingin tahu.
“Kalt Essen itu adalah makanan ready to eat kayak sosis, salami dan makanan daging dingin lainnya. Lumayan enak kok maa, ya namanya baru belajar lidah awalnya tidak mau nerima. Tapi kalau adanya hanya itu dan makanan itu lebih murah, kenapa enggak?” jawab Bara sambil tersenyum menenangkan.
“Wah yang sudah jadi orang Alemania,” goda Ratih tiba-tiba muncul di acara video call sore itu.
Bara tersenyum melihat adiknya yang sangat suka menggodanya, hatinya terasa hangat hanya  dengan melihat bunda dan adik semata wayangnya tersenyum melihatnya.
“Kak Bara baik-baik saja di sini ya, semoga akhir tahun kita bisa ketemu…” kata Ratih penuh harap sambil melirik ke arah mama.
“Iya, besok akhir tahun insya allah kita ke sini…”mama memberikan anggukan pada Ratih yang mendekapnya erat.
Bara melihat kemanjaan yang terpancar dari adiknya terlihat iri. Mama yang melihat wajah Bara hapal akan apa yang dirasakan buah hatinya itu. Ia pun tersenyum menyadari anaknya Bara iri melihat adiknya yang masih bisa bermanja-manja.
“Bagaimana dengan Ara? Apakah kalian baik-baik saja Nak?” tanya mama lagi.
“Iya ma, kami baik-baik saja. Dia sebentar lagi lulus dan nanti sewaktu aku akan menjalani operasi dia akan ikut ke Jerman. Mudah-mudahan setelah ia menyelesaikan urusannya di kampus.”
“Apa Ara suka mengunjungi kamu dek?” tanya bara beralih pada adiknya yang terlihat sangat menyukai calon kaka iparnya itu.
“Iya dong, calon menantu yang baik tuh Kak Ara. Meski sibuk, setiap malam minggu selalu kerumah kita, Jadi kita seperti masih ada kak Bara aja, berempat.” Goda Ratih.
“Yah, bereati kalian gak kangen aku ya?” keluh Bara dengan suara dibuat sesedih mungkin.
“Nggak lah kan sudah ada gantinya kak ARa,” goda Ratih sambil terkikik geli terus menggoda kakanya.
“Awas ya kalau besok ketemu aku jitak kamu,” ancam Bara.
“semoga kaka sudah lupa akan niat itu ketika bertemu aku besok,” ejek Ratih membuat Bara sedikit jengkel.
“Kalian ini kok jadi kayk tom and Jerry. Sudah, di Indo sudah malam nih, Mam lelah mau istirahat dulu. Selamat malam ya anak mama yang ganteng. Hati-hati sayang..” ucap mama sambil meniupkan ciumnan jarak jauh pada Bara.
“daaa…kak. Met malam…” pamit Ratih.
***
Hari  ini adalah hari kesekian kalinya bagi Bara untuk melaksanakan serangkaian tes. Menurut sang professor, ia sangat menginkan hasil yang sempurna bagi setiap penelitiannya. Bara teringat ketika ia pertama kali bertemu dengan sang professor. Sang professor mengatakan Neurogenomik dapat ‘meretas’ biologi kita dengan beberapa cara, seperti: pertama dengan menurunkan resiko terkena penyakit yang diturunkan secara genetic. Kedua ialah dengan membantu mencapai perubahan fisik, mental, atau emosional, seperti menurunkan berat bahkan hingga gejala depresi. Ketiga atau yang terakir, dengan biohacking membantu mengoptimalkan fungsi tubuh seperti tekanan darah dan bakteri usus.
Setelah menyelesaikan serangkaian penelitian yang diperlukan untuk mendukung rencana terapi secara biohacking, akhinya professor memutuskan untuk melakukan pemasangan implant pada tubuh Bara. Grinder adalah subkultur biohacker yang berfokus  pada teknologi penanaman atau memasukkan bahan kimia ke dalam tubuh mereka. Walaupun terkesan ekstrim dadn kontroversila, biohacking sebenernya cukup dihargai di dunia pengetahuan.
Akhirnya setelah merasa yakin atas hasil segala test dan telah ditentukan kapan pelaksanaan operasi dilaksanakan, Bara segera menghubungi Ara kekasihnya.
“Assalamu’alaikum…”
“Wa’alaikumsalam…gimana kabarnya kamu sayang?”
“Alhamdulillah baik semua, maaf kalau ganggu malam-malam,” kata Bara. “Tadi akhirnya professor sudah mencapai kesimpulan bahwa aku akan dilakukan operasi pemasangan biohacking sekitar dua bulan lagi. Apakah kamu bisa datang?” tanya Bara penuh harap.
Hening segera menyelimuti pembicaraan mereka. Ara tidak segera menjawab pertanyaan bara. Lamunannya akan menemani Bara membuatnya terlena, rindu dihatinya yang begitu dalam membuatnya bagai besi dengan kerak yang sangat sulit di hilangkan. Tanpa sadar Ara pun mennagis.
“Duh kok malah nangis sayang?” tanya Bara kaget. Ia begitu ketakutan bila terjadi sesuatu pada Ara.
“Ra…”

Kekasih yang Tak TersentuhOù les histoires vivent. Découvrez maintenant